05

13 1 0
                                    

Sambungan...

"Kamu gapapa?"

Allisya pun langsung menoleh dan melihat wajah orang tersebut.

"Hah, Fandri ternyata kamu"

"Ayok berdiri" sambil mengulurkan tangannya kepada Allisya

"Iya" sambil meraih tangannya

Dia membantuku berdiri, sambil menggandeng tas ranselnya di sebelahnya.

"Aduh"

Tiba-tiba terasa sakit, karena tangan Allisya sedikit lecet karna tergores aspal jalan.

"Itu tangan kamu luka"

"Halah biasa lah ini, tenang aja"

"Gak bisa ini harus di kasih antiseptik supaya tidak infeksi"

"Aduh Fandri ini tu cuma lecet dikit bukanya luka robek jadi gak usah"

"Gak boleh gitu Allisya, semua luka itu harus tetap di obati"

"Walaupun kamu gak mau gua tetap paksain untuk di obati"

"Udah gak usah Fandri"

"Kalau kamu gak mau gua laporin ke mama kamu, kalau kamu gak lihat jalan saat naik sepedanya"

"Iya-iya yaudah, dasar tukang ngadu"

"Gitu kek dari tadi"

Fandri pun langsung bergegas ke warung sebelah untuk membeli plester dan mengambil antiseptik di rumah.

Untungnya mereka belum terlalu jauh dari rumah.

Sementara Fandri mengambil obat di rumahnya, Allisya pun langsung menarik sepedanya berdiri dan di sandarkan di samping bangku jalan.

Allisya pun langsung duduk di bangku kayu, yang terdapat banyak di pinggir sepanjang jalan komplek itu.

Bisa dibilang komplek rumahnya itu di sepanjang jalan terdapat bangku yang terbuat dari kayu.

Dan di sertai lampu-lampu jalan yang menghiasi tempat itu, jadi kayak semacam Malioboro ke dua.

Ok kembali ke Allisya!

"Fandri mana sih kok lama banget"

"Aku pergi aja gak sih"

"Tapi kalau aku pergi, sepedaku kayaknya bannya kempes"

"Allisyaaaa"

Allisya pun menoleh melihat siapa yang memanggilnya dan ternyata itu Fandri yang datang dengan membawa obat.

"Padahal gua nggak sakit parah loh, jadi nggak usah repot-repot"

"Sssttt, diam gua bersihin dulu lukamu"   sambil meletakkan jari telunjuk ke arah mulut Allisya

Dan Mereka pun langsung bertatapan wajah.

"Eh" dan mereka pun langsung membuang muka bersamaan.

"Maaf-maaf sini tanganmu" Fandri pun mengambil tangan Allisya tanpa melihat wajahnya.

Selagi Allisya di obati Fandri, tanpa sadar Allisya seperti memerhatikan Fandri dengan tatapan senyum-senyum.

Sampai selesai di obati pun Allisya masih tetap menetap Fandri.

"Heii" panggil Fandri

"Llis" panggil Fandri yang kedua kalinya

"Allisyaaaa" panggil Fandri yang ketiga kalinya sambil melambaikan tangan di depan wajah Allisya

"Ya, a apa" seketika langsung menghadap Fandri

"Kok bengong sih"

"Hah, apa, bengong, ohiya yah tadi gua bengong"

The TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang