🌈Transmigrasi Harem

5.9K 74 10
                                    

_lmnana0©_

~Happy read gaes!~

..

Sore hari setelah bel pulang sekolah berbunyi, seorang pemuda dengan tinggi badan 170cm dengan kacamata bertengger manis di hidungnya dan penampilannya pun tertutup dan pemalu namun, nyatanya ia adalah anak nolep yang suka membaca series novel atau series film yang diterbitkan dari buku yang ia sukai.

Sekarang ia sedang membaca dunia oren dengan fokus membaca sampai ia tak mendengar seseorang memanggilnya sedari tadi.

"JENOOO! MAU PULANG TIDAK!" pekiknya membuat pemuda itu sangat terkejut mendengar teriakkan dari orang tersebut yang berada di dalam kursi kemudi mobil.

"Ma-maaf, ya mau pulanglah bang."

"Ya udah buruan naik! Mau gua tinggalin!" Kesalnya dengan gemas melihat sang adik melihat handphonenya yang ia sendiri sudah tahu sang adik sedang membaca apa.

"Iya-iyaa, marah-marah mulu kerjaannya!" Dumelnya dengan masuk ke mobil.

"Gimana orang ga marah-marah Jung Jeno! Gua dari tadi manggil-manggil lo ga disaut" omelnya lagi.

"Ya maaf sie"

"Jawab terus! dibilangin berapa kali lu"

"Lah, katanya suruh ngejawab ga boleh diam aja, gimana sie?"

"Dah diem, gua mau fokus nyetir ini!"


Jeno pun langsung memalingkan wajahnya ke jendela mobil karena kesal dengan sang kakak yang sering kali mengomeli dirinya. Bagaimana tidak diceramahi oleh sang kakak jika dirinya selalu nolep dengan novel-novel dunia oren.

Sampai-sampai ia berdoa untuk mengirimkan dirinya ke dunia oren saja dibanding hidup berdampingan dengan kecerewetan sang kakak.

Setelah bosan memandangi luar jendela mobil ia mengalihkan perhatiannya kembali ke dunia oren favoritnya. Novel yang ia baca sangat indah lebih tepatnya seindah cerita dongeng fantasi yang dimana ada seorang pangeran manis yang menjadi perebutan pangeran tampan dan gagah dari berbagai negeri. Namun, ciri-ciri sang pangeran pun persis sama dengan Jeno yang pendek-pendek imut. 🤭

Namun, entah kenapa Jeno merasakan cahaya didepan mobil yang begitu silau lalu detik kemudian ia mendengar pekikan sang kakak dan cahaya silau itu semakin membuat mata Jeno menjadi perih dengan refleks ia menyilangkan kedua tangannya.


Puk! Pukk! Puk!


Jeno menyeringai sakit karena tepukan dipipinya. Dengan setengah sadar ia mencoba membuka matanya untuk mencari sang kakak.


"Kakak!!" Pekiknya setelah bangun dari silumannya.

"Sayang, kamu tidak apa-apa nak?" Tanyanya seorang wanita paruh baya.

"Mama! Ta-tapi kok?!" Melihat teliti wajah wanita paruh baya tersebut.

"Iya nak, ini mama sayang"

Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang