Part 1

29 7 0
                                    

Prolog.


Alvaro Sean Samudra, remaja laki-laki yang berusia 18 tahun, Ya, dia adalah hanya seorang anak remaja pada umumnya, Alvaro mempunyai ayah dan bundanya, ayah nya bernama Richard Kevin dan bunda nya bernama Rina Amelia, alvaro berasal dari keluarga yang berada, tapi tidak dengan hubungan keluarganya, semasa kecil nya alvaro dekat sekali dengan ayahnya, entah kapan hubungan alvaro mulai renggang dengan ayahnya.

Alvaro hanya termenung di kamar, sekilas ia mengingat masa kecil yang indah bersama ayah nya.

"Kamu mau ayah bikinin mainan apa nak?" ujar sang ayah

"Al mau apa aja, yang penting ayah yang bikinin" dengan senyum yang merekah dan kepolosannya itu.

"Yaudah ayah bikinin mobil-mobilan, sebentar ya, kamu tunggu disini, ayah mau ambil alat-alatnya dulu" titah sang ayah

Ayahnya sering membuat kan mainan kepada anak tersayang nya. Ya walaupun ayahnya mempunyai uang, tapi ayahnya mengajar kan sang anak untuk kreatif.

Alvaro Sean Samudra, yang sudah tumbuh beranjak dewasa, ayahnya yang super sibuk, jarang sekali untuk pulang kerumah, alvaro hanya menginginkan hanya berkumpul bersama ayah dan bundanya, ia juga sering melihat kedua orang tuanya bertengkar, dari yang bertengkar kecil hingga bertengkar besar-besaran. Itu adalah makanan sehari harinya Alvaro, hingga alvaro berpikir "mendingan gak usah di lahirin kalau begini ceritanya".

Rina Amalia, seorang ibu yang di sebut bunda oleh anaknya, dia adalah bunda terhebat yang di miliki alvaro, Alvaro banyak belajar tentang makna kehidupan dari bundanya, alvaro juga sanga-sangat menyayangi bundanya, Alvaro tidak mau kehilangan bundanya, bundanya yang membuat alvaro bisa berdiri sampai dimana titik ia berada di umur 18 tahun ini. Rina Amalia, dia adalah super hero bagi alvaro. terkadang bicara sang bunda membuat hati alvaro sakit, tapi alvaro sekarang tahu kenapa bundanya bisa berbicara seperti itu, karena itu membuat alvaro semakin kuat untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan datang.



Alvaro Sean Samudra.

*********

Happy reading guyss!










Kringg kringg!

"Al, bangunn nanti kesiangan!" Teriak bunda nya Alvaro bernama (Rina)

Alvaro pun terbangun dari tidurnya, melihat jam di atas meja belajarnya yang menunjukkan pukul 06.10.

Alvaro pun kaget ia langsung terbangun dari tidurnya, karena sekarang merupakan hari senin yang dimana di setiap sekolah melakukan upacara.

Bergegas ke kamar mandi karna Alvaro tau ia akan telat untuk datang ke sekolah. Ia pun turun ke lantai dasar rumahnya, Setelah selesai aktivitas mandi di pagi hari.

"Ayah kemana bun?" Tanya Alvaro menuju ke meja makannya.

"Ayah kamu sudah berangkat dari tadi pagi, katanya banyak kerjaan yang belum di selesain." Ucap sang Bunda.

Alvaro mengangguk. "Oh." ucapnya.

"Yaudah, makan ya nak, Bunda mau ke belakang dulu, mau bantu bibi." Kata bunda Alvaro.

"Gak usah bun, Al langsung berangkat aja, takut telat." Alvaro meminum susu yang di buatkan oleh bundanya, langsung berangkat ke sekolah nya.

"Yaudah nak, hati-hati, ya."

"Assalamualaikum, Bun, Aku berangkat ya!" Salam Alvaro.

"Waalaikumsalam." Jawab sang ibunda.

Alvaro pun pergi dari rumah nya menuju SMA BHAKTI, sekolahnya. Hanya membutuhkan waktu sekitar 15 menit untuk sampai ke sekolahnya.

Sesampai di sekolah Alvaro langsung memarkirkan motor nya.

"Huft, untung aja gue enggak telat." Ucap Alvaro, membuka Helm yang ia pakai.

Alvaro turun dari motornya, ingin berjalan ke kelas. "Oit Al!" Panggil Arion, Sahabat karibnya.

Alvaro hanya berdeham. "Hm."

Arion menghampirinya. "Tumben lo ga telat lagi, biasanya kan lo telat terus?" Ucap Arion sambil merangkul Alvaro.

Alvaro mengangkat sebelah alisnya. "Terus?" Ucapnya.

"Ya enggak apa apa sih hehe, eh Al, gimana tuh perkembangan lo deketin si Zanisa." Tanya Arion.

Alvaro menghembuskan nafasnya kasar. "Gue gak tau."

"Ya lo gimana si, emang lo enggak berusaha buat deketin dia?"

Alvaro memutar bola matanya malas. "Udah lah nanti aja!" Ucap Alvaro kesal.

Alvaro pun menuju kelas dan meninggalkan Arion sendiri di parkiran.

"Woi Al tungguin gue dong, main tinggal aja, manaan gue udah di tinggalin ayang Jasmine di tinggal sama manusia es batu juga pula!" Keluh Arion, ia mengejar Alvaro yang meninggal kan Arion sendiri di parkiran.

Arion menuju ke kelasnya. Arion pun melihat Alvaro duduk di bangkunya sendiri. Arion menyusul nya.

"Al, kok lo tega sih ninggalin gue sendirian di parkiran." Curhat Arion.

Arion pun duduk di sebelah Alvaro.

"Ck alay lo, masih pagi juga."

"Ya lo kan tau Al gue udah di tinggalin sama ayang Jasmine, btw lo ngapain ke kelas kan kita mau upacara woy!"

"Taruh tas, gak mungkin gue upacara bawa bawa tas." Alvaro bangkit dari duduknya.

"Oh iya hehe, sorry deh!" Arion pun juga meletakkan tasnya di samping bangkunya Alvaro.

"Hm."

"Udah ayo Al buruan nanti telat ke lapangannya" Ajak Arion yang sudah berada di depan kelas nya.

"Bawel lo" Alvaro berdecak, malas mendengarkan ucapan sahabatnya yang super bawel melebihi bunda nya.

Alvaro dan Arion pun menuju lapangan, sudah banyak murid yang baris sesuai kelasnya masing-masing.















Tbc.

ALVAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang