17 : Pada hari Minggu

357 44 8
                                    

"Pada hari minggu ku turut Indra ke kota!"

"Naik becak istimewa ku duduk di belakang."

"Ku duduk di samping Shisui yang sedang belajar!"

"Mengerjakan kuis supaya bagus nilainya, HEYYY!"

Sebuah mobil apanja silver melaju dengan kecepatan sedang di jalan raya. Di jok paling belakang ada Shisui, Izuna, sama Obito. Di jok tengah ada Itachi sama Sasuke. Dan di jok paling depan ada Madara sama Indra yang jadi supir dadakan hari ini.

Izuna sama Obito daritadi sibuk nyanyiin lagu Naik Delman yang udah diganti judul jadi Naik Becak.

Sementara Indra mati-matian menahan diri buat nggak banting setir ke pohon terdekat, saking emosinya denger mobil kesayangannya disamain kayak becak. Apalagi suara Izuna sama Obito itu merdu banget.

MERusak DUnia.

"Chi, tuker tempat yuk?"

Itachi nengok ke belakang setelah mendengar bisikan syaiton itu. Nampak Shisui dengan muka melasnya. Sahabatnya itu lagi ngerjain kuis bahasa inggris di hari Minggu yang cerah begini. Memang Guru kurang ajar, hari minggu masih aja disuruh nugas.

Apalagi Shisui duduk dihimpit Izuna sama Obito yang berisiknya minta ampun. Takutnya dia salah ngisi jawaban.

"Boleh. Gue minta Bang Indra minggir dulu bentar."

Itachi nepuk-nepuk pundak Indra dari belakang.

"HAH?" sengak si pemilik mobil yang dari tadi nahan emosi, tanpa nengok ke Itachi. Takut mobilnya nubruk, bisa-bisa 7 nyawa melayang dalam keadaan lapar.

"Minggir dulu, Bang. Gue sama Shisui mau tuker tempat."

"Hadeeeeeeh!"

Terdengar keluhan panjang yang keluar dari mulut Indra sama Madara.

"Makanya sebelum berangkat tadi duduk yang bener, tolil!" sembur Indra sambil memberhentikan laju mobilnya di pinggir jalan. "Buruan!"

"Makasih."

Itachi pun membuka pintu mobil, trus bergegas turun. Dia ngelipet kursi tempatnya duduk tadi biar Shisui bisa pindah ke depan. Dengan susah payah, Shisui berusaha duduk di jok tengah. Dia menghela napas begitu bokongnya udah duduk di samping Sasuke.

Giliran Itachi mau pindah ke belakang.

"Lah, Chi? Lo mau pindah kesini?"

"Yaelah, Shisui nggak asik!"

Itachi terdiam. Nampaknya kehadirannya nggak diterima sama Izuna dan Obito.

"Terus? Gimana?"

"Yaudah lo di tengah sama Shisui sama Sasuke. Biar gue dibelakang aja sama Izuna!"

Izuna manggut-manggut, "Untuk kali ini gue setuju sama Obito! KALI INI DOANG LOH YA!"

"DIH MAKSUD LU APA?"

"APA? APA? KOK LU MARAH?"

"Um, temen-temen.."

"BUSET LAMA BENER COK!" sembur Madara yang udah gakuat denger keributan dibelakangnya. "UDAH ITACHI LO DUDUK DITENGAH AJA BERTIGA."

"Sempit, anjing." desis Sasuke yang bikin Madara makin emosi.

"NGANJINGIN GUE LU?"

"G."

"Yaudah, yaudah."

Itachi naik lagi ke mobil, dia balik duduk di jok tengah, pinggir kanan deket jendela. Disebelahnya ada Shisui yang masih fokus ngerjain kuis, dan disebelah Shisui ada Sasuke yang kayak ngga peduli sama situasi sekarang.

Pintu ditutup, dan keadaan pun kembali tenang.

Semua bahagia.

"Nah, gitu kek daritadi," Madara balik lagi ke posisinya, menghadap depan. "Ndra, ayo jal-- LAH?"

Teriakan syok Madara sukses bikin anak-anak itik di belakangnya penasaran. Mereka celingukan ngeliat ke depan.

Indra ngga ada di kursi pengemudi. Dia ada di luar, di depan sana, di pinggir jalan sambil make helm dan siap-siap naik ke ojek motor.

"LO SETIR SENDIRI KE SUPERMARKET! BANGSAT!

Teriak Mahasiswa yang bentar lagi lulus itu sambil ngangkat jari tengah. Setelah puas, Indra pun pergi duluan naik ojek.

Ninggalin mobilnya, Madara, dan lima anak itik yang melongo.

Setelah emosinya sempet mereda, sekarang emosi Madara naik lagi ke permukaan. Dia buka jendela mobil dan ngeluarin kepalanya dari sana, neriakin Indra yang udah jauh di depan.

"WOY ANJING MAKSUD LO GIMANA TOLOL?! NINGGALIN GUE SAMA BOCAH-BOCAH INI?! GUE GAK BISA NYETIR! INDRAAAAAA!"

Mau teriak sampe tenggorokan kering kerontang pun Indra ga bakal denger.

Madara mau kayang.

"Eh, itu, anu ... Jadi sekarang gimana, Kak?" usai menyelesaikan kuis Bahasa Inggrisnya, barulah Shisui berani buka suara.

"Ya menurut lo aja gimana, udin?!"

"Masa lo nggak bisa nyetir sih, Bang?! Lo kan punya SIM?!" teriak Obito dari belakang.

"Iya emang."

"LAH TERUS?!"

"SIM gue nembak."

Hening ...

Mereka bagaikan kehilangan harapan.

Cklek! Brak!

"Biar gue yang nyetir."

Semua mata tertuju ke seorang cowo tampan yang sekarang udah duduk di kursi pengemudi sambil pake sabuk pengaman.

Mereka kompak melotot horror.

"Sasuke..?"

"Pake sabuk pengaman, pegangan yang kenceng. Nyawa kalian ngga ada garansinya."

Sasuke nyalain mesin.

"WOY ANJENG BENTAR DULU!"

"KOK LO YANG NYETIR SIH, SAS? ADUUUH LO NAIK KELAS TIGA AJA BELOM!"

"Sasuke, dosa kita ke Ayah sama Ibu masih banyak .."

"Sas, nyawa kita mahal loh! Sas! TURUN GAK?!"

Tanpa mempedulikan teriakan panik empat manusia dibelakangnya,

Sasuke nginjek pedal gas.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAH!"

"Kami-sama, selamatkan kami .. Kami-sama, selamatkan kami .."

"Ayah, Ibu, maafin Itachi. Maafin Itachi. Itachi gagal jadi Kakak yang baik. Maafin Itachi. Maafin Itachi .."

"TERKUTUK LO INDRAAAAAAAAAA!"

Teriakan final Madara mengiringi laju mobil Indra yang disetirin Sasuke dengan sangat ugal-ugalan itu. Dibarengi jeritan Izuna dan Obito, lantunan doa dari mulut Shisui, dan Itachi yang komat-kamit minta ampun atas dosa-dosanya selama ini.

Sasuke?

Dia terus nginjek pedal gas layaknya pembalap sejati.



• t b c •

UTS : Uchiha The Somplak [⏳]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang