Bayangan hitam besar

5K 186 5
                                    

Jam dinding menunjukkan pukul 00:10 WIB. Amira sama sekali belum memejamkan kedua matanya. Masih asyik berkutat dengan novel yang ia baca. Dibaliknya lembaran demi lembaran kertas berisi tinta hitam itu. Sesekali Amira tersenyum membaca percakapan yang menurutnya lucu.

Amira termasuk penggemar novel romantis. Apalagi kalau sudah membaca novel online, bisa lupa waktu ia hingga berujung mendapat omelan panjang dari sang ibu.

Namun lagi seriusnya dengan novel di pangkuannya, pandangan Amira tak sengaja menangkap sesosok bayangan hitam besar melintas di depan jendela kamarnya. Berbarengan dengan gorden yang tersingkap seolah diterpa angin.

"Itu tadi a-apa?" Gumam Amira terbata.

Mendadak hawa dingin menerpa dirinya membuat bulu kuduknya merinding. Bagaimana bisa jendela yang sudah terkunci rapat tiba-tiba gordennya tersingkap dengan sendirinya.

Meski sepintas, namun bayangan besar hitam itu memiliki bulu-bulu lebat di setiap tubuhnya dan itu mampu membuat Amira ketakutan. Tubuhnya sampai gemetar seperti mengalami tremor. Ketakutan Amira tidak sampai di situ saja. Di luar jendela kamarnya, ia juga mendengar suara kucing yang begitu nyaring. Kucing itu mengeong-ngeong entah karena apa.

Perlahan, Amira merosotkan tubuhnya di atas ranjang. Tak lupa selimut juga ia rekatkan di tubuhnya. Amira benar-benar takut. Apalagi kucing itu masih mengeong panjang di keheningan malam membuat suasana semakin mencekam kehororannya.

Biasanya, jika kucing mengeong nyaring di tengah malam. Pertanda melihat sesosok astral tengah melintas di depannya. Seolah tidak takut, kucing akan terus merongrong. Mengusir sampai hilang dari pandangannya.

Kini Amira merutuki dirinya karena biasanya jam setengah sepuluh ia sudah tertidur pulas mengarungi alam mimpi. Tapi entah kenapa malam ini matanya sulit terpejam hingga memutuskan membaca novel.

Srek.. srek.. srek..

Terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah pintu kamarnya. Amira memejamkan matanya erat-erat sambil membaca beberapa surat pendek yang ia hafal, tak lupa ayat kursi juga ia lafalkan.

Dalam hati ia berdo'a semoga makhluk yang ia lihat tadi tidak masuk ke kamarnya setelah tidak lagi mendengar rong-rongan kucing.

Krieet...

Suara pintu berderit.

"Ya Allah lindungilah hamba." Lirihnya ketika pintu kamarnya terbuka secara perlahan-lahan.

"Amira..."

Jin Nasab (Warisan sang leluhur)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang