prolog

51 4 0
                                    

Semua orang bersorak gembira, acara perpisahan sekolah mereka berjalan dengan sempurna. Keberhasilan mereka itu ditutup dengan diadakannya acara kumpul keluarga yang mengundang para perangkat kelas dan osis sebagai penyelenggara.

Sukses sebagai sekretaris kelas, Alin diminta hadir untuk meramaikan. Padahal nyatanya transportasi ke sekolah saat malam saja sulit, tetapi ia tidak mau merusak suasana karena tak hadir di acara mereka.

Apalagi kabarnya sang ketua kelas akan ikut, hal itu merupakan momen yang paling langka karena alpha tampan itu terkenal selalu sibuk dengan jadwal bimbelnya yang padat.

Alin tak bisa membayangkan sepenat apa Arkhi menjalani hidupnya, pagi hingga siang harus bersekolah kemudian sorenya lanjut bimbel dan malamnya latihan piano. Jika Alin jadi Arkhi, sudah pasti Alin akan bunuh diri.

Ceroboh terus memandang ke arahnya, ternyata Arkhi telah mengetahui bahwa dirinya terus diperhatikan oleh seorang omega. Meski mereka teman sekelas tetapi tak sedikitpun ada interaksi mereka yang berarti, Arkhi hanya akan menemui Alin jika ada kepentingan kelas yang memaksa.

Awalnya semua berjalan lancar sesuai dengan rencana, pukul delapan malam mereka berkumpul di sekolah dan pukul sembilan kurang mereka akan menyantap hidangan yang telah pihak osis sediakan.

Mereka mengatakan bahwa jamuan itu diberikan sebagai tanda hormat mereka karena akan berganti menjadi senior di sekolah, tentu Alin dan teman-temannya akan merasa bodoh jika menolak kebaikan hati mereka.

Tapi lama kelamaan Alin merasakan ada sesuatu yang salah dengan dirinya, meski sudah berusaha mengabaikannya tetapi rasa panas itu tak kunjung hilang juga.

Akhirnya Alin meminta ijin untuk pergi ke kamar mandi, tapi sayangnya omega muda itu terlalu bodoh karena telah meninggalkan handphonenya di ruangan tempat mereka berkumpul tadi.

Tak tahan dengan perubahan suhu badannya, Alin pun segera membasuh wajahnya di westafel dan hampir membuat sekujur tubuhnya nyaris basah kuyub.

Tak sedikitpun dihiraukannya apabila ia harus pulang dengan tanpa pakaian, saat ini Alin benar-benar merasa sekujur tubuhnya panas terutama di bagian bawah.

Dirinya sedikit terkejut lantaran menyadari lubangnya telah basah oleh slick, langsung saja Alin masuk ke dalam bilik kamar mandi dan melepaskan celananya. Benar saja ternyata Alin sedang berada dalam fase heatnya.

"Bodoh! bodoh! bodoh!" Alin merutuki dirinya sendiri yang telah mengabaikan gejala pada dua hari yang lalu yang telah terbukti pada malam ini.

Buru-buru ia mengambil scentblocker dalam sakunya dan menempelkannya ke leher, masih dengan tangannya yang gemetar Alin juga mengambil pil supressant dalam kantong celananya. Menggunakan air keran sebagai minum, Alin meneguknya dengan kasar.

"Ekhhh.. masih panas, aihhhh gimana ini..."

Toilet tempat ia bersembunyi berada jauh dari ruang tempat teman-temannya berkumpul, Alin khawatir ia tidak akan ditemukan oleh siapapun.

Tidak tahu mengapa ia menggenggamkan tangannya, merapalkan doa supaya ia dapat ditemukan. "Siapa saja.. tolong aku..."

Hingga pada akhirnya ia mendengar suara pintu kamar mandinya diketuk dari luar, saat itu juga Alin menerjang alpha itu dan memeluknya seperti menemukan nyawanya yang hilang.

Alpha...

Feromon yang menenangkan, Alin tak sanggup mengabaikannya. Tanpa sadar kedua kakinya melebar dan menarik Alpha muda berlesung pipi itu masuk ke dalam bilik kamar mandi bersamanya.

"Tolong.."

happinessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang