Chapter - 2

59 26 5
                                    

"Abis ini kalian pada mau kemana?" Radit membereskan buku-bukunya yang berserakan diatas mejanya.

Kelas sudah sepi dari 10 menit yang lalu, mereka bertiga sudah biasa keluar kelas paling akhir supaya tidak desak-desakan dengan murid lainnya.

"Gua sama Gania mau ke Rouge Caffe, mau ikut gak?" Tawar Meysa.

Radit menggeleng, "Enggak, Gak mau gue nontonin orang yang lagi memadu kasih," ujar Radit dengan nada mengejek.

"Lo upahin apa si Gania?" Tanya Radit sambil menatap Gania yang dari tadi sudah berdiri disamping Meysa sambil merangkul lengannya.

"Biasa, dua cup ice cream." Jawab Meysa dengan senyum sumringahnya.

Mendengar kata es krim, Gania langsung memasang wajah yang tidak kalah sumringah dari Meysa.

"Gua mana bisa nolak kalo imbalannya kaya gini," ujar Gania.

Radit memutar bola matanya, dari dulu sampai sekarang sahabatnya ini masih menjadi pencinta es krim. Tidak salah kalau Meysa memanfaatkan keadaan ini. Gania disogok es krim abang-abang yang seribuan juga nurut saja.

Mereka bertiga keluar kelas menyusuri koridor yang sudah sepi menuju ke parkiran yang letaknya ada di samping sekolah.

Di parkiran Radit langsung menaiki motornya, "Gua duluan," Pamitnya. Sambil melajukan motornya keluar area parkir.

Gania dan Meysa membalas dengan anggukan kepala.

🎐🎐🎐

Suasana Rouge Caffe siang ini tidak begitu ramai, hanya ada beberapa pengunjung yang sepertinya adalah pekerja kantoran dekat caffe yang sedang menikmati jam makan siangnya. Tetapi, ada juga beberapa yang masih berkutat dengan pekerjaannya.

Netra Gania melihat sekeliling caffe yang di dominasi berwarna merah, sampai pada sudut caffe Gania melihat 2 cowok dengan seragam yang dia kenakan sedang asik menyesap kopi dan sesekali mengobrol.

Gania mencolek lengan Meysa dengan pandangan yang masih tertuju pada 2 cowok di sudut ruangan, "Sya, Kanaka sama Yasa disini juga." Rupanya Gania dan Meysa mengenal 2 sosok cowok itu.

Meysa langsung mengalihkan pandangannya kearah sudut caffe, bibirnya membentuk lengkungan tipis yang manis. Tanpa pikir panjang, tangan langsung menarik tangan Gania. Meysa melangkahkan kakinya ke ujung ruangan sambil terus menarik tangan Gania.

Gania yang merasa tangannya ditarik hanya bisa pasrah saja.

Meysa mendaratkan kakinya tepat didepan meja yang diduduki oleh 2 cowok itu, "Hai." Sapanya sambil tersenyum manis.

Ice Cream Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang