Chapter 1

5 0 0
                                    

"Aduh, kenapa gue nangis segala sih tadi malem jadi ribet kan makai concealer nya." Keyra menggerutu sendiri dari tadi. Setelah selesai mengerjakan tugasnya sebagai siswi teladan, bukannya tidur dia malah melanjutkan kegiatan malam nya dengan menonton drakor. Memang hobinya sejak setahun lalu, saat dia tidak sengaja melihat Vale, menonton drama romcom yang berhasil menarik perhatian seorang Keyra Daneswara.

Tapi tadi malam menampilkan pemeran utama cowok yang harus meninggalkan cewek yang dicintainya karena terhalang restu keluarganya.
Nah permasalahannya sekarang kantung matanya menjadi bengkak, mana masih ngantuk pula. Kalau aja Dio nggak menggedor-gedor pintu, pasti gadis itu masih melanjutkan nonton sampai subuh. Kamar Dio itu bersebelahan dengan kakaknya, dia sih nggak masalah Keyra tidur apa nggak, cuma suara nangisnya itu bikin nggak bisa tidur.

Kamar Keyra didominasi warna hijau muda kesukaannya, meja belajar berisi tumpukan buku paket, cermin lipat dan alat tulis serta tas abu-abunya, kasur yang cukup besar dengan sprei putih bersih, serta foto-foto exo yang tertempel di dinding karena dia penggemar kpop juga.

Setelah selesai mengaplikasikan liptint dan memakai seragam putih abu-abu, gadis ini menyemprotkan parfum agar rambutnya yang tergerai lebih wangi. "Finish." Gumamnya sambil menenteng tas.

"Diooooo! Lo belom berangkat kan? Teriakan gadis itu menggema ditelinga adiknya yang sedang memanasi mobil. Lalu Bik Ina muncul dengan tergesa-gesa. "Ini non rotinya jangan lupa dimakan". "Iya Bik makasih, mama papa belum pulang ya?" Keyra sangat menyayangi Bik Ina seperti ibunya sendiri, karena memang orang tua nya jarang pulang apalagi bulan ini mereka ke Thailand untuk mengurus bisnis.

"Kenapa sih Kak, berisik tau nggak? "Bareng dong, gue males nyetir nih" balasnya dengan wajah memelas.
"Tapi gue mau jemput temen Kak" "Jangan pelit napa sih, si Dina biar besok aja sama lo". Muka Dio berubah masam, "Kakak tau dari mana?"
"Ada deh, udah ayok!" Dia lalu menarik cowok itu ke garasi. "Janji nggak akan bilang mama papa ya awas aja!".
"Iyain aja, makanya baru kelas satu aja udah belagu sok-sok an pacaran". Setelah Keyra duduk dikursi samping kemudi, Dio langsung bergegas masuk dan menyetir mobilnya menjauh dari pekarangan rumahnya.

"Itu sih Kakak yang nggak laku, suka sama orang itu diungkapin, bukannya dipendam dalam hati!" Dio membalas setengah berteriak karena kakaknya sudah turun di gerbang Sma Storia.

Saat Keyra ingin mengeluarkan suara, cowok itu langsung melajukan mobilnya dengan cepat sambil terbahak-bahak. Sementara Keyra berjalan sambil mendengus kesal.

"Pagi Neng," Pak Torik, satpam sekolah menyapa sambil menggodanya. Pak satpam ini selalu menjadi penyemangat siswa siswi disini. "Pagi Pak," jawabnya dengan lesu. "Belum makan ya Neng? Kok ditekuk gitu mukanya".
"Masih ngantuk Pak, saya duluan ke kelas ya," lalu Keyra segera berjalan cepat.

"Hap!" Key menepuk pundak cewek didepannya. "Astaga Key jangan ngagetin napa kumat banget isengnya," sontak si empunya langsung memegangi dada saking kagetnya. Tadi padahal ngantuk, sekarang malah mode iseng, Keyra emang moodnya berubah-ubah. "Maaf Cacaku sayang," lalu Key malah memasang muka seperti mau mencium Caca, dengan cepat dia menghindar.

"Kampret lo emang, gue masih normal ya!" Siswa siswi di depan mereka langsung menoleh karena suaranya yang melengking. Spontan Caca segera menyatukan kedua tangan seperti meminta maaf atas keberisikan nya tadi. Mereka masih berjalan dikoridor kelas 12 MIPA sedangkan kelas mereka,11 MIPA 2 ada di gedung bagian belakang dekat lapangan basket.

"Canda kali Ca, btw-
Ucapan Key terpotong dengan adanya Gerald yang sudah berada didalam kelasnya. "Tuh disamperin ayang, gih cepetan" tutur Caca sambil menaik turunkan alisnya.

"Ayang dari mananya njir, temen kali bego!" Meskipun ngomongnya 'bego' tapi malah diiringi senyum. "Dasar aneh lo". Keyra tidak memedulikan ucapan Caca, dia langsung saja ke bangku paling belakang yang diduduki Gerald. Tentu saja semua mata cewek dikelas ini tertuju pada ketampanan Gerald.

"Kenapa Rald?" Ucapnya saat sudah mendudukkan dirinya ke kursi.
"Dipanggil Niko tuh, palingan rapat osis, lo kan sekretarisnya".
"Eh kok lo yang kesini bukannya dia sendiri?" Pasalnya, tadi malam nggak ada whatsapp dari si ketos itu untuk rapat. "Pantesan Fanny nggak keliatan dia udah kesana kali ya?" Key bergumam sendiri tapi tetap saja cowok itu mendengarnya.

"Tadi mau hubungin lo cuma hp lo mati, dan gue cek ternyata nggak aktif, kenapa mati?" Gerald bertanya sambil menyilangkan tangan di dada. Keyra lalu mengambil handphone di dalam tas dan menyalakannya. "Iya gue lupa abis ngecas malah langsung masuk tas" dia menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil tersenyum pepsodent.

"Yudah deh gue duluan, lo mau masuk kelas kan?" Lalu Keyra berdiri sedangkan Gerald mengekorinya. "Lo abis nangis lagi ya? Kok mata lo bengkak?"
"Lo dikasih tahu Dio ya?" Mata Keyra memicing. Gerald mengedikkan bahu, "Gue kan disuruh bokap nyokap lo buat jagain lo, jadi ya gue harus mastiin lo baik-baik aja dong".

。。。

Gerald keluar dari toilet setelah mengantar Keyra ke ruang osis. Jalan koridor sangat sepi, hanya ada suara derap langkah kaki dan guru yang mengajar di dalam kelas.
Tapi ada siswi yang membawa buku paket dan berjalan kearahnya. Saat berpapasan, dua siswi itu langsung tersenyum dan melihat Gerald dengan tatapan memuja. "Hai Kak" sapanya. Tapi Gerald mengacuhkannya.
"Ah sayang banget ya ganteng tapi gabisa dideketin, beruntung banget Kak Keyra sih gue juga pengen kayak dia" Sekilas Gerald mendengar ucapan gadis tadi yang tengah berbisik.

Semua orang tahu kalau Gerald itu ganteng, manis, jago basket, cuma dia emang irit ngomong gitu aja. Nggak semua orang juga bisa ngedeketin dia terutama cewek. Karena cowok itu dari lahir emang udah jutek. Catet!!
Jutek.
Mungkin emang mirip bapaknya sih, kalau mamanya cerewetnya minta ampun kayak modelan Keyra gitu.
Keyra dan Gerald temenan 5 tahun yang lalu. Mereka kenal satu sama lain saat reunian ortu mereka.

Suara bising terdengar dari kelas 11 IPS 1. Gerald sudah menduga pasti Bu Tuti, guru geografi tidak masuk karena cuti. Lalu dia membuka pintu, terpampanglah semua orang yang asik dengan kegiatan masing-masing.

Agam, temen Gerald yang terkenal playboy, sedang menggoda lisa, mantan kekasihnya. Mungkin berniat balikan, padahal sudah dua kali putus. Sedangkan Alga, teman Gerald dari kecil, malah sedang tidur pulas, dia seperti Gerald, bukan dingin tapi lebih ke ngomong yang penting aja.
"Rald!! Kemana aja lo. Sini ikutan nyanyi seru nih!"
Nando menyapa Gerald dengan tampangnya seperti orang stres dengan tubuhnya yang berlenggak-lenggok ke kanan kiri sambil memegang botol plastik sebagai mic nya. Dia yang paling konyol diantara ketiganya. Muka yang pas-pasan, suara yang cempreng, tingkah konyolnya, perfect banget buat jadi candaan ketiganya saat mereka ngumpul bareng. Miris sih, tapi Nando nggak pernah masukin candaan itu dalam hati.

"Ogah banget". Gerald berlalu menuju bangkunya, nomor tiga dari depan baris ke dua. Saat mau membangunkan Alga, bel istirahat berbunyi.
"Yok kantin gue traktir deh" Setelah mengatakan itu, Gerald keluar kelas diikuti ketiganya yang selalu connect kalau soal traktiran, tentunya setelah membangunkan Alga.

。。。

Keyra berjalan beriringan di koridor dengan Fanny, si wakil ketos sambil membawa buku agenda yang telah dibahas saat rapat tadi.
"Guys bentar jangan ke kantin dulu, kita mau ngumumin sesuatu".
Lalu Fanny mundur, giliran Keyra yang bicara.
"Oke berhubung pertandingan basket tinggal sebulan lagi, yang ikutan cheers bisa latihan untuk mendukung tim basket kita mendatang.
Sekian terimakasih". Setelahnya, mereka kompak keluar kelas untuk mengisi perut.
"Girls capcuss gue laper" Fanny, Keyra dan Caca langsung mengekori setelah Vale bersuara.

---


To be continued..

Masih amatir,
Makasih buat yang udah baca.
See you next chapter byee...

Ge-Ra (On going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang