Dang It

84 15 1
                                    

Pertarungan berlangsung dengan sengit. Bara api berjatuhan dari langit, bertabrakan dengan terjangan ombak besar.

Winter yang merasa pertahanannya semakin melemah, mencoba bersembunyi.

Diluar sana para Centaur berjuang mempertahankan wilayah yang saat ini tengah mereka pijak. Banyak dari mereka yang kehilangan nyawa. Namun banyak juga yang masih bertahan.

Winter mencengkram erat celana yang ia pakai, menyadari pasukan khusus kedua kerajaan mulai memasuki area hutan tempat ia bersembunyi saat ini dari sisi yang berbeda.

Tubuhnya bersandar pada sebatang pohon, kedua kakinya melemas, sementara matanya tetap awas memperhatikan sekitar.

"Cari." Bisik-bisikan itu terdengar ramai memenuhi sekitar, rasanya Winter ingin mengubur diri hingga tak mampu dilihat oleh siapapun.

"ITU DIA!"

Matanya seketika membulat. Tanpa mau repot-repot menoleh ke sumber suara, kedua tungkainya kembali memaksakan diri untuk menjauh, mencari jalan lain untuk kabur.

"Oh, jelas ini ide buruk, Giselle bodoh!" Umpatnya.

Dari depan ia berhadapan langsung dengan pasukan khusus dari Kerajaan Kegelapan, membuatnya mau tak mau kembali bersembunyi di balik pohon.

"Hey, kemari!" Seseorang berbisik padanya, tubuhnya nyaris terjungkal melihat sosok orang tersebut.

Winter yang tangannya ditarik berusaha menepis namun orang tersebut tetap meyakinkannya untuk ikut, bahkan menutup mulutnya agar tidak menimbulkan suara apapun.

Dahi Winter mengerut dalam kala melihat orang tersebut malah mengajaknya ke arah Pasukan Kerajaan Kegelapan yang anehnya tak menunjukkan tanda-tanda akan menyakitinya.

Yang membuatnya lebih terkejut, setelah ia dibawa kebelakang para pasukan yang kini ternyata tengah berpas-pasan dengan pasukan kerajaannya sendiri, kini malah mulai menyakiti satu sama lain.

Anehnya lagi, Kerajaan Kegelapan seolah tengah melindungi Winter. Entah apa tujuannya tapi ia merasa bersyukur. Untuk saat ini.

Orang yang tadi membuka maskernya, tersenyum kecil melihat Winter yang tengah terduduk.

"Hai. Perkenalkan, aku Shin Ryujin, sepupu Karina."

Ia menjulurkan tangan. Sama seperti Karina, orang ini memiliki beberapa aura positif, yang terkadang mampu menghipnotis orang ke jalan yang salah.

"Winter." Balasnya.

"Kau berhutang padaku." Ucap Ryujin sebelum kakinya tiba-tiba melayang. Matanya merah menyala bagai api dan senyumannya terlihat menyeramkan, namun tangannya malah terjulur ke arah Winter.

"Ikut aku."

Dan dalam sekejap, keduanya menghilang.

✓~~^•-•^~~✓

Karina membuka mata. Kepalanya terasa sangat berat saat ini, namun yang ia tau ia berada di dalam sebuah goa yang punya pencahayaan minim.

Apa ini? Kenapa tempat ini seperti familiar?

Ia memegangi kepalanya sembari meringis, bangkit dan bersandar pada dinding goa.

"Kau sudah sadar?"

Sebuah suara yang menggema memasuki telinganya. Ia menegang, tubuhnya merinding merasakan getaran itu berefek cukup kuat bagi tubuhnya.

"Kim Minjeong, mengirimkan pesan untukmu. Dia bilang segeralah pergi menemuinya setelah kau sadar."

Suara itu kembali bergema.

Analogy, Two Different FormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang