1. Hazira

7 0 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya readers, tengkyu, happy reading 🤗



~

~

~

“Ehhh buruan buruan, pertandingan nya udah mulai tuh”

“Yang bener lo?”

“Seriusan, maka nya buruan, nanti kebagian tempat paling belakang lagi ah”

Suara alas kaki yang bertemu dengan lantai itu begitu jelas terdengar, suara itu terdengar dari segala arah, dan tentu saja itu mengusik pendengaran gadis yang sedang terlelap.

Mau tidak mau gadis itu mencoba membuka kelopak mata nya, sebenarnya rasa kantuk nya masih belum hilang,  namun karena suara bising yang ia dengar akhirnya membuat ia terbangun.

Ia menggerakkan leher nya ke kanan dan ke kiri, lalu tangan nya ia kibas kibas kan, karena tangannya ia jadikan bantal saat terlelap tadi membuat nya kesemutan.

“Hehhh pada berisik banget sih, gak tau apa ada orang lagi tidur” gerutu nya setelah merasa lebih enakan.

Ia raih handphone nya dan berapa terkejutnya ia ketika melihat angka yang tertera di layar handphone nya.

“Hahhh, ketinggalan dong, yahhh parah parah, bisa bisa nya kamu ketiduran Ziraaa”

Ya, perkenalkan gadis itu bernama Hazira Karima Ahdani, biasa nya teman teman memanggil nya Zira.

Zira kini hidup hanya berdua dengan sang bunda, bunda Maida Alya Ahdani, panggil saja bunda Maida. Bunda Maida adalah seorang single fighter, atau single parents, bunda dan ayah Zira berpisah saat Zira masih duduk di bangku kelas 1 SD,tidak tahu apa penyebab pastinya, namun sejak saat itu tak ada lagi komunikasi antara ayah dan bunda Maida.

Bunda Maida bekerja sebagai karyawan tetap di sebuah perusahaan yang cukup besar, yang bergerak di bidang jasa kirim barang, sebenarnya perusahaan itu sudah melebarkan sayap nya di berbagai bidang usaha, ZhaiCorp.

Zira berlari terbirit-birit, ia tidak mau ketinggalan satu menit saja pertandingan sang pujaan hati.

Saat sudah mendekati lapangan sepakbola, suara penonton yang menyebut nyebut nama pemain yang sedang memperebutkan bola itu mulai mengusik telinga nya.

Tak lupa Zira membawa satu botol air mineral dingin untuk sang pujaan hati. Walau kecewa karena ia sudah kehilangan 15 menit dari pertandingan bola itu namun tak menyurutkan semangat nya.

“Ayokk Beryl, semangat” teriakan Zira begitu menggema, namun bukan hanya Zira seorang yang meneriakan nama seperti itu.

“Udah bangun kamu Ra”

Zira menoleh ke sebelah kiri nya, ternyata ada Naya di sana.

“Udah dong, kamu kenapa gak bangunin aku sih Nay, aku jadi ketinggalan pertandingan nya Beryl”

“Ishh, kamu mah ih Ra, aku, Azkiya sama Kiran tuh udah cape banget tau ngebangunin kamu, tapi kamu nya gak bangun bangun, jadi terpaksa kita tinggal deh”

“Ihh kejam deh kalian sama aku”

“Ya habis salah sendiri tidur kok pules banget sih Ra, Ra”

“Iya nih, cape banget badan ku Nay”

“Iya sih pasti, kamu kan kemarin habis mewakili sekolah untuk ikut lomba puisi di tingkat kota, by the way, congratulation ya Zira ku sayang, yakin deh bunda bangga banget pasti sama kamu Ra”

Sorot mata Zira berubah sendu, Zira ingin ayah nya yang entah berada dimana itu juga bangga pada nya, namun itu hanya harapan nya saja, karena nyata nya tak pernah sekalipun Zira bertemu lagi dengan Ayah nya, bahkan Zira sudah tak begitu ingat seperti apa wajah Ayah nya itu, setelah berpisah dengan ayah, bunda tidak menyimpan foto apapun lagi yang berhubungan dengan ayah nya.

“Ra, kamu gapapa?”

“Emmh, gapapa kok Nay” Zira tersenyum, namun raut kesedihan masih terlihat di wajah nya.

“Sorry ya Ra, apa ada kata kata yang salah dari yang aku ucapin?”

“Engga kok Nay, ga ada yang salah dari kamu”

“Udah ah Nay, kalau aku ngobrol terus sama kamu nanti aku ga fokus nonton pertandingan ayang Beryl”

“Euhhh, kumat deh Ra, Ra, ga bosen emang kamu ngejar ngejar Beryl udah hampir 3 semester Ra”

Zira hanya menyengir kuda “Belum tiga tahun kan Nay, kalau sampai lulus Beryl ga cinta juga sama aku, baru deh aku mah nyerah”

“Yakin kamu Ra?” Tanya dua orang itu bersamaan.

Kali ini teman nya yang baru tiba yang bertanya.

“Ampun deh, Azkiya sama Kiran kalau nanya suka kompakan gitu” ucap Naya yang juga kaget karena dua orang teman nya itu tiba-tiba datang.

“Gimana Ra yakin kamu bisa lepasin rasa cinta mu kalau Beryl ga cinta kamu setelah 3 tahun?”

“Gak yakin sih, soalnya udah cinta mati deh kayak nya aku sama Beryl”

“Euhh, dasar kamu” ucap Naya kesal.

“Zira, Zira” Azkiya hanya geleng geleng kepala dengan jawaban yang Zira beri.

“Cape tau Ra kita liat kamu ngejar ngejar si Beryl terus” kali ini Kiran yang bersuara.

“Lah kok jadi kalian yang cape? Kan yang usaha buat deketin Beryl itu aku, kok kalian ikut cape”

Ketiga teman nya hanya menghela napas berat.

Zira adalah gadis yang pintar, ia bisa bersekolah di sekolah favorit ini karena bantuan beasiswa yang di selenggarakan oleh perusahaan tempat bunda bekerja, di perusahaan ZhaiCorp ada sebuah program beasiswa bagi anak anak karyawan yang memang cerdas, tentu saja syarat dan ketentuan tetap berlaku.

Sehingga bunda saat itu mengajukan beasiswa ke perusahaan nya untuk Zira, dan Alhamdulillah Zira mendapatkan beasiswa itu, karena memang ia layak.

Kecerdasan Zira begitu menonjol dalam semua mata pelajaran, namun Zira masih terlalu polos untuk urusan cinta, Zira dengan tidak lelah nya terus mengejar cinta Beryl, Zira mencari tahu segala hal yang Beryl suka dan yang Beryl tidak suka.

Zira kembali menonton pertandingan yang masih berlangsung itu, Beryl begitu tampan dimata Zira, tubuh nya yang tinggi dan tegap, hidung yang mancung dan paras yang rupawan, berhasil membuat Zira jatuh cinta setiap kali melihat nya.

Dari awal pertemuan nya dengan Beryl, Zira tak bisa melepaskan pesona Beryl dalam hati dan pikiran nya, pesona pria itu begitu kuat bagi Zira yang baru pertama kali merasakan jantung nya berdebar saat itu.

Hingga sejak saat itu Zira bertekad akan mendekati Beryl, ia akan membuat Beryl membalas rasa cinta nya.

Peluit pertanda babak pertama telah usai ditiup oleh wasit, Zira yang mendengar itu bergegas melewati kerumunan orang orang yang berada di depan nya.

Ia menghampiri Beryl yang baru akan duduk di pinggir lapangan bersama tim nya.

“Beryl, kamu keren banget loh tadi” ucap Zira begitu Beryl duduk di bangku nya.

Beryl membuang napas nya kasar, ia lantas mengelap keringat yang membasahi dahinya, dan tak menghiraukan Zira.

Teman teman Beryl sudah jelas tahu siapa itu Zira, salah satu siswi yang mengejar ngejar Beryl.

Zira tersenyum “Aku bawain minum buat kamu nih, masih dingin, biar seger”

Beryl masih tak bergeming.

Raja yang melihat hal itu lekas menyikut lengan Beryl.

Beryl menatap Raja heran, sorot mata Beryl seolah bertanya “apa?” pada Raja, dan Raja menggerakkan dagu nya menunjukkan pada Zira yang masih dengan setia menyodorkan air mineral untuk Beryl.

Beryl berdiri dari duduk nya dan menatap nyalang pada Zira.

“Bisa gak sih Lo ga usah deket deket sama gue terus Ra”

“Zira kan ga deket deket Beryl terus, tadi waktu Beryl tanding bola kan Zira ga deketin Beryl”

Beryl mengacak rambut nya kasar, lelah, ia lelah setiap hari berurusan dengan Zira.

“Udah deh sana, gue cape, dan kalau gue ladenin Lo, itu bikin gue tambah cape tau gak Lo”

“Zira gak minta Beryl ladenin Zira kok, apalagi sampe bikin Beryl cape, Zira Cuma pengen ngasih minum ini aja buat Beryl”

Teman teman Beryl serempak tertawa mendengar perkataan Zira, mereka kenal siapa Zira, selain terkenal karena kegigihan mendekati Beryl, Zira termasuk siswi cerdas dan berprestasi di sekolah itu, bahkan Zira memenangkan beberapa olimpiade saat mewakili sekolah, dan Zira masuk dalam list wanita cantik di sekolah, karena paras nya yang memang cantik.

Akhirnya mau tidak mau Beryl menerima air yang Zira beri.

“Udah gue terima” Beryl mengangkat botol air mineral yang Zira beri.

“Sekarang Lo pergi, gue males liat muka Lo” ucap Beryl ketus.

Zira tersenyum “oke Beryl, Zira tau Beryl itu baik sama Zira, nanti Zira bawain lagi minum ya untuk babak kedua, bye”

Zira pergi meninggalkan Beryl yang menganga, bisa bisa nya Zira masih tersenyum setelah Beryl secara terang-terangan mengatakan malas melihat wajah Zira.

Beryl lupa, Zira memang perempuan yang sedikit aneh, dan sikapnya membuat Beryl jengah.


~


~


~


~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HaZira's Circle of Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang