3

4.7K 485 20
                                    

Hidup harus terus berjalan sesuai dengan takdir yg sudah digariskan, mau tidak mau siap tidak siap karna didalam hidup hanya ada dua pilihan bertahan atau melawan. Kata kata itu lah yg pantas untuk seorang gadis desa yg akrab disapa dengan panggilan lisa.

PLAK!

Sebuah tamparan yg cukup keras mendarat dipipi mulus lisa yg meninggalkan bekas lima jari disana, wanita muda itu jatuh tersungkur dilantai dengan mengusap pipinya yg terasa perih, tidak terisak namun air matanya jatuh tak terasa.

"Sudah ku peringatkan jangan campuri urusanku! Sudah untung aku mau menikahimu dan menampungmu disini, tau diri kamu lisa! Dasar pembawa sial!!" Umpat laki laki yg bernama sehun itu yg tak lain adalah suami lisa

"Maaf oppa, aku hanya ingin mengingatkan" Lirih lisa dengan suara serak tanpa berani menatap wajah garang lelaki yg sudah menikahinya tiga bulan terakhir ini.

"Tak perlu kau mengingatkanku! Dengar lisa, kau sudah menghancurkan hidupku dan aku pun mau hidupmu hancur sepertiku!!" Bentak sehun yg tangannya kembali diangkat untuk menampar lisa kembali

"Sudah sehun sudah!!" Karina yg menyaksikan itu mencegah perbuatan kekasihnya lalu menarik tangan sehun "sudah sayang sudah, kasihan dia juga kan wanita. Masa iya kamu berlaku kasar padanya, jangan terus mengotori tanganmu!" Karina terus berusaha menenangkan hati sehun kemudian memeluknya dan membawanya masuk kedalam kamar "kau tidak boleh seperti itu sayang! Nanti kau bisa masuk penjara dan aku tidak mau itu terjadi" Ucap karina lembut dan membelai pipi kekasihnya

"Karina! Kenapa kau malah membelanya? Dia yg sudah membuat kita tidak bisa bersatu! Dia sudah menghancurkan impian kota sayang!"

"Aku tau itu, sangat tau sayang. Tapi belum waktunya kita menyingkirkan dia, harus sabar hon, jika tidak nanti kau yg akan masuk penjara. Kau mau? Bukankah kau menikahi dan membawanya kesini agar kau terlepas dari jeratan hukum?"

"Kau benar sayang, maafkan aku. Seharusnya ini tidak terjadi, seharusnya kita yg menikah dan sudah bahagia, keluarga wanita itu yg sudah menghancurkan kita!!" Serunya kemudian memeluk kekasihnya erat

"Kau tidak salah hon, itu hanya kecelakaan! Mereka saja yg tidak mau mengerti. Sudahlah yg penting aku masih setia menunggumu, setia menemanimu apapun yg terjadi"

"Tapi orang tuamu bagaimana sayang? Mereka tidak merestui kita karna wanita kampung itu" Ucapnya gelisah

"Tenangkan dirimu hon, pelan pelan orang tua ku pasti mengerti keadaanmu dan akan merestui kita" Balasnya, karina mencium kening sehun dan memeluknya.

Sementara didapur lisa masih mengusap pipinya dan menyeka air mata yg sedari tadi menetes, dia duduk dikursi meja makan.

Malam itu lisa hanya mencoba mengingatkan agar sehun jangan terus membawa karina pulang dengan keadaan mabuk, tapi bukannya didengar lisa malah mendapatkan pukulan dari sehun.

Lisa melangkah dengan lemas kedalam kamarnya, ia hanya bisa sesegukan meratapi nasibnya yg buruk. Belum lagi saat ia memikirkan ayahnya yg baru saja menghubunginya dan meminta uang untuk berobat, lisa merogoh sakunya dan menghitung jumlah uang yg diberikan oleh jennie "masih belum cukup, aku harus mencari tambahan nya besok" Gumamnya

Lisa merebahkan dirinya diranjang, di kamar sempit yg sebenarnya bekas gudang itu. Matanya menatap langit langit kamar, pikirannya melayang "bagaimana aku bisa memenuhi biaya mengobatan ayah jika hanya berjualan asongan?' pikir lisa buntu memikirkan hal itu. Untuk meminta uang pada sehun? Lisa pernah melakukannya  tapi bukannya mendapatkan uang justru pukulan dan hinaan yg didapatkan lisa.

Seperti biasa pagi hari lisa sudah bersiap di pinggir taman dengan membawa Dagangannya dengan beberapa temannya, salah satunya ahjuma suzy kenalannya yg membawanya untuk berdagang asongan

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang