🌺REKREASI🌺

11 2 0
                                    

"Gimana pun ceritanya, kadang menjadi orang lain itu terasa lebih baik."

- Viva

🌺🌺🌺

Bibirnya bersenandung samar. Tubuh segar sehabis mandi sudah menaikkan kembali gairah hidup Viva.

Meski belum sepenuhnya paham cara menggunakan semua fasilitas yang ada, dan juga tidak hafal setiap nama dari barang-barang sekitar, namun Viva sudah mulai menyesuaikan diri.

Diagnosa amnesia dari dokter Chandler benar-benar meloloskan Viva. Memberi Viva ruang untuk mempelajari keadaan.

Tak henti-hentinya gadis itu memanjatkan doa puji syukur kepada Tuhan.Walau sebenarnya segala hal tak semudah yang disangkanya. Bahkan Viva juga tidak tahu apa bakal ia hadapi selanjutnya.

Viva membuka ruang wardrobe. Erika telah mengajari caranya, yaitu tinggal memberikan scanning fingerprint dan kornea mata. Maka pintu otomatis terbuka, menyuguhkan surga bagi para wanita. Rak dan lemari diisi berbagai jenis baju dan sepatu dari setiap Brand ternama. Serta meja rias dengan peralatan make up super lengkap. Skincare bernilai jutaan rupiah yang mampu mengubah kulit lecek menjadi glowing hanya dengan sekali pakai. Lemari kaca di penuhi botol-botol parfum aneka aroma, dari yang sensual hingga menggemaskan. Viva cukup betah berlama-lama di sini. Ruangan bernuansa baby pink dengan paduan golden sebab mayoritas furnitur berhias ukiran emas.

Untung alarm di ponsel berbunyi, mengingatkan agar jangan membuang waktu.

Viva mengakhiri ritual dandan. Tepat pukul lima sore bergerak menuju kamar Lovely, mengetuk pintunya.

Tok tok tok!

"Iya sabar!" Terdengar sahutan jengkel dari balik daun pintu.

Viva tersenyum kecil, menatap Lovely yang membukakan pintu.

"Paan, Kak? Kenapa gak pencet bel aja sih?"

"Hiya, jalan-jalan yuk!"

Lovely merotasikan bola mata.
"Sejak kapan lo pengen jalan bareng gue? Bukannya lo malu karna tingkah gue kek anak lutung?!"

Viva meringis mendengar penuturan ketus itu. Padahal kemarin mereka sudah baik-baik saja, lah kenapa sekarang cewek ini jutek lagi dan mengungkit kelakuan Happy?
"Haduh jangan ngomong anak lutung dong. Kamu kan cantik. Kasian mama papa dikatain lutung."

"Lho kan lo sendiri yang bilang gitu," balas Lovely sembari bersedekap dada.
"Di depan temen-temen lo lagi."

"Iya iya, kakak minta maaf ya, Adekku sayang," ujar Viva seraya mengecup lembut pipi Lovely.

"Rasanya anjiing banget," celoteh Lovely stres.

"Dahlah ayo kita liburan. Kakak bayarin deh apapun yang kamu mau," bujuk Viva tak main-main. Kebelet rekreasi sekaligus merasa kasihan pada adik orang.

"Boleh deh kapan?"

"Sore ini!"

"Ya gak bisa lah! Mendadak banget," protes Lovely yang terkejut.
"Sepuluh menit lagi gue mau berangkat, ada turnamen E-Sport di Singapura."

TRANSMIGRASI Tukar NasibTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang