ALWAYS | harukyu [END]

ketemu.. [harukyu] #1

"Ini kuncinya"
"Makasih mbak"

Haruto pun berjalan menuju ruang apartemen nya, namun ia bingung, mengapa semua orang itu melihatnya dengan tatapan aneh?

"Ihh kamar berhantu"

"Iya ya itu kan ada penunggunya"

"Ga takut ya tu cowo?"

"Ganteng juga, pengen pacarin deh"

Haruto mendengar sekilas pembicaraan mereka.

Dia pun sampai di apartemen nya.

"Akhirnya sampe juga, bodoamat dah tu orang orang mau ngomong berhantu kek, gw kan pemberani"

Haruto memutuskan untuk mandi dulu, soalnya dia belum mandi sore daritadi.

Pang!!

Saat Haruto mandi, ternyata ada shampoo yang jatuh dari rak.

"Kok bisa jatoh si anjir" Haruto merinding, sedikit.

Haruto menaruh kembali shampoo nya ke tempat semula.

Skip.

Haruto sudah selesai mandi, ia memakai bajunya lalu..

Prang!!

Karena suaranya berasal dari dapur, Haruto yang mendengar itu berjalan ke dapur.

"Ohh panci jatoh? Ihh njrit kok gw merinding sih, mana lo hantu keluar!" katanya serius.

Kemudian ada bayangan samar samar  dibelakangnya, tapi Haruto tidak sadar.

"Halo.."
Ada yang memanggilnya dari belakang.. (?)

Haruto pikir itu hanya halusinasinya, jadi dia ingin memukul yang ada dibelakangnya.

Haruto berbalik badan sambil mengarahkan pancinya ke bayangan itu.

Haruto baru mau mukul bayangannya....tapi gajadi deh wakakak.

"HEI! eh? Siapa lo?" tanya Haruto.

"Hehehe Halo, nama aku Junkyu" katanya sambil tersenyum manis.

"𝘞𝘦𝘩 𝘬𝘰𝘬 𝘮𝘢𝘯𝘪𝘴 𝘣𝘦𝘨𝘦𝘵𝘦? 𝘌𝘩 𝘴𝘢𝘥𝘢𝘳 𝘵𝘰 𝘥𝘪𝘢 𝘱𝘢𝘴𝘵𝘪 𝘩𝘢𝘯𝘵𝘶"
Batin Haruto.

Haruto bertanya lagi "Ngapain lo disini?"

"Aku pikir aku ga akan punya temen, ternyata ada yang mau jadi te-"

"Paansi gw gamau jadi temen hantu ya!" potong Haruto.

Junkyu menunduk sedih "ohh gitu ya?.. Yaudah aku bakal gangguin kamu selamanya!"

Junkyu mengangkat panci Haruto tanpa memegangnya lalu panci itu terjatuh tepat diatas kepala Haruto.

"𝘓𝘢𝘩 𝘬𝘰𝘬 𝘣𝘪𝘴𝘢" Batin Hatuto bingung.

Junkyu tersenyum bangga "Kamu bisa ga mukul aku?" tanya Junkyu rada nantangin.

Haruto pun mengambil pancinya dan mulai memukul kepala Junkyu seperti Junkyu memukulnya tadi, namun pancinya menembus begitu saja.

𝗧𝗼 𝗯𝗲 𝗖𝗼𝗻𝘁𝗶𝗻𝘂𝗲