Bab 1

9 6 0
                                    

Tisha, anak kecil yang berusia tujuh tahun itu sedang memandangi dirinya sendiri di cermin kamarnya.

"Non Tisha sudah siap?"

Mendengar perkataan itu Tisha langsung sadar dari lamunannya dan segera mengambil tas yang ada di atas kasurnya dan menemui Mpok Emi

"Sudah Mpok"

Mpok Emi ini art di mansion nya dan sekaligus orang yang mengasuh dia sedari kecil.

Mpok Emi tersenyum menyambut uluran tangan nona kecilnya ini.

"Non Tisha kok semakin hari semakin cantik sih"

Tisha gadis kecil itu hanya tertawa kecil mendengarnya.

"Mpok papa dan kakak kakak Tisha sudah berangkat?"

"Belum non"

Mpok Emi merasa benar benar kasihan dengan anak majikannya yang satu ini dia tau bagaimana mereka sering mengabaikan anak kecil yang sedang butuh banyak kasih sayang ini. Gadis kecil yang malang.

Sesampainya di ruang makan Tisha bisa melihat papa beserta kedua kakak laki laki nya sedang makan.

Sampai di meja makan Tisha menunduk tidak berani melihat ketiganya. Dia benar benar takut tatapan dari ketiganya, dia benar benar tidak nyaman.

"Non Tisha mau makan apa?"

"Nasi goreng aja"

Tisha memakan sarapannya dengan diam dia menunduk takut, dia meremas remas roknya, dia gugup.

Bunyi kursi yang bergeser nyaring membuatnya mau tak mau menatap orang yang di depannya tak sengaja mata mereka bertemu. Dia Lio kakak pertama Tisha

"Aku selesai"

Tisha langsung menunduk dan memakan sarapannya kembali. Kenapa kedua kakaknya dan papanya sangat mengerikan Tisha takut. mereka seperti monster.

"Aku juga"

Tanpa melihat pun Tisha tau Daniel kakak keduanya sedang menatapnya dia bisa merasakannya!. Tisha akhirnya sedikit bernapas lega saat kedua orang itu pergi.

Tak lama kursi yang lain bergesar tanpa kata sepatahpun papanya pergi dari ruang makan.

Lagi, dia di tinggalkan seorang diri.

©©©

Tisha telah sampai disekolahnya, SD Pramana. Sekolah ini milik keluarganya.

"Non ati ati ya, ini bekal nona Tisha dari Mpok Emi nanti dimakan. Bapak pergi dulu nanti bapak bakal jemput non"

Tisha hanya mengangguk, pak Ujang dia adalah sopir pribadi Tisha.

Tisha melangkah masuk dia mengedarkan pandangannya dia bisa melihat banyak anak murid yang seumurannya sedang bermain kejar kejaran.

Dia iri melihat itu dia pengen ikut. Tapi kenapa orang menjauhinya orang orang menganggap dia aneh dan gila.

bugh

Tisha terjatuh saat anak kecil yang sedang kejar kejaran tadi tidak sengaja menyenggolnya.

"Ck, kamu itu bisa gak, gak usah berdiri di tengah jalan kayak gini?!"

Tisha hanya diam saja, dia berdiri dia melihat lututnya terluka karna tidak sengaja kegores di aspal.

"Bukan aku yang salah, kamu yang salah, seharusnya kamu kalo lari lari itu hati hati"

"Kamu nyalahin aku?"

Tidak terima di salahkan anak kecil tadi menarik rambut Tisha

"Eh eh eh ada apa ini"

Seorang guru datang saat mendengar keributan.

"Starla lepaskan"

Guru tersebut mencoba melepaskan tangan starla dari rambut Tisha. Tisha meringis ini sangat sakit.

"Semuanya bubar bubar"

"Starla masuk ke kelas dan kamu Tisha ikut ibu kita obati luka kamu"

Tisha berjalan cepat membuntuti ibu gurunya ini ke UKS dia tidak mau bertemu lagi dengan starla anak kecil yang sering menganggu nya.

©©©

Bunyi knalpot motor saling bersahutan. Membuat mereka menjadi pusat perhatian.

Mereka berhenti di parkiran motor SMA Pramana, SMA elit yang ada di Jakarta.

Lio dan Daniel siapa yang tidak mengenal mereka  anak dari salah satu keluarga konglomerat.

Tampan, kaya raya, bahkan banyak dari para gadis rela melemparkan tubuh mereka hanya untuk berkencan. Tapi sayang seribu sayang  Daniel dan Lio tidak pernah tertarik dengan itu dan mereka anti dengan pelacur.

"Woi bro baru Dateng Lo"

Itu Alex teman akrab satu satu nya Lio dia wakil ketua OSIS di SMA ini.

Melihat Lio dan Alex berjalan menjauh dari parkiran. Daniel ikut pergi ke kelasnya.

Kelas mereka berbeda, tentu saja. Lio sudah kelas 12 sedangkan Daniel dia baru masuk yang berarti dia masih kelas 10.

Saat memasuki kelas dia bisa melihat teman temannya sedang bercanda gurau. Dia mendekat dan duduk di bangku yang memang bangkunya di pojok kiri belakang.

Tidak lama dia duduk. Datanglah temannya yang menurut Daniel dia sedikit tidak waras. Samuel

Daniel geleng geleng kepala tidak mengerti melihat Samuel yang datang ke arah mereka dengan napas ngos ngos dan seperti dikejar hantu.

"WOII broo kalian harus denger gue punya berita ter hot hot banget"

Mereka hanya mendengus malas pasti tentang pacarnya atau tentang dia yang lupa memakai semvak. Samuel ini benar benar tingkat lupa sudah di tingkat teratas dan memiliki ke anehan yang unik suka lupa memakai semvak.

"Apaan"

Jawab Andra benar benar malas meladeni orang gila satu ini

"Kalian tau gak"

"KAGAKKK"

Jawab mereka serempak. Samuel hanya berdecak kesal.

"Makanya dengerin dulu"

"Si Arga sama temen temennya menemukan anak kecil di dalam hutan"

"Menurut hasil dan analisis yang gue dapat anak kecil itu bertingkah laku kayak monyet. Karna dia dari kecil di asuh dengan monyet."

Ucap Bima menggebu gebu

"Hahh"

Mereka tidak tau harus bicara apa.

"Lo tau dari mana?" Tanya Rizky

"Sepupu gue si Bima"

"Gue gak bisa bayangin gimana iblis itu bakal jadi ayah yang baik"

"Terus yaa....."

Mereka akhirnya asik menggibah. Sedangkan Daniel tertegun mendengar itu. Saat Samuel bilang anak kecil fokusnya langsung tertuju dengan Tisha adik kecilnya.

Dia tidak dekat dengan adiknya, egonya terlalu tinggi untuk berbicara bahkan menanyakan kabar adiknya, bagaimana harinya. Apa lagi saat melihat Tisha yang takut dengannya.

Dia tidak tau bagaimana memulai dia terlalu kaku.

***


Selesaii

Jangan lupa tekan bintang di pojok kiri bawah!!

Sampai jumpa di part selanjutnya

See you...

Mom GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang