Chapter - 1

154 62 356
                                    

Mata Gania berbinar saat Meysa menyodorkan satu mangkuk es krim stroberi dihadapannya. "Ini apa Mey?" tanya Gania polos. Gania tahu itu es krim favoritnya. Tapi yang jadi pertanyaan Gania adalah maksud sahabatnya yang tiba-tiba memberikan dia semangkuk es krim.

"Itu eskrim kesukaan lo, Gan." sahut Meysa.

"Gua tau ini eskrim, Sya. Tapi apa maksud lo, gak ada angin gak ada badai lo kasih gue eskrim. gak biasanya, gak mungkin lo ngeluarin duit lo yang berharga itu secara cuma-cuma," jelas Gania panjang lebar, cewek dengan rambut lurus itu tahu benar sahabatnya agak sedikit sensitif kalau menyangkut urusan dunia per-duitan.

Meysa tersenyum penuh makna, tanpa aba-aba dia menarik tangan Gania hingga badannya sedikit bergerak maju, "Jadi, gua mau minta tolong," Gania menatap curiga, sudah dia duga eskrim ini adalah sogokan.

"Tolong apa?" tanya Gania dengan raut wajah datarnya.

"Temenin gua ya, hari ini gua mau ketemu gebetan baru," Meysa mengeluarkan jurus andalannya, yaitu muka memelas.

"Ini udah ke yang tujuh kali, Sya." ujar Gania. kelakuan sahabatnya memang agak lain. kalau biasanya cowok yang tukang main cewek, nah ini kebalikannya. minggu ini sudah 6 kali Gania menemani Meysa bertemu gebetannya yang selalu baru itu. Ini semua Gania lakukan demi es krim yang di janjikan Meysa sebagai imbalannya.

"Ini terakhir deh, diminggu ini." putus Meysa.

"iya deh," Gania pasrah.

Imbalannya terlalu menggiurkan untuk Gania lewatkan, 2 mangkuk eskrim rasa stroberi dan taro. Kadang Gania tuh bingung, kok bisa ada orang yang gak suka sama rasa taro? padahal itu enak banget.

Merasa puas dengan jawaban dari sahabatnya Meysa langsung memeluk Gania dengan erat, "Makasih sayangku," Meysa mencium pipi Gania, mereka lupa kalo mereka tidak sendiri dikelas. seluruh mata tertuju kepada mereka yang masih betah dalam posisi pelukan ala telletubis-nya.

Meysa perlahan melepas pelukannya dengan diiringi senyumnya yang menujukan barisan gigi putihnya. "Sorry, kelepasan."

Mereka kembali ke tempat duduknya masing-masing karna bel masuk sudah berbunyi. jam pelajaran 3 diisi dengan mata pelajaran matematika, mata Gania sudah tidak kuat lagi menahan kantuk yang melanda disela-sela penjelasan materi yang sama sekali gak Gania mengerti.

Gania mengangkat tangan kanannya seraya tangan kirinya mengucek-ngucek matanya.

" Bu, saya izin ke kamar mandi ya?" Pinta Gania.

Bu Sella yang sedang menulis contoh soal di papan tulis menghentikan kegiatannya dan menoleh ke sumber suara tersebut, "Silahkan, cepat balik ke kelas," pesannya sebelum Gania benar-benar keluar dari kelas.

Ice Cream Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang