Ga jadi kerumah.

494 34 11
                                    

Laras mengecek hp, jam menunjukkan pukul 3.45 PM.
Kelas Laras sebenernya sudah selesai dari satu jam yang lalu, tapi dia masih ingin tetap di kampus, santai-santai di pinggir lapangan volly, bersantai di bawah pohon yang rindang.

Ting!
Hp berbunyi, menandakan ada pesan masuk.
Noe: ras sory hari ini gua gabisa kerumah lu dulu, gua ada urusan.
'Oohh' batin Laras.
Dia tidak langsung membalas chat itu, melainkan mendiamkannya.

Beberapa waktu lagi Noe mengirim pesan kembali.
Ting!
Noe: ras, lu marah ya?
"Ni anak kenapa dah?" Gumam Laras.
Laras: kaga. Knp marah?
Noe: oh okee.

Laras diam sejenak, kampus sudah mulai sepi, Laras mengecek lagi jam di hp nya. Jam menunjukkan pukul 4.12 PM.
Laras bangkit dari duduknya dan menuju ke parkiran, ia segera menaiki motornya dan berlalu pulang.

***

1 jam kemudian dia sampai dirumah, dia segera memarkirkan motornya ke dalam bagasi dan masuk kerumah.

"Pah aku pulang." Sapa Laras.
"Cepet mandi nak, trus makan." Teriak Teri yang mendengar anaknya pulang.
"Masak apa ter?" Laras masuk ke dapur, membuka tudung saji yang ada di meja makan.
"Terong balado. Cepet mandi, biar capeknya ilang." Kata Teri.
"Iya." Jawab Laras sambil berlalu pergi.

***

Selesai mandi Laras segera turun, karena perut sudah terasa lapar.
"Papa belom pulang ya ter?" Tanya Laras yang sedang mengambil piring.
"Belom. Masih dijalan kayaknya." Jawab Teri.
"Ouuhh.. oh iya, gimana sama yang kemarin itu ter? Papa ngebolehin aku ngekost ngga?" Tanya Laras.
"Kalo itu nanti papa bakalan ngomong sendiri sama kamu katanya. Jadi sabar aja ya." Jawab Teri.
Laras hanya ber oh ria.

Mereka mulai makan sampai terdengar suara mobil datang.
"Tuh papa dateng." Kata Teri memberitahu Laras.
"Iya."

Papa Laras masuk ke dalam rumah, menuju kamarnya untuk meletakkan tas kerja nya. Kembali keluar dan langsung nimbrung dengan anak dan istrinya.
"Ibu mana?" Tanya Papa Laras.
"Masih dikamar tadi, katanya kenyang." Sahut Laras.
"Iya tadi udah makan duluan." Imbuh Teri.
Papa Laras hanya ber oh ria.
"Mandi dulu sana." Suruh Teri.
"Tadi aku dah mandi di pabrik yang." Jawab Papa Laras.
"Pa, gimana? Aku boleh ngekost ngga?" Tanya Laras.
"Emmm gimana ya?"
"Gimana? Bolehin aja lah."
"Kamu ngekost nya sama siapa dulu." Tanya Papa Laras.
"Udahlah gampang itu, nanti aku cari teman, lagian kan ada icut, kiky juga." Jawab Laras meyakinkan papanya.

Ditengah-tengah percakapan mereka, ada suara motor terdengar dari depan rumah mereka. Sontak ketiganya menoleh ke arah depan rumah.
Hp Laras berdering.
Drrrrtttttt..
Drrrtttt..
Panggilan masuk dari Noe.
'Ngapain ni orang?' Batin Laras.
Laras mengangkat telfon itu,
"Halo."
"Malem-malem?"
"Oohhh."
"Iya masuk aja."

"Siapa yas?" Tanya Papa Laras.
"Temen aku yang kemarin, yang papa kira cowo, dia mau ngambil jaket katanya." Jawab Laras.
"Oohh, suruh masuk, papa mau ketemu." Jawab Papa Laras.
"Ih, mau ngapain?" Tanya Laras heran.
"Udah suruh masuk dulu." Jawab Papa Laras sambil bergegas mencuci tangan di wastafel dapur.

"Masuk no." Sapa Laras pada Noe.
"Gapapa gua langsung aja." Kata Noe.
"Eh, masuk dulu sini." Kata Papa Laras yang tiba-tiba datang.
"Eh iya oom." Jawab Noe lalu bersalaman dengan Papa Laras.
"Iya, duduk dulu sini." Papa Laras mempersilahkan.

Noe pun duduk di sofa ruang tamu. Jantungnya berdegup kencang, takut kena omel sama Papa Laras. Apalagi tadi siang Laras bilang kalau Papa Laras nggak percaya kalo dirinya seorang cewe.

"Nama kamu siapa?" Papa Laras membuka obrolan.
"Nama saya Noe oom." Noe menjawab agak gugup.

Disini suasana terlihat seperti anak gadis baru pertama kali diapelin sama pacarnya, dan ketemu sama bapak si pacar. Laras berada di samping Noe. Dan Teri di dapur sedang menyiapkan minum.

"Kamu cowok ya?" Tanya Papa Laras to the point.
"Paahh, dia cewe." Laras menjawab. Laras heran kenapa papanya tidak percaya kalau Noe itu cewek.
"Masak?" Kata Papa Laras tidak percaya.
"Saya cewek oom." Jawab Noe dengan sedikit malu.

Teri datang dengan nampan minuman yang telah dibuatnya tadi.
"Diminum dek." Teri mempersilahkan.
"Iya tante, trimakasih."
"Masa sih kamu cewek? Kamu cowok kan ngaku kamu, kamu cowok kan?" Cecar Papa Laras tak percaya.
"Astaga papa. Dia cewe lo pah."
"Emang kamu pernah liat?" Tanya Papa Laras.
"Dia temennya icut, coba tanya icut deh." Kata Laras.
Noe hanya terbengong, terheran-heran melihat Papa Laras yang tak percaya kalau dia perempuan.
"Coba aku telfon icut ya." Ucap Laras segera menelfon Icut.
Laras menelfon Icit beneran.

"Halo yas." Suara Icut disebrang.
"Halo cut."
"Ada apa yas?"
"Ni bapak gua mau ngomong." Kata Laras.
"Halo icut."
"Halo oom, ada apa oom? Tumben-tumbenan nelfon ini."
"Ini cut, kamu punya temen namanya Noe?" Tanya Papa Laras.
"Iya oom, kenapa?"
"Dia ini cewek apa cowok ya?"
"Dia cewek oom, kenapa emangnya?" Jawab Icut dengan sedikit tertawa.
"Tapi kok kayak cowok sih cut?"

Noe yang mendengarkan percakapan itu hanya menahan tawa dan menunduk. Sambil sesekali memelototi Laras.

"Iya, emang dandanannya kayak gitu oom, tapi dia cewek kok."
"Ooh gitu."
"Dia tetangga aku di medan oom."
"Oohhh gitu, iyayayaya." Papa Laras ber oh ria.
"Yaudah kalo gitu cut, makasih ya infonya, oom tutup ya telfonnya."
"Iyaa oom, siaap."
Tut tut tut...

"Hmm gimana? Masih gak percaya?" Tanya Laras geram.
"Oh ternyata kamu cewek?"
"Iya oom, saya cewek."
"Dah percaya?" Laras geram.
"Bentar gua ambilin jaket lu ya." Kata Laras pada Noe. Noe hanya mengangguk pelan.

Sementara Laras mengambil jaket di kamar, Noe mengobrol dengan Papa Laras.

"Kamu disini tinggal dimana? Sama siapa?" Tanya Papa Laras.
"Saya ngekost oom." Jawab Noe.
"Ooh ngekost? Ngekost dimana?"
"Di deket kampus oom, biar cepet ke kampusnya."
"Satu kost an sama icut juga berarti?"
"Nggak oom, tapi ini masih mau pindah konst an yang sama kayak icut."
"Ohh, kenapa pindah?"
"Kost an saya yang sekarang sering banjir oom kalo ujan." Noe menjelaskan.
"Ooh gitu. Laras katanya mau ngekost sih, biar nggak capek katanya. Kalo gitu dia biar ngekost sama kamu aja ya, sama icut juga." Kata Papa Laras.
"Ooh, boleh oom?" Tanya Noe exited.
"Ya boleh-boleh aja sii, asal ada icut juga."

Begitulah Papa Laras, cepat akrab dengan seseorang, apalagi jika itu menyangkut anaknya, Laras.

"Papa kenapa ngomongin kost an ama Noe?" Tanya Laras yang tiba-tiba turun dan membawa jaketnya Noe.
"Oh ras, papa mau ngomong sekalian. Kamu boleh ngekost, asalkan sama Noe sama icut. Dah. Kamu cari kost an yang sama kayak Icut aja." Kata Papa Laras.
"Ha? Kenapa mendadak dibolehin gini?"
"Ya kenapa? Kamu nggak jadi ngekost?" Tanya Papa Laras.
"Ya jadilah."
"Yaudah." Kata Papa Laras.
"Eh diminum Noe." Tambah Papa Laras.
"Iyaa oom." Jawab Noe.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SILENT RELATIONSHIP.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang