BAB 3

47 5 0
                                    

Matahari pagi yg masuk ke sela sela hordeng kamarku membuat ku merasakan ada sinar hangat menyentuh wajahku.
"Erghhh.. ahhh" aku mengulat mengendor kan otot otot ku setelah bangun tidur.

"Dek bangunn.. di suruh sarapan sekarang sama mama papah di bawah" teriak seseorang laki laki di balik pintu kamarku.

"Erghh.. iyaa kak nanti aku nyusul mau mandi dulu" sahutku dengan suara agak teriak agar kaka ku mendengarnya

"Yasudah cepat dek" sahutnya kembali.

Ya dia adalah kakak kandung laki laki ku dia adalah Arka Sergio kaka ku yg paling baik dan paling ganteng.. Aliando saja kalah gantengnya dengan kaka ku. Parasnya yg tampan, penampilannya yg selalu menawan, tatapan elang andalannya, dadanya yg bidang, tangannya yg kekar, dan berkharismatik. Bila saja dia bukan kaka ku sudah ku nikahi dia secepatnya ckckck ada ada saja kau tiw. Tapi tak apalah walaupun dia hanya kaka ku itu saja sudah anugrah yg ku dapat mempunyai kaka yg tampan sekali bak Zayn Malik itu, walaupun parasnya yg tampan tak membuat hatinya sombong dan angkuh justru dia sangat dermawan dan baik hati yg membuat banyak kaum Hawa terpikat padanya. Tetapi tetap saja dia jomblo sampai sekarang, aku saja bingung mengapa seorang pria tampan seperti dia bak zayn Malik itu tak mempunyai pacar ckckck sungguh miris sekali kau kak.

"Pagi pah.. pagi mah.. pagi kak.." sapa ku saat aku datang ke meja makan dengan mencium satu satu pipi mereka.

Mereka adalah keluargaku yg merawat aku dari kecil hingga saat ini, aku merasa anak yg paling beruntung di dunia ini karena mempunyai keluarga yg lengkap dan bahagia rasa syukur ku sendiri telah hidup di antara kasih sayang mereka. Aku memang jutek di sekolah tapi bila di rumah sifatku 180° berbeda, di rumah aku seorang anak yg ceria dan selalu tersenyum.

"Pagi juga sayang" sapa mereka berbarengan.

Sarapan pagi yg heninh dan tenang tak ada pembicaraan hanya ada suara dentingan sendok dari piring masing- masing

"Win.. kamu yakin mau masuk sekolah sekarang? Apa lukamu sudah sembuh?" Ucap papah memecahkan suasana hening.

"Iya pah aku yakin kok, lagian juga kan luka ku sudah tidak apa apa hanya tergores saja" jawab aku dengan yakin.

"Tapi kan kaki mu keseleo sayang" sambung mama dengan sedikit menyentuh kakiku memastikan apa sudah baik baik saja atau tidak.

"Iya mahh tapi kan sudah di urutkan semalam sama bi inah jadi sudah mendingan kok" sahutku lagi meyakinkan bahwa kakiku tak apa walaupun terkadang masih agak ngilu bila di gerakan.

"Yasudah kamu berangkat sekolah diantar kakamu ya, biar tidak sakit lagi. Arka antarkan adikmu ini kesekolah" sahut papah tegas

"Iyaa pah tenang saja biar aku antarkan adek sampai sekolah dengan selamat! Bila perlu sampai duduk di kursinya" sahutnya dengan mengacak rambutku pelan.

Mama dan papah hanya terkekeh mendengar ucapan anak tertuanya yg lebay itu. Dasar tampan sih boleh kau kak tapi lebaynya nauzubilah-_- memangnya aku anak tk apah sampai di antar ke depan kelas.

AUTHOR POV

Ya itulah suasana winda setiap pagi saat sarapan bersama dengan keluarganya mereka selalu bercanda tawa bersama suka dan duka mereka lewati sebagai keluarga yg harmonis.

Mereka tidak pernah melewati setiap detiknya walaupun terkadang papahnya sibuk dengan kantornya, mamahnya sibuk dengan toko kuehnya, dan kaka nya yg sibuk dengan kuliahnya mereka selalu menyempatkan waktu untuk bersama, itulah kunci dari keharmonisan dalam keluarga mereka.

Sartika Windia itulah nama lengkap winda kadang ada teman temannya yg memanggilnya tiw itu adalah sebutan nama kecil dari teman teman winda.

Winda hidup di tengah tengah keluarga yang lengkap dan harmonis keluarga yg di impi impi oleh semua anak dengan kasih sayang yg cukup dari kedua orang tuanya dan kakanya. Winda adalah anak terakhir dalam keluarga itu.

Winda adalah anak yang penurut kepada orang tuanya ia mempunyai sifat yang sangat jutek tetapi dia selalu ramah kepada siapapun itulah yang membuat teman temannya selalu ramah kepadanya walaupun sifatnya yang cuek.

The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang