portal

2 1 0
                                    

  Beberapa hari setelah penyerangan tersebut Scordion berlatih agak iya bisa membangkitkan kekuatannya. Segala cara ia lakukan mulai dari mendaki gunung berapi yang sangat pandai hingga melatih cakranya dengan cara menenggelamkan diri ke lautan setiap harinya. Dan kini Scordion sudah tau cara mengeluarkan kekuatannya, tetapi dia itu belum cukup kuat untuk melawan iblis jahat itu.

Beberapa tahun kemudian
Sekaran aku sudah berusia 15 tahun. Aku masih berlatih agar kekuatan-kekuatanku bisa ku kendalikan. Tetapi saat Aku belum sempat melatih keseluruhan kekuatanku. Aku lagi-lagi di serang oleh pasukan raja iblis jahat tersebut. Tetapi pasukan mereka terlalu banyak. Aku tidak yakin bisa melawan mereka semua berdua. Tapi aku tetap akan berusaha melindungi satomi. Karena sekarang aku sudah lebih kuat.

  "Kita harus menyerang mereka, ayok satomi!" Teriakku sambil berlari ingin  menghampiri pasukan tersebut. Namun, belum sempat aku menghampiri mereka, satomi tiba-tiba menarik tanganku.

  "Tidak! Kita ga sanggup melawan mereka karena kita hanya berdua, dan mereka terlalu banyak. Kita harus mencari bantuan!" Satomi menarik tanganku sambil mengeluarkan sayapnya dan membawaku pergi.

  "Kita mau kemana?"

  "Kita ingin mencari portal agar kita bisa pergi dari sini" jelas satomi.

  "Tapi, dimana portal berada?"

  "Aku juga tidak tau dimana portal itu berada sekarang"
  
Mereka berdua terbang begitu lama, sehingga Scordion terasa mual yang begitu hebat jadi mau tidak mau kita haru memberhentikan perjalanan kita sebentar.

"Maaf satomi, aku tidak kuat berada di atas terlalu lama ugh."ucapku sambil memegangi perutku.

"Yaa aku mengerti, kamu makhluk darat. Mana mungkin kamu tahan berada di ketinggian seperti tadi." Jelas satomi sambil ikut duduk di sampingku.

Aku mengistirahatkan tubuhku. Menyenderkan badanku ke pohon yang ada ada tepat di belakangku. Aku menatap keseluruhan lingkungan ini, aku tidak tau dimana kita berada sekarang. Jangan-jangan kita tersesat, tidak mungkin. Tapi semakin lama aku melihat pemandangan sekitar. Aku melihat sesuatu kilauan di balik pohon-pohon besar di depan sana. Apa itu?? Aku harus mengecek kilauan tersebut. Aku pun berdiri dari dudukku dan pergi berjalan ke arah kilauan tersebut dengan perlahan.

"Scordion, kau ingin pergi kemana?"

"Ikutilah aku, seperti nya aku menemukan portal itu." Menatap Satomi

"Oke, semoga itu benar-benar jalan kita." Satomi berjalan mengikutiku dari belakangku dengan perlahan.

Cukup jauh aku dan Satomi berjalan. Hingga akhirnya aku melihat bentuk asli dari cahaya tersebut. Warna hitam bulat. Tinggi nya melebihi tinggi iblis dewasa dan naga. Dan bersinar terang mengeluarkan cahaya biru di sekitarnya.

"Apakah ini tempatnya?" Aku menoleh ke arah Satomi yang bejalan Di belakangku.

Satomi berlari kecil ke arahku dan terkejut melihat apa yangku temukan. "Woah benar ini adalah portal itu, ayok segera kita masuk ke dalam." Satomi bergegas masuk ke dalam portal itu sambil menarik lenganku agar mempercepat jalanku.

Saat masukke dalam portal, aku berasa seperti melayang. Tubuhku terasa ringan. Setiap pandanganku hanya terlihat warna biru dan hitam saja. Walau begitu aku dan Satomi tetap berjalan kedepan untuk menyelesaikan perjalanan kita di dalam portal ini.

"Apakah portal ini masih panjang? Sepertinya kita hanya berputar disini." Tanyaku sambil melirik ke kanan dan kiri.

"Kita tidak berputar, kita berjalan kedepan sekarang. Sebentar lagi seharusnya kita sampai ke ujung portal." Satomi berjalan kedepan tanpa mengehentikan kaki nya sedetik pun.

"Humm iyaa, aku percaya padamu" aku mempercepat langkahku untuk menyusul Satomi yang sudah berjalan lumayan jauh dariku.

Setelah berjalan untuk beberapa waktu di dalam portal. Akhirnya kita menemukan ujung portal tersebut. Kita pun memasuki ujung portal tersebut tanpa ragu dengan perasaan yang gembira. Mataku silau saat keluar dari portal itu, sehingga aku memejamkan mataku.

"Scordion, lihat dunia ini! Sangat indah!" Ucapnya sambil menepuk pelan pipiku.

"Umm.. apa itu?" Aku membuka mataku perlahan.

Aku terkejut melihat dunia ini yang sangat berbeda dengan duniaku dulu. Disini tampak nyaman, banyak sekali tumbuhan-tumbuhan hijau di sekitar kita, yang membuatku sangat amat nyaman berada di sini. Udara nya sejuk, dan terdapat mata air yang sangat bersih membuatku ingin meminum air itu.

"Apakah kita bisa meminum air itu? Air itu sangat menggoda" aku menunjuk aliran air sungai itu.

"Sepertinya boleh, ayok kita minum. Aku juga sangat haus" satomi berjalan menuju sungai kecil itu.

Kita pun meminum air dari sungai kecil itu. Setelah meminum air sungai tersebut aku berjalan-jalan berkeliling di tempat ini. Aku sangat senang berada disini. Disini udaranya terlihat bersih tanpa polusi. Aku melihat buah berwarna merah kecil. Aku memetiknya satu dan ku makan. Rasanya enak, aku pun memetik lebih banyak buah untukku berikan kepada Satomi.

"Satomi, aku menemukan ini. Kamu harus mencoba nya! Ini enak sekali loh." Aku menyodorkan tanganku yang berisi beberapa buah merah itu kepada Satomi. Dan Satomi langsung mengambil buah-buah itu dan memakannya.

"Umm.. yaa ini sangat manis, terimakasih Scordion." Ucapnya dengan melemparkan senyum manis nya ke arahku.

"Iyaa." Aku tersenyum kembali membalas senyum nya yang indah itu.

Setelah kita beristirahat minum dan makan. Aku dan Satomi melanjutkan perjalanan kita. Kita berjalan dari hutan tersebut hingga menuju ke pemukiman warga yang cukup padat. Orang-orang disini memajang hampir semua buah-buahan dan sayur-sayuran. Aku tidak tau nama buah dan sayur itu, tapi bentuknya sangat mirip dengan sirip naga. Apakah itu telur naga? Aku tertawa kecil dan sedikit mencubit pipiku sendiri. Mana mungkin ada manusia atau iblis yang berhasil mengambil telur naga dari induknya tanpa luka? Mustahil.

Saat sedang berjalan santai dan melihat apa saja yang di jual orang-orang itu, Satomi tiba-tiba menghentikan langkahnya membuatku sedikit menabrak tubuhnya dan mundur beberapa langkah dari nya.

"Aww.. Satomi kamu kenapa?" Tanyaku sambil memegang keningku yang sakit akibat dari tabrakan tersebut.

"Itu.. laki-laki itu adalah tubuhku yang dulu." Satomi menunjuk ke arah laki-laki tampan berumur 20 tahunan yang sedang membeli beberapa buah.

"Aku tidak mengerti. Apa maksudnya itu adalah tubuhmu yang dulu?" Kebingung aku pun ikut memperhatikan laki-laki itu.

"Dulu sebelum aku menjadi iblis, aku adalah seorang laki-laki. Dan tubuh ini yang sekarang ku gunakan adalah tubuh adik perempuanku yang sudah lama pergi karena serangan pasukan naga. Adik ku adalah seorang yang menyukai hal-hal magis. Sampai suatu saat dia menemukan suatu buku yang aneh. Dia bilang bahwa buku itu bisa menukar jiwa, dan dia ingin mencobanya. Aku pun menolak dengan tegas. Tetapi dia tetap bersikukuh untuk melakukan ritual itu. Akhirnya akupun menyetujuinya. Dan yaa akhirnya kita berpindah jiwa. Jiwanya masuk ke dalam tubuhku, dan jiwaku masuk ke dalam tubuhnya. Sampai tiba-tiba pasukan naga menyerang dunia kita. Dan tubuhku yang dimasuki jiwa adikku hancur hanya menyisakan tangan kirinya saja. Seketika membuat jantungku berhenti sejenak" Satomi meneteskan air matanya saat menceritakan cerita itu.

"Lalu apakah dia adikmu yang memakai tubuhmu?" Aku bertanya sambil menepuk pundak satomi berusaha untuk menenangkannya.

"Aku tidak yakin, tapi itu pasti dia. Aku tidak akan pernah melupakan wajah itu" Satomi mengusap air matanya itu dan memperhatikan ke arah lelaki itu lagi.

"Bagaimana kalau kita menghampiri nya?"

"Yaa, ayok kita menghampirinya" Aku dan Satomi pun berjalan pergi ke arah laki-laki itu.

Bersambung~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the happiness of a scorpion?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang