Kembali Ke Indonesia

276 28 2
                                    

Lio mengangguk kemudian menunggu Oma dan Opanya untuk meminta izin kembali ke Indonesia.

.

.

.

Setelah Lio menghabiskan kue coklat yang dibelikan oleh Oma dan Opa, ia mulai bersandar di sandaran brangkar. Menunggu kedatangan mereka.

"Lama banget, mereka kemana ya?" Menolog Lio sembari menatap pintu ruangan inapnya terus menerus.

Ceklek!

Pintu ruangan pun terbuka, Lio menatap ke sumber suara untuk melihat siapa yang memasuki ruangannya. Dan benar saja itu Oma dan Opa.

"Oma, Opa, dari mana saja?" Tanya Lio saat mereka telah sampai di samping brangkarnya.

Oma tersenyum dan menjawab. "Tadi Oma sama Opa sedang makan, mengisi perut. Bagaimana dengan cucu Oma? Udah makan?" Jawab Oma di akhiri dengan pertanyaan.

Lio mengangguk lucu dan menunjuk ke arah kantung plastik yang sudah kosong.

"Pintarnya cucu Oma." Puji sang Oma dengan mengelus pipi lembut Lio. Lio tersenyum malu, dan kemudian menatap Oma Opa bergantian.

"Eum Oma, Opa, Lio mau kembali ke Indonesia." Ucap tiba-tiba Lio dengan menatap serius sepasang pasutri di hadapannya.

Claudia dan Tristan menatap terkejut cucunya. Pasalnya, dulu cucunya sangat tidak mau bilang di suruh kembali, dan sekarang ia meminta sendiri. Claudia tersenyum, dan menatap sang suami dengan pandangan tak rela.

"Biarkan.." bisik Tristan dengan pelan.

Claudia menunduk dan kemudian kembali menatap teduh cucunya.

"Sayang, kamu beneran mau pulang?" Tanya Claudia memastikan. Dan Lio pun mengangguk antusias.

"Yes, sepertinya ini akan mudah." Batin Lio dengan senyum keramatnya yang hanya diketahui oleh dirinya, sistem, dan tentunya author.

"Hahh.. sepertinya kamu memang mau pulang. Baiklah, nanti pulangnya yah setelah kamu sudah sembuh total."

Dengan berat hati Claudia mengatakan kalimat tersebut. Ia takut nanti cucunya disiksa oleh mereka. Tapi Claudia akan memberitahu menantunya untuk menjaga cucu kesayangannya.

"Yeee!! Makasih Oma, Opa!" Pekiknya kegirangan. Ke dua pasutri tersebut tersenyum membalas pekikan dari Lio.

"Semoga mereka menyayangi mu, boy." Batin Tristan menatap sendu sang cucu.

"Istirahatlah, sayang." Perintah Claudia, dan mendapati anggukan dari Lio.

Claudia dan Tristan mendudukkan diri mereka di sofa yang berada di ruangan inap ini, dan menunggu kabar dari dokter.

.

.

.

2 hari berlalu

Tibalah masanya untuk Lio keluar dari rumah sakit atas izinan dokter.

Saat ini mereka bertiga(Claudia, Tristan, Lio.) sedang merapikan pakaian- pakaian Lio untuk dimasukkan ke koper. Mereka bertiga masih berada di kawasan rumah sakit, dan masih di dalam ruangan inap yang beberapa hari lalu Lio tempati.

Transmigrasi Boy [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang