Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kenalkan ia, Si Fakir dari tanah Surabaya. Katanya ia induk bala dari segala hal yang terjadi di sekitarnya. Jari-jemari kotor bak habis memegang tai beraninya mengarah kepadanya. Ia dilayangkan segala tuduhan dari birai mereka yang tak tahu apa-apa, sedang ia hanya membisu seribu bahasa. Entah tak mau ribut atau takut bersuara. Meski lahir dari rahim Si Jalang, ia bukan sepenuhnya kesalahan. Sabrang tumbuh dengan hati selembut sutra. Dibentuk dalam kasih sayang Tuhan, namanya akan menjadi prosa-prosa magis yang abadi di setiap larik-lariknya. Sabrang, sesekali marah pun tak apa.
“Kinan, bukan mauku menjadi seperti ini. Berhenti mengikutiku dan berpura-puralah tidak mengenal aku, itu lebih baik.”
"Nenek istirahat saja.
ㅤㅤ ㅤ ㅤ
Kinanti Hanum Seroja
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kenalkan ia, Si Cantik Jelita yang hidupnya dalam sangkar emas. Ia lahir saat Tuhan tengah berbahagia, penuh cinta dan kasih. Sama dengan Sabrang, tapi tak senasib. Segala peruntungan akan selalu datang kepadanya. Kinanti cantik sekali, kata mereka yang bertemu dengannya. Siapa yang enggan jatuh hati pada pesonanya? Bahkan burung-burung rela berkicau menyambut awal harinya, angin bahkan mengelus lembut wajahnya, serangga pun rela meninggalkan kenyamanannya.
“Sabrang, O’ Sabrang. Hatimu itu sebenarnya terbuat dari apa, hingga mengamuk pun tak bisa? Jika aku jadi kamu, aku pasti sudah mengamuk di keramaian, biarlah aku dianggap gila, daripada harga diriku yang terinjak-injak. Jangan jadi manusia munafik, kamu juga punya hati, tak seperti mereka.”
