Awal Mula

515 28 0
                                    

Di sebuah ruangan rumah sakit, terdapat seseorang yang berbeda jenis kelamin serta umur. Di brangkar ruangan tersebut terdapat seorang pemuda, sedangkan yang menunggunya sadar adalah seorang wanita paruh baya.

Selang beberapa menit kemudian, wanita tersebut melihat pergerakan anak yang dinanti nantinya itu, dengan cepat ia berjalan ke pemuda tadi dengan nafas terengah engah.

"Sayang, hey." Panggil wanita tersebut. Pemuda tadi merasa ada yang menyentuhnya pun mengerjap perlahan menyesuaikan cahaya-cahaya yang masuk ke indra penglihatannya.

Setelah matanya terbuka, hal yang pertama ia lihat adalah wajah seseorang yang terlihat sangat asing baginya.

"M-maaf, tante siapa ya?" Tanya pemuda tersebut yang membuat sang wanita tadi membulatkan matanya sempurna, karena cucunya sendiri tidak mengenalnya.

"Sayang, jangan bercanda nak. Ini Oma." Gumamnya sambil mengelus surai lembut sang cucu. Pemuda tadi hanya mengernyit heran, siapa wanita di hadapannya ini? Pikirnya.

"Tapi saya benar benar tidak mengingat anda." Ucap pemuda tersebut dengan perlahan karena tidak ingin membuat wanita itu sakit hati.

Wanita tadi yang ia yakini adalah Oma nya bergerak gusar ke arah bel di samping brangkar miliknya. Beberapa saat kemudian, dokter pun datang diikuti pria paruh baya di belakangnya.

"Do-dokter tolong periksa cucu saya dok, ada apa dengannya kenapa ia tidak mengingat saya Omanya?" Tanyanya dengan sekali tarikan nafas. Sang dokter pun mendekat ke pemuda tadi.

"Nyonya,tuan, cucu kalian mengalami amnesia. Tapi tenang saja, amnesianya tidak permanen dan bisa disembuhkan, tapi jangan memaksanya untuk mengingat segalanya. Cukup lakukan apa yang biasanya ia lakukan." Jelasnya panjang lebar.

"Baik dok." Gumaman lirih dari keduanya.
"Kalau begitu, saya permisi." Pamit dokter tersebut.

"Dasar dokter gadungan, bisa bisanya gw di kira amnesia. Tapi ada yang aneh, gw kok gak kenal mereka?" Batin pemuda manis tersebut.

"Nak, kami akan memperkenalkan diri. Nama Oma Claudia Wijaya. Dan ini opa kamu namanya Tristan Wijaya kalau nama kamu Xelio Putra Wijaya. Kamu juga mempunyai lima abang, abang pertama kamu Raksa Putra Wijaya. Abang kedua kamu Brian Putra Wijaya. Abang ketiga kamu Reyhan Putra Wijaya. Abang keempat kamu Kenzo Putra Wijaya. Dan Abang kelima kamu sekaligus kembaran kenzo, namanya Kenzi Putra Wijaya. Tapi mereka tidak tinggal disini, mereka berada di Indonesia. Bersama dengan orang tua mu, nama mereka Meeya Rapharta Wijaya. dan Vegran Putra Wijaya." Jelas Omanya memperkenalkan keluarganya.

"Sial ini dimana sih, anj bikin gw pusing mikirnya tau gk!?" Ucap xelio dalam hatinya.

"Arggh" teriak lio sambil memegang kepalanya yang terasa sakit. Pemandangan itu membuat sang suami istri tersebut gelagapan dan mendekat ke arahnya.

"Hey, ada apa sayang/boy!!?" Panik opa dan omanya. Perlahan kesadaran xelio pun menghilang.

Di alam bawah sadar

"Eungh, dimana lagi ini?" Tanyanya. Ya, dia adalah xelio. Lebih tepatnya jiwa seseorang yang berada di tubuh pemuda tersebut.

"Hai, kenalin aku xelio. Tubuh yang kamu tempatin sekarang itu adalah tubuh ku." Sapa pemuda lainnya.
Xelio atau kerap Jayden, sontak berbalik ke arah suara tadi.

"Siapa lagi ini ya tuhan." Gumamnya dalam hati. Ia sekarang sedang kesal, di tambah perkataan pemuda tadi yang membuatnya bingung sangat bingung!!

"Halooo?" Sapanya lagi. Hey, kenapa pemuda di hadapannya ini sangat lemot? Pikir xelio yang asli.

"Halo juga, dan sekarang jelasin ke gw kenapa gw disini!" Titah Jay dengan aura dinginnya.

"Oke oke, aku bakal jelasin tapi secara singkat. Kamu ada di sini dan nempatin tubuh aku itu karena takdir kamu." Jelasnya kurang panjang.

"Ucapan lo itu sedikit..... Errr, lupakan." Yaa, sekarang Jay hanya bisa pasrah akan takdirnya.

"Udah paham? Oh iya tenang aja kamu disini gk sendirian kok. Kamu bakal di temenin sama sistem zero." Gumamnya dan perlahan lahan lenyap termakan cahaya putih, dan disusul dengan kesadaran Jay, oh kita harus memanggilnya xelio mulai sekarang.

Di alam sadar

"Sshh" desis xelio dikala dirinya merasakan sakit yang amat perih di bagian kepalanya.
"Sial, ini ingatan si lio anj?" Umpatnya tak sadar
"Eh goblok, gw kan sekarang udh jadi lio." Ucapnya dalam hati.

"Eh sayang sudah bangun?" Tanya wanita paruh baya yang tak lain adalah omanya.
"Ya iyalah, anj buta mata lo?!"
"Iya Oma." Jawabnya, walaupun berbeda dengan isi hatinya. Ia tetap menetralkan wajahnya.

"Sayang ada yang sakit? Bilang ke Oma nak." Gumam Claudia ke cucunya. Jay atau yang sekarang kita panggil Lio hanya menggeleng perlahan. Walaupun tadi kepalanya sangat sakit, tapi itu tidak berlangsung lama.

"Oma sekarang kita di mana?" Tanya Lio.
"Kita di Australia nak." Jawab Omanya dengan membelai pipi tembem cucunya. Lio mengangguk anggukkan kepalanya dan kemudian terdiam.

"Sial, gue jadi pengen makan sesuatu yang manis manis jir." Ucapnya dalam hati dengan tatapannya yang menatap ke arah Oma dan Opanya. Sebuah ide muncul di benaknya. "Aha! Suruh nih Oma Opa kagak papa kan ya?"

Tanpa berlama-lama lagi, ia langsung saja memanggil Oma nya dan berkata apa yang ia inginkan. "Oma, Lio pengen makan yang manis manis..." Lirih Lio dengan mulut yang di majukan. Terlihat imut.

"Ogah banget cok kayak gini." Teriak Lio, tentu saja dalam hati, mana berani dia. Berani sih, tapi nanti mereka curiga sama dia.

Omanya tersenyum lembut dan mengusap surai cucunya dengan sayang, lalu berkata. "Yaudah, Oma sama Opa keluar ya, mau beliin Lio makanan." Lio mengangguk antusias dengan binaran di matanya.

Di ruangan Lio saat ini hanya ada dirinya, dan kesunyian sedang melanda di ruangan tersebut. Namun, kesunyian tersebut mendadak hilang dikarenakan suara yang muncul menghancurkan kesunyian yang nikmat itu, (menurut Lio)

"Memproses data"

"Anjing! Ada hantu!!"

Teriak Lio ketakutan. Pasalnya ia melihat ke sekeliling ruangan dan tak mendapatkan siapa siapa, masa ada suara tanpa wujud? Itu yang ada dipikiran Lio saat ini. Penakut sekali.

"Data berhasil di proses"

"Hah? Siapa sih? Tunjukin diri lo, sialan!!" Kesalnya.

"10%"

"20%"

"30%"

"40%"

"50%"

"60%"

"70%"

"80%"

"90%"

"100%"

"Halo tuan rumah, perkenalkan saya sistem zero yang akan menemani anda di kehidupan ke dua anda."









Transmigrasi Boy [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang