Chapter 6. Tutors

259 109 55
                                    

Bagaikan predator yang akan memangsa makanan nya, Siena bersembunyi dibalik rak buku sambil terus memperhatikan Heesa yang sibuk membaca bukunya. Siena merasa malu dan gengsi jika harus menawarkan diri sebagai Tutor belajar Heesa setelah dirinya menolak untuk membantu nya tadi.

"Aduhhh, gue bingung harus gimana!! Ini semua karena Mommy andai gue gak dikasih hukuman kayak gini." monolog Siena.

Sementara itu Heesa merasa seperti ada seseorang yang memperhatikan nya pun menatap sekelilingnya, dan Siena yang melihat itu langsung bersembunyi. Heesa tidak melihat siapapun, lalu kembali membaca bukunya. Kemudian Siena memutuskan untuk menghampirinya.

Dengan canggung Siena duduk berhadapan dengan Heesa sambil membawa buku ditangannya. Sementara Heesa sangat fokus dengan buku yang dibaca nya sampai tidak mengetahui bahwa dihadapan nya kini ada Siena.

"Ekhem ...." Siena berpura-pura batuk agar Heesa menatap nya.

Heesa menutup bukunya dan melihat siapa yang menggangu nya, "Lo ngapain disini?".

"Makan! Yah, belajarlah gue. Aneh lo," ujar Siena sedikit menekan kan ucapan nya.

"Santai aja kali gue cuma nanya doang." ketus Heesa.

Siena mengepalkan tangannya dibawah meja dan berucap dalam hati, "Sabar-sabar Siena, ngadepin cowok modelan kayak gini. Lo udah biasa ngadepin Jayden sama Sean yang super duper nyebelin masa lo gak bisa ngadepin anak baru ini."

Siena tersenyum paksa, "Okay, gue bakal to the poin sama lo. Kalau gue disuruh jadi Tutor belajar lo sama kepala sekolah."

Heesa mengangkat sebelah alisnya, "Tapi bukan nya lo gak mau yah ngajarin gue dan bukan nya lo sibuk."

"Betul, tapi ini perintah bu negara dan gue bisa apa." ucap Siena

"Pasti lo terpaksa, kan?" tanya Heesa dan Siena hanya diam saja.

Heesa tersenyum sambil merapikan buku-buku nya, "Gue gak mau lo jadi Tutor gue kalau lo terpaksa."

Siena membelalakkan kedua matanya setelah mendengar ucapan Heesa. Kemudian Heesa pun berjalan keluar perpustakaan tetapi dihalangi oleh Siena yang merentangkan kedua tangannya.

"Lo bisa gak sih terima aja dan jangan persulit gue." ucap Siena menatap tajam Heesa.

Heesa tidak takut dengan tatapan Siena malah lelaki itu mendekati nya dan berbicara, "Justru gue nolak lo karna gak mau mempersulit lo."

Perkataan Heesa membuat Siena mematung, sebelumnya tidak ada yang berani bersikap seperti ini pada nya, tetapi Heesa sangatlah berbeda sejak awal lelaki itu masuk ke Aeropolis.

Heesa pun melangkahkan kakinya keluar, sementara Siena langsung mengejar nya setelah berpikir beberapa saat. Siswa-siswi lain yang melihat seorang Siena mengejar anak baru terlebih lagi seorang Pria membuat mereka terkejut. Pasalnya gadis itu tidak pernah mengejar siapapun.

"Heesa, berhenti." teriak Siena tetapi tidak digubris nya.

Karna sudah lelah mengejar Heesa, akhirnya Siena memutuskan menggunakan sihir nya.

"Numquam periit amor"



Heesa pun berhenti berjalan dan malah kini memutar arah jalan nya menuju Siena. Lelaki itu sangat kebingungan apa yang terjadi dengan tubuh nya! Kenapa bergerak sendiri tanpa terkendali, sedangkan Siena tersenyum senang karna sihirnya berjalan lancar.

Kini Siena berjalan dengan santai menuju taman belakang dekat danau sekolah nya diikuti Heesa dibelakangnya. Mereka berdua kini telah sampai dan Siena pun menatap Heesa yang kebingungan.



"Numquam te amare desistam".




Siena mengucapkan mantra agar Heesa kembali ke sediakala. Lelaki itu meminta penjelasan pada Siena.

"Sorry, tadi gue gunain mantra agar lo mau ikut gue." jujur Siena

Baru saja Heesa hendak menjawabnya tapi Siena lebih dulu berbicara.

"Kalau gue gak gunain sihir, Lo pasti gak bakalan ikutin gue."

"Sebenarnya mau lo apa sih?".

"Mudah, gue cuma mau lo nerima gue sebagai Tutor lo doang gampang kan."

"Ckckck, kenapa lo maksa banget mau jadi Tutor gue."

"Kalau bukan karna Momy gue juga ogah maksa lo kayak gini." gerutu Siena pelan.

"Apa? Lo bilang apa tadi?".

"Gak, gue gak bilang apa-apa. Hee, kan kita temanan. Jadi gue sebagai teman lo berniat baik buat bantuin lo, dan gue minta maaf soal gue nolak lo tadi." Siena berucap lembut agar Heesa mau.

Heesa terdiam, apa tidak salah dengar dirinya tadi kalau Siena memanggil Hee padahal biasanya orang memanggilnya Sa kalau tidak Heesa.

"Jadi lo mau kan, Hee?" tanya Siena dengan wajah menggemaskan.

Darah Heesa tiba-tiba berdesir cepat melihat wajah Siena yang menggemaskan ditambah dengan memanggil nya Hee.

"Hello, Hee!! Kenapa malah ngelamun?" tanya Siena sambil melambaikan tangannya didepan wajah Heesa.

"Okay, kalau lo maksa gue mau." Siena tersenyum senang setelah Heesa menyetujui nya.

Kemudian Siena menatap kedepan dengan senyuman diwajahnya dan Heesa terus menatap nya tanpa berkedip sama sekali.

"Okay, Hee. Mulai besok kita akan belajar disini karna tempat ini lebih sepi dan tenang dari tempat lain." ucap Siena sambil menatap nya sehingga membuat Heesa mengalihkan pandangannya.

Heesa menganggukkan kepalanya mengerti.

"Tapi gue punya satu syarat sama lo!!".

"Apa?".

"Lo jangan sampai jatuh hati sama gue."

Heesa tertegun dengan persyaratan Siena dan entah kenapa hati nya merasa sedikit kecewa.

"Soalnya gue gak mau lo patah hati karna ditolak sama gue." lanjut Siena dengan pede nya sambil tertawa.

"Pede banget sih lo, lagian gue juga gak bakal tertarik sama cewek kayak lo." ucap Heesa datar.

"Gue pegang yah omongan lo!! Soalnya lo tau sendiri gue cantik dan banyak yang suka sama gue." Heesa pun menyetujui ucapan Siena dalam hati nya.

"Ya, seterah lo." Heesa berucap dingin.

Kemudian Siena mengajak Heesa untuk duduk dirumput sambil menghadap danau. Mereka berdua sama-sama diam menikmati indahnya alam. Tanpa mereka sadari waktu akan membuat mereka semakin dekat.


To be continued

Starlight Of Fate [ ENHYPEN] end✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang