Chapter 4

246 40 6
                                    

Di apartemen Jaehan + Hwichan

"Jae, sebentar lagi aku akan berhasil menemukan penjahat yang telah menabrakmu. Polisi sudah meneliti CCTV di TKP dan beberapa kejelasan sudah didapat. Sekarang pihak kepolisian sedang mengerahkan tim ahli untuk mencari tahu mobil yang menabrakmu itu Jae," Hwichan duduk di sofá apartemen sederhana yang telah bertahun-tahun mereka huni bersama.

Lelaki yang diajak bicara hanya mendengarkan dengan baik perkataan sahabatnya tanpa memberikan tanggapan. Dulu, dia memang sangat bersemangat ketika diajak membicarakan perkembangan kasus tabrak lari yang dialaminya karena pria yang tidak bisa melihat ini berpikir bahwa mencari pelakunya adalah hal yang tepat. Tetapi, jujur saja akhir-akhir ini ia sempat melupakan kenyataan bahwa ia tidak bisa melihat karena kecelakaan. Semuanya karena seorang Shin Yechan.

Orang yang baru dikenalnya belum lama ini bisa membuatnya melamun berjam-jam dan bahkan tersenyum sendiri. Sudah beberapa kali Hwichan menegur pria berambut hitam itu karena ia tidak mendengarkan perkataannya mengenai perilaku aneh direktur di tempat kerjanya yang baru. Dan sepertinya hal itu terulang lagi sekarang.

"Jae, aigoo apakah kau tidak mendengarkan perkataanku lagi?" Hwichan memanyunkan bibirnya walaupun ia tahu bahwa Jaehan tidak akan bisa melihatnya, seberapa jelekpun ia membuat ekspresi di wajahnya, tapi tetap saja Hwichan memonyongkan bibirnya. "Kim Jaehan, helllooooo?" karena kesal tidak mendapat tanggapan, akhirnya Hwichan memilih untuk mengguncang tubuh Jaehan.

Kriing kriiing

Jaehan yang tadinya membengong sempurna langsung saja merogoh handphone yang berada di saku celananya. Aish, Hwichan hanya bisa makin manyun ketika diketahui bahwa sahabatnya itu bisa terlepas dari lamunan berkat teleponnya yang berdering dan bukannya karena guncangan keras yang dilancarkan olehnya.

"Yoboseyo," Jaehan menyapa sang penelepon.

Hwichan otomatis mendekat ketika didengar olehnya suara Jaehan berubah menjadi manis dan sedikit mengandung unsur malu membuatnya penasaran siapa yang sebenarnya sedang berbicara dengan sahabatnya itu. Tidak mungkin kan dokter Sebin yang menelepon Jaehan, karena walaupun mereka berdua dekat tapi belum pernah pria yang berprofesi sebagai pengacara ini mendapati sahabatnya berbicara demikian padanya.

"Oh, Yechan-ah. Waegurae?" Hwichan makin mendekatkan telinganya ke sisi telepon Jaehan yang satunya dan dia melewatkan nama yang terselip dari bibir Jaehan. Beruntunglah Jaehan tidak bisa melihat, karena kalau Jaehan yang dulu tentu saja ia sudah memukul kepala Hwichan dengan benda terdekat yang ada di jangkauannya. Huh, betapa galaknya ia ketika tahu ada orang yang menguping pembicaraannya.

"Mwo? Makan malam? Ah, bersama Dr. Jang? Baiklah," Hwichan mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar tiap kata yang diucapkan pria buta di sampingnya itu. "Hm, kalau begitu bolehkan aku mengajak seorang teman? Benarkah? Baiklah aku akan datang bersama sahabatku kalau begitu," Hwichan yang masih sibuk mencermati pembicaraan sahabatnya langsung melotot ketika mendengar namanya disebut. Sambil menunjukkan jari telunjuknya pada dadanya dia mengucapkan,"Mwo? Aku? Apa Jaehan sudah gila?" tanpa menimbulkan suara tentu saja. Setelah Jaehan menutup teleponnya, dia membalikkan tubuhnya ke sisi di mana Hwichan masih duduk termangu seakan tidak mempercayai apa yang barusan didengarnya.

"Yah, kau sudah selesai menguping?" Jaehan meraba apapun yang ada di depannya berusaha mencari keberadaan Hwichan.

"What? Aigoo Jae, bagaimana kau bisa tahu?" ujar Hwichan sambil menggaruk-garuk tengkuknya.

"Lee Hwichan, aku sudah mengenalmu lebih dari dua puluh tahun. Sudah alamiah kalau aku mengetahui sifatmu yang suka menguping itu," sambil manyun tidak setuju terhadap perkataan Jaehan yang mengatainya suka menguping Hwichan kemudian berkata,"Yah, aku bukannya suka menguping. Aku hanya ingin tahu siapa yang berbicara denganmu. Apa itu salah? Lagian siapa si yang bicara denganmu? Kenapa kau membawa-bawa namaku Jae?"

Gimme The Light (Yechan X Jaehan From Omega X) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang