(Sun)dae

98 15 0
                                    

Malam kabut telah datang.

Dengan santai aku berjalan meninggalkan rumah, terbang menuju posisi target yang akan kujadikan santapanku.

Saat ini sangat panas. Hal yang wajar mengingat cuaca yang semakin sering berubah-ubah

Oh, lihatlah. Pergerakanku terhenti kala targetku keluar dari rumah kecilnya sembari merapatkan hoodie hitamnya.

Sepertinya aku harus cepat sebelum ia benar-benar pergi dan menemui banyak orang.

Tak butuh waktu lama bagiku, sekarang aku telah berada dibelakangnya. Aku mencekik lehernya, sementara mulutnya ku bungkam dengan kekuatanku agar ia tak mengeluarkan suara apapun.

Wajahnya tampak memerah, matanya menatapku penuh ketakutan. Wow, aku suka itu.

Astaga, aromanya sungguh menggoda. Gairah liarku naik ke permukaan. Entah kenapa aku penasaran dengan sosoknya.

Salah satu tanganku terangkat, hendak melepas masker yang ia kenakan. Penglihatan malamku tampaknya tak berfungsi dengan baik hari ini.

Tunggu. Aku mengenali gadis ini. Dengan cepat aku menyeretnya kembali ke halaman rumahnya, dan mengarahkannya pada lampu untuk melihatnya lebih jelas lagi.

Ah ! Si mata biru. Bisa-bisanya aku tak mengetahui tentang hal ini dari informasi yang kukumpulkan.

Maksudku, dari semua foto yang kudapat, wajahnya benar-benar tertutup dan hampir tidak dapat dikenali.

Aku melepaskannya perlahan. Tak tahu kenapa aku tidak sanggup membunuhnya saat ini juga.

Dia berusaha meraup udara sebanyak-banyaknya, sementara aku masih terdiam disana. Menatap semua pergerakannya dengan teliti.

Kepalanya terangkat menatapku.

"Kau yang membeli sayur tadi pagi ?"

Pertanyaan tiba-tiba yang sangat tidak terduga.

"Maafkan aku, aku sempat tak mengenalimu sebagai Kim Minjeong, kau yang kemarin hampir kutabrak kan ?"

"Gadis ini tidak takut dengan kejadian barusan atau bagaimana ?

"Terima kasih. Kau menyelamatkanku lagi,"

Dia tiba-tiba membungkuk padaku, bahkan sebelum ia benar-benar bersujud di lantai, aku buru-buru menarik tubuhnya.

"Apa-apaan ? Menyelamatkanmu ?"

"Ya, tadi ada seseorang yang berusaha membunuhku sepertinya, lalu kau datang menyelamatkanku."

Apa maksud orang ini ?

"Aku tidak tahu harus memberikan apa untukmu, terima kasih. Terima kasih banyak."

"Jangan gila !"

Pergerakan gadis itu terhenti. Tentu saja. Aku mencegah gerakannya untuk bersujud lagi.

Entah sejak kapan aku jadi banyak bicara seperti ini.

"Aku-, aku pergi dulu."

Aku berbalik pergi, tubuhku gemetar dengan segera setelah menemukan netranya yang tiba-tiba meredup itu.

Sialan. Jantungku berdetak tidak normal sekarang.

Sesuatu yang berbeda seolah menyengat otakku, membuatku berusaha mengenal hal baru ini.

"Winter ! Maksudku, KIM MINJEONG !"

Jangan. Jangan sampai si sialan ini membuatku berbalik dengan pasrah, dan lagi-lagi melihat kedua netra yang tidak kalah sialan itu.

Tak berselang lama, suara langkah kaki terdengar berderap dengan tempo yang pelan.

Ukuran berlari yang cukup santai untuk mengejar vampir sepertiku.

Analogy, Two Different FormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang