Semenjak matahari terbit dan memancarkan sinar nya, Heesa telah berpakaian rapih mengenakkan seragam sekolah nya. Lalu lelaki itu pergi ke kantin untuk membeli sebuah bubur, Roti dan air mineral. Kemudian Heesa pergi ke ruang kesehatan dengan langkah cepat. Sesampainya diruang kesehatan dirinya tidak menemukan seseorang yang dia cari.
Heesa pun menutup pintunya kembali dengan lemas dan berjalan dengan gontai sambil membawa makanan nya. Dia pun memutuskan ke taman belakang untuk menenangkan pikiran nya yang merasa bersalah. Pembelajaran pun masih lama dimulai karna hari ini hanya akan ada sesi konseling saja.
Heesa duduk dibawah rindangnya pohon dan menaruh bungkus makanan nya. Lelaki itu juga tidak berniat untuk memakan nya dan mungkin makanan yang dia beli akan sia-sia.
"Ngelamunin apa Lo? Segitu fokus nya sampai gak sadar gue datang." ucap Siena duduk disamping Heesa yang sedang menatap kedepan dengan tatapan kosong.
Mendengar suara yang sangat dirinya hapal, Heesa pun memalingkan wajahnya ke sosok tersebut. Dia pun menatap nya dengan tatapan yang sulit diartikan tetapi tak bisa dipungkiri Heesa sangat bahagia melihatnya.
Siena melihat wajah Heesa yang masih kelihatan lebam pun merasa bersalah, ini semua karena ulah Jayden dan Siena bertanggung jawab atas semua nya. Lalu Siena memegang wajah Heesa dengan lembut melihat lebam diwajahnya dengan prihatin.
Heesa terkejut Siena memegang wajahnya bahkan mengelus lembut pipinya yang masih lebam.
"Apa masih sakit?" Siena bertanya dengan nada intonasi khawatir.
Heesa menggelengkan kepalanya melihat wajah bersalah gadis dihadapannya ini.
"Maafin gue, lo kayak gini karna gue." sesal nya.
"Ini bukan salah lo !! Emang gue pantas dapetin luka ini," ujar Heesa tersenyum miris.
Siena menggelengkan kepalanya tidak setuju, "Enggak, andai gue gak pingsan dan Jayden gak pukulin lo karna salah paham."
"Sebenarnya apa yang lo lihat dimata gue sampai lo jatuh pingsan kayak gitu?".
Siena bingung haruskah dia jujur pada Heesa, "Gue ngeliat kehidupan masa lalu lo, maaf karna gue udah lancang."
Deg
Jadi, Siena melihat kehidupan masa lalu nya. Heesa pun mengendurkan pandangan nya dari Siena pasti gadis itu merasa kasihan pada nya. Heesa hanya diam saja dan memasang wajah dingin nya.
"Hee, jangan diam kayak gini. Maafin, gue."
Heesa menatap tajam Siena, "Lo pasti merasa kasihan kan sama gue setelah melihat kehidupan gue."
Siena terdiam, memang benar dia merasa kasihan dan iba dengan hidup Heesa tapi apakah itu salah.
"Mending lo mulai sekarang jauh-jauh dari gue, anggap aja kita gak pernah saling kenal."
"Hee maksud lo apa?".
"Gue gak bisa dekat sama orang yang mengasihani gue. Gue gak butuh rasa kasihan dan simpati orang-orang karna gue bukan orang yang lemah."
Siena tertegun dengan ucapan Heesa, "Lo kenapa bisa berpikir seperti itu? Orang kasihan sama lo atau bersimpati sama lo itu bukan karna mereka menganggap lo orang yang lemah. Setelah gue melihat kehidupan lo, gue berpikir hidup gue jauh lebih baik dari lo. Dan gue juga gak bisa melihat orang yang gue kenal terus terpuruk hidupnya karna masa lalu."
"Tau apa lo tentang gue?" tanya Heesa membentak Siena.
Mata Siena berkaca-kaca mendengar bentakan Heesa, untuk pertama kalinya dia menerima bentakan dari seseorang, terlebih itu bukan dari keluarga nya. Heesa sedikit merasa bersalah karna membentak Siena tetapi ego nya mengalahkan hati nya.
"Gue tau semua nya, gue tau lo sejak kecil bagaimana, dan gue juga tau apa yang lo rasain. Gue ngerti perasaan yang lo alami Hee. Lo kehilangan orang-orang yang lo sayang dan gue juga sama kayak lo. Bahkan gue baru tahu sekarang kalau Nenek gue ternyata udah meninggal."
Siena menangis mengingat Nenek nya yang selama ini dia cari dan ditunggu nya. Heesa yang melihat itu pun menyesal karna sudah membuat gadis itu menangis seperti ini. Hati nya merasa sakit melihat air mata yang mengalir di mata nya.
"Lo mau tahu siapa Nenek gue?" tanya Siena tapi Heesa hanya diam saja.
"Nenek gue adalah orang yang mengadopsi lo di panti asuhan yang selama ini merawat lo hingga akhir hayatnya." sambung nya.
Heesa sangat terkejut, dia tidak menyangka kalau Siena adalah cucu dari Nenek angkat nya yang selama ini selalu diceritakan oleh Neneknya.
"Hahahaha, lo pasti bohong kan?" tanya Heesa sambil tertawa hambar.
"Memang nya gue sedang kelihatan bohong sekarang!! Gue tau itu semua dari lo, bahkan gue gak nyangka kalau Nenek gue ternyata menjadi bagian penting di hidup Lo."
Heesa menundukkan kepalanya, "Pasti sekarang lo benci gue kan? Gue pembunuh!! Nenek lo mati karna gue."
Heesa menangis menyesali garis takdir kehidupan nya yang penuh dengan rasa sakit. Bahkan gadis yang membuat nya jatuh hati ternyata adalah cucu dari Nenek penolong nya. Kenapa Heesa baru menyadari itu semua, dirinya merasa bersalah pada Siena. Kasih sayang seorang Nenek yang harus nya menjadi miliknya telah dia rebut. Bahkan Neneknya mati karna melindungi nya dari orang-orang jahat itu.
Siena langsung memeluk Heesa, lelaki terlihat sangat rapuh dan butuh sosok sandaran.
"Nenek gue mati bukan karena lo, Hee. Itu memang udah takdir nya dan gue juga udah ikhlas menerimanya jadi lo harus ikhlasin semua nya Hee. Jangan terus hidup dimasa lalu karna masa depan lo masih cerah."
Heesa menangis di pelukan Siena, lelaki itu membenamkan wajahnya dileher Siena. Pelukan Siena terasa sangat hangat dan nyaman seperti pelukan Ibu nya. Kemudian Heesa melepaskan pelukannya dan menatap Siena sendu.
"Jadi, lo gak benci sama gue?" tanya Heesa kembali dengan hati-hati.
Siena menggeleng pelan sambil tersenyum, "Mana mungkin Hee gue benci sama lo. Gue janji sama lo bakal bikin hidup lo lebih berwarna dan gue akan ada disamping lo, saat lo senang maupun duka."
"Makasih banyak, Na." ucap Heesa tersenyum menatap nya.
"Udah, jangan mellow-mellow lagi. Kalau teman-teman lo pada lihat habis lo diejek sama mereka semua." hibur Siena.
Heesa tertawa kecil menatap Siena yang tenang. Perempuan itu tersenyum tulus pada nya dan membantu Heesa semakin jatuh hati pada nya.
To be continued
KAMU SEDANG MEMBACA
Starlight Of Fate [ ENHYPEN] end✓
FantasyDiharap vote dan follow sebelum membaca.... Cast : 1. Heeseung as Heesa 2. Jay as Jayden 3. Sunghoon as Sean 4. Jungwon as Arjun 5. Jake as Jake 6. Niki as Riki ~Pericla timidus etiam quae non sunt videt~ Sebuah mantra rahasia Aeropolis Academic y...