06. Ragu

1K 151 24
                                    

Hallo assalamu'alaikum, selamat malam, apa kabar?

Aku minta maaf kepada kalian karena aku jarang update, aku itu sebenernya mau sering buat update.

Tapi lihat vote sama viewersnya yang jauh-jauhan membuatku semakin malas.

Jadi aku mau meminta tolong kepada kalian semua, khususnya yang baca cerita ini, jangan lupa untuk vote dan komen.

Karena vote, komen dari kalian cukup berharga buat aku.

Terima kasih.

⚠️Warning⚠️
Hati-hati typo bertebaran.

🦋Happy Reading🦋

***

"Gus Nizar jangan semaunya sendiri! Saya tidak mau menikah dengan anda!" sentak Nazeera yang tubuhnya bergetar.

"Zee, yang sopan!" ujar Arzan yang mengusap pundak Adiknya.

"Abang, Zeera gamau nikah, Zeera mau pergi aja," ujar Nazeera yang langsung berlari keluar meninggalkan Ndalem dengan langkah yang sedikit terpincang-pincang.

Arzan pun langsung mengejar Nazeera yang sudah berlari menuju ke Gerbang Pesantren. Arzan berharap di Gerbang sedang ada Satpam yang menjaga, namun sepertinya keberuntungan berpihak kepada Nazeera.

Gerbang Pesantren buka tanpa ada penjaganya sama sekali, ia pun mencoba berlari dari Pesantren sebisa mungkin ia harus menjauh. Arzan pun tidak putus asa, ia tetap berlari menyusul sang Adik.

Namun itu sia-sia saja karena Nazeera hilang tanpa meninggalkan jejak sedikit pun. Nazeera hilang disaat setelah dirinya menyebrang jalan, dan Arzan terhalang oleh kendaraan yang sedang berlalu lalang.

"Zee, kamu kemana? Ya Allah lindungilah Zeera," ujar Arzan mengusap kasar rambutnya.

"Abi maafkan Arzan yang gagal jagain Zeera," gumam Arzan dengan penuh penyesalan.

Ia pun kembali ke Pesantren untuk mengambil kendaraan roda dua, ia ingin mencari keberadaan Adik semata wayangnya itu.

Arzan melihat Gus Nizar yang sedang berdiri di depan Gerbang, tanpa rasa ingim menyapa beliau ia langsung masuk begitu saja. Arzan sangat menahan amarahnya kepada seseorang yang sangat ia hormati ini.

"Arzan, Nazeera di mana?"

"Buat apa Gus Nizar bertanya keberadaan Adik saya?" tanya Arzan yang menghentikan langkah kakinya.

"Adik saya pergi entah kemana, dan itu semua salah Gus Nizar yang mengambil keputusan tanpa mikir kedepannya," ujar Arzan yang milirik sekilas ke arah Gus Nizar.

Tanpa menunggu balasan dari Gus Nizar, Arzan langsung saja pergi meninggalkan Gus Nizar untuk mengambil motor dan segera mencari keberadaan Nazeera yang entah hilang kemana.

"Apa aku salah? Maafkan saya, Nazeera," batin Gus Nizar yang sekarang sedang dilanda kebingungan.

Gus Nizar yang kebingungan pun memutuskan untuk masuk ke dalam menemui sang Umi dan meminta pendapat apakah yang ia lakukan itu adalah salah besar atau tidak? Ia menghampiri Uminya yang sedang duduk sendiri, karena Ustadzah Hanna telah pergi.

"Umi," panggil Gus Nizar dengan nada yang pelan.

"Kenapa, le?" tanya Umi Maryam sembari mengusap kepala sang putra.

"Nizar salah ya memilih menikahi Nazeera?" ujarnya dengan nada yang lesu.

"Umi sedikit terkejut ketika kamu bilang memilih untuk menikah, apa itu hanya karena kamu tidak ingin dicambuk dan memilih untuk menikah Nazeera?"

Nazeera Destiny With Gus NizarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang