Bab 2

8 4 0
                                    


Sebelum membaca jika tidak keberatan tekan bintang di pojok kiri bawah.

Happy reading

***
Tisha, anak kecil itu sedang berada di pos satpam menunggu jemputan.

Anak kecil itu mengayun ngayunkan kaki nya bosan. Dia lumayan lama menunggu bahkan anak anak kebanyakan sudah pulang hanya tersisa beberapa siswa yang juga menunggu jemputan sama seperti dia.

Saat mengedarkan pandangan nya dia tidak sengaja bertemu dengan arwah laki laki yang juga sedang menatapnya. Tisha kaget muka arwah itu penuh dengan darah dan tangannya buntung.

Dia terdiam dengan wajah yang memucat.

"Neng Tisha tidak apa apa?"

Pak satpam bertanya dengan nada khawatir pasalnya Tisha sedari tadi diam dengan muka pucat menghadap pohon yang ada di samping parkiran sekolah.

Tidak mendapat jawaban pak satpam itu menggoyang kan tubuh Tisha pelan.

"Neng Tisha tidak apa apa? Itu kayaknya mobil jemputan neng Tisha udah datang"

Tisha tersadar dan bergegas pergi dari sana dia tidak ingin melihat arwah remaja lelaki itu.

Pak Ujang supir pribadi itu menatap khawatir Tisha saat melihat Tisha berjalan pincang.

"Non pelan pelan aja. Kakinya kenapa atuh"

"Tadi gak sengaja jatuh pak"

"Sudah di obati?"

Tisha hanya mengangguk dan segera naik kedalam mobil. Saat di dalam mobil dia ingin melihat arwah yang dia temui tadi tapi ternyata arwah itu sudah hilang. Tepat dia noleh ke depan di samping kursi pengemudi ternyata arwah yang tadi berada di sana dengan tersenyum lebar menatapnya.

Sontak membuat Tisha menahan napas dia ingin teriak tapi dia tidak mau membuat pak Ujang khawatir. Kalaupun nanti dia bercerita dia takut pak ujang tidak akan percaya dan menganggap dia gila.

Tisha hanya bisa memejamkan matanya lantaran dia sangat takut. Apalagi saat dia melihat senyum dari arwah tadi. Mulut arwah tadi robek.

"Non Tisha, non, non Tisha, kita sudah sampai non"

Tisha membuka matanya dan buru buru masuk kedalam rumah sampai melupakan bahwa lututnya sedang luka.

Pak Ujang menatap nona nya itu khawatir dia bingung kenapa nona nya seperti sedang ketakutan.

"Kok saya jadi merinding ya"

***

"Daniel, gimana masalah kemaren? Apa kita akan balas dendam?"

Daniel menatap lawan bicaranya.

"Tentu. Dia udah buat kita kehilangan satu anggota kita"

Mendengar jawaban Daniel sontak membuat amarahnya semakin menggebu gebu. Dia memandang kosong di depannya dengan tangan terkepal kuat.

"Kapan?"

"Setelah semua anggota kita terkumpul karna Sebagian masih dalam tahap penyembuhan"

Mom GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang