Hai kids, biar makin kerasa, play this video yah (Emng agak ngeselin ni, scroll langsung pause, pengen ada fitur audio pliisss 🤧🙏, jadi jalan keluarnya cm, kalian bisa pake google play music atau lain lain yg kalian tau, judulnya Those Eyes - New West, slowed)
Dan yang bagi lagi baca offline, aku saranin jangan dulu, nanti pic yang ada disini ga keliatan
Trus, bagi yang mau pake nama, silahkan gunakan nama Kaede
Terus, ketika liat space panjang, jangan scroll cepat² ye, nanti gak paham
Oke,
Selamat menikmati asupan ini!
***
Tap
Like this tweet
Seorang wanita berambut hitam panjang itu menaruh kasar ponselnya dan menghela nafas pelan. Ia lalu menyenderkan badannya pada kursi nyaman yang didudukinya. Ia mengangkat lengannya untuk menutupi matanya, lalu memutar kursi kerja yang didudukinya, menghadapkannya ke jendela besar di belakangnya. Pemandangan langit biru dari dalam gedung lantai tinggi pencakar langit ini indah, memuaskan mata, tapi tak cukup untuk menghibur hati seorang wanita yang bersuasana hati gelap itu.
Kebanyakan hal yang dilakukan wanita itu sama akhir-akhir ini, terus menghela nafas, menghela nafas, menghela nafas, dan menghela nafas lelah. Layaknya agenda rutin yang harus dilakukan.
Wanita itu lalu memegang dadanya, alih-alih menyentuh kalung emas dengan liontin bulat kecil pemberian'nya'. "Memang seharusnya kita tidak usah kenalan ya..." Gumam wanita itu pelan. Dan tanpa izin dari sang empunya, setetes air mata mengalir jatuh dari sudut matanya.
Menyadari bahwa ada setetes air mata keluar dari matanya, wanita itu langsung mengusapnya. "Dasar jahat." Gumamnya lagi.
Your pov
Aku membuka pintu rumah. Hal yang pertama yang aku lihat adalah kegelapan dari rumah ini, layaknya suasana hatiku akhir-akhir ini. Aku menekan saklar lampu yang berada tak jauh dari pintu, melepas sepatu yang menyiksa jemari kakiku, menaruh sembarang tas kerja, melepas jas asal, dan melepas kait bra yang menyesakkan. Dan tak lupa pintu rumah kembali aku kunci dari dalam.
"Sudah kukatakan jangan pakai sepatu berhak itu, pakailah sepatu flat shoes yang aku berikan. Lihat terluka, kan, kakimu! Ngeyel sih!"
"Ya maaf..."
"Sepatu sialan." Gerutuku kesal pada sepatu berhak itu sembari mengoles obat pada bagian merah dekat mata kaki. Mana mungkin aku pakai sepatu 'yang itu' lagi, yang ada aku yang makin ga fokus ke jalan, seperti bulan lalu. Bulan lalu itu, aku memakai sepatu coklat yang ia berikan, tapi aku malah tidak fokus karena terpikirkan dia bagai menempel kuat di otakku-sampai aku menabrak tiang lampu lalu lintas, dan saat pulangnya aku hampir ditabrak oleh mobil yang ugal ugalan di jalan saat menyeberang di zebra cross. Aku sudah benar menyebrang di saat waktunya, tapi aku tak menghindar juga karena terpaku ke jalan-lebih tepatnya sepatu yang kupakai. Banyak kenangan yang terjadi. Dan lebih tepatnya kenangan menyesakkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
❝𝐈𝐟...❞ [Detective Conan Fanfiction X Reader] - One Shoot Collection
FanfictionInilah cerita, jika aku atau yang biasa dipanggil [Y/N] menjadi karakter tertentu. . Kumpulan One Shoot "Jika menjadi ... dari " atau "Jika ... (tidak/adalah) ..." ----- Detective Conan © Aoyama Gosho © ReMonday_ Story and extra characters: R...