tujuh

192 9 0
                                    

Ayolah vote nya naikin sampai 100 aja

Saya hampir putus asa buat ini cerita ngk ada yang vote atau komen

"Maksud kamu?"

"Tidak Gus"ujar Fira yang bangkit dari kursi itu dan berbalik menatap wajah tampan Gus Arfan

"Saya permisi dulu Gus,assalamualaikum"lirih Fira melewati Gus Arfan dan segera bergegas untuk kemesjid

"Walaikumsalam"Arfan tentu saja bingung ada apa dengan Fira?

Sesuai dengan permintaan ummi fatwa,selesai sholat isya Fira ke ndalem

"Assalamualaikum"

"Walaikumsalam"jawab Gus Arfan membuka pintu sontak langsung menundukkan pandangannya

"Masuk nak"Fira mengangguk

"Eh nak fira sudah datang sini nak Fira"ujar ummi fatwa menuntun Fira ke ruangan meja makan

Disana kyai Hamsir duduk di tengah,ummi fatwa berada di samping kyai Hamsir dan di samping ummi ada Gus Arfan yang berhadapan dengan Fira

"Ayo makan nak"ucap lembut ummi fatwa

"Iya ummi"senyum balik dari Fira

Fira pun memakan masakan ummi fatwa oh ya ampun ini seperti maskan bundanya dulu yang sudah lama ia tidak rasakan

Fira menahan air matanya untuk tidak jatuh, meneteskan air mata didepan makanan itu tidaklah baik

Alhasil Fira memakan makanan ummi fatwa dengan lahap meskipun kenyataan nya ia sangat ingin menangis sekarang

"Bagaimana nak Fira apa nak fira suka?"ujar ummi fatwa sembari menatap Fira yang tengah makan

"Suka ummi,masakan ummi seperti masakan Bunda fira dulu"awalnya Fira memang tersenyum tapi saat menyebutkan nama bundanya ia mengecilkan suaranya dan menunduk

"Alhamdulillah kalo kamu suka,kenapa nak fira?''tanya ummi fatwa bingung

Fira memangangkat wajahnya dan menggeleng cepat pertanda bahwa ia tidak apa apa

Selesai acara makan malam itu Fira kembali ke asrama dengan wajah lesu

Sepulang dari rumah ndalem Fira belum samaskali membuka suaranya dan langsung tidur itu membuat fitrah dan Nisa bingung kenapa?

Jam sudah menunjukkan pukul 00:00 tapi Fira belum juga tidur fitrah dan nisa sudah terbang ke alam mimpi

"Bunda"lirihnya,Fira meneteskan air matanya pada bantal yang saat ini dia pakai,Fira meremas bantal itu hingga kusut saat ini posisinya jadi tengkurap

Semalaman Fira menangis,Fira menutupi wajahnya dengan bantal agar Isak tangisnya tidak terdengar oleh kedua temannya itu dan akhirnya dia juga ikut tertidur

"Astagfirullah Fira,badan kamu panas banget ya Allah"ujar Nisa khawatir

Saat membangunkan Fira karna waktu subuh, Nisa memegang lengan Fira itu sangat panas dan memeriksa dahi Fira,sangat panas

GUS ARFAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang