TROUBLE MAKER

Mr. Cold

Sebuah audi A8 L meluncur meninggalkan sebuah rumah mewah yang terletak di kawasan real estate Hannover Niedersachsen. Sang pria menyetir mobil dengan kencang sambil sesekali dia menggebrak gebrak kan tangannya pada kemudi mobil mengikuti irama yang menghentak dari tape recorder yang terpasang di mobil nya.beberapa kali terdengar umpatan dari mulut pengemudi lain kala Audi A8 L itu menyalip seenaknya seolah olah jalan itu adalah miliknya pribadi.

Tiinnn...tinnn..tinnn.

Dia menyalakan klakson dengan keras ketika mobilnya memasuki halaman UNIVERSITY OF QUEENSLAND. "trintinn tinnn..." dia membunyikan klakson dengan nada lebih panjang dan nyaring.

Trintinn tinnn...

Sekali lagi klakson memekakkan telinga miliknya menggema ke seantero kampus, sehingga perhatian mahasiswa teralih ke audi itu, ternyata seorang gadis berkacamata tebal yang tak lain adalah claudya sedang memunguti beberapa buku nya yang terjatuh berserakan sehingga menghalangi laju mobil itu. Dengan cuek pemilik audi yang tidak lain mr. Gie keluar dari mobil mewah nya.

"hey... Sudah berapa tahun kamu ga ke dokter THT?? Tanya Gie dengan muka datar milik nya.

"apa maksudmu? Tanya claudya yang bisa ngeraba kemana arah ucapan Gie.

"apa klakson ku kurang keras hahh!ucap gie pelan namun cukup menusuk kehati claudya

"kamu pikir aku mau berlama lama memunguti buku ku, dan asal kamu tau semua gara-gara kamu,"ucap claudya menata jantung nya yang berdebar debar."kenapa aku jadi mengalami kelainan jantung kalau deket deket sama simuka datar ini" bisik claudya dalam hati saat dia merasa jantung nya berpacu sepuluh kali lipat dari biasanya.

"apa maksudmu gara gara aku!Ucap Gie sedikit mengerutkan alisnya dan berjalan mendekati claudya .

"kalau kau tidak menyalakan klakson terlalu keras aku tidak akan kaget, dan buku ku tidak mungkin berserakan seperti ini tapi saat kau lewat selalu ada gempa"ucap claudya sedikit gugup saat berhadapan dengan orang yang disukai nya itu..padahal gempa yang lebih dahsyat didalam hati nya pikir claudya

hati claudya semakin tak karuan ketika Gie lebih mendekat dan mencengkeram pergelangan tangan claudya !dia menarik claudya dengan kasar ke arah koridor kampus yang agak sepi.Gie menghempaskan tangan claudya dengan keras. Claudya menunduk dengan dalam dia takut menatap mata gie, perlahan tangan Gie mengangkat dagu claudya agar gadis itu menatap ke arahnya.pria itu menghembus kan nafaznya dengan kasar. Mata coklat milik nya melihat sepasang manik mata yang tertutup kacamata tebal itu,claudya merasakan hati nya semakin berlarian tidak karuan melihat tatapan mengintimidasi milik Gie.

"aa-apa mau mu? Tanya claudya cemas dia teringat bagaimana claudya diperlakukan dengan tidak senonoh ketika Gie menciumnya dengan paksa, dan kenangan menyakitkan itu tidak pernah bisa claudya lupakan tapi dia pun tidak pernah bisa membenci Gie, cinta telah membuat claudya buta dia mencintai Gie dengan segala kesakitan yang dia terima atas segala hinaan Gie.

"tadi kau bilang apa?? semua salah ku!seharusnya kau simpan buku buku mu dalam tas, jangan seperti toko buku berjalan seperti itu"ucap Gie menatap tajam kemanik mata claudya .

"tapi semua memang salah mu, kenapa menyalakan klakson sekeras itu, ini kampus bukan rumah pribadi mu"ucap claudya mencoba memberanikan diri menatap tajam kearah mata coklat didepan nya."ternyata Gie memang sangat tampan dia benar-benar makhluk sempurna walaupun dia bukan lelaki yang memiliki nilai fantastis dalam bidang akademik tetapi dia satu-satunya makhluk sempurna dikampus ini"pikir claudya menatap tajam wajah sempurna didepan nya, baru kali ini dia bisa menatap pria pujaan nya sedekat ini.entah kenapa dia sangat mencintai pria tersebut sejak pertama melihatnya,walaupun beberapa kali claudya mendapat penghinaan dari Gie itu tidak mampu membunuh cinta nya pada pria itu,claudya mencintai nya dengan segala luka yang dia torehkan untuknya,dia tidak peduli seberapa dalam hinaan yang dilakukan Gie padanya, entah bagaimana hatinya mampu menahan semua itu, dia sudah seperti orang bodoh yang terinfeksi virus cinta seorang Gie.