Mendung semakin tebal, rintikan hujan juga sudah mulai turun dengan ringan. Lisa bingung harus kemana? Saat ini lisa berada ditaman tempat biasa ia berdagang asongan berharap ada salah satu temannya yg bisa dimintai tolong.
Lisa terisak mengusap air matanya yg masih saja terjatuh "aku harus kemana?" Lirihnya "ayah.. Aku takut" Lisa merintih dengan tubuh yg sudah menggigil menahan dingin.
Lisa mendekap kedua tangannya memeluk tubuhnya sendiri sekedar untuk mengurangi rasa dingin, lisa berdiri di pinggir jalan berharap masih ada bus yg lewat meskipun lisa tidak tau harus kemana, sekujur tubuhnya sudah basah kuyup terkena hujan "apa salahku ya Tuhan? Kenapa dia bersikap kejam padaku?" Isak lisa kembalin"aku tidak salah"
Tiba tiba sebuah jaket kulit yg cukup tebal menutupi kepalanya kemudian lisa merasakan sebuah tangan kekar melingkar dipinggang nya dan membawa tubuhnya masuk kedalam pelukannya.
Lisa terkejut lalu segera menolah kearah wajah orang yg berusaha melindunginya dari derasnya hujan "tu-tuan jennie?"
Wanita spesial itu tersenyum lalu menarik tubuh lisa dengan cepat kearah mobilnya kemudian jennie memasukkan tubuh lisa kedalam mobilnya "kamu pakai jaket itu untuk selimut, kau pasti kedinginan" Titahnya yg diangguki lisa
Jennie kemudian menjalankan mobilnya tanpa ada obrolan sepatah katapun dari Keduanya, jennie melirik wajah lisa, ia melihat lisa menutup matanya perlahan "lisa! "
"Lisa!" Panggilnya sembari menepuk nepuk pipinya "lisa! Yatuhan dia pingsan!" Seketika jennie panik dan segera mengemudi dengan kecepatan tinggi.
Akhirnya mereka sampai dimension jennie, kemudian dengan tergesa-gesa jennie meraih tubuh lisa untuk ia gendong kemudian membawanya masuk kamarnya. Jennie membaringkan tubuh lisa yg basah diatas kasur miliknya dan kembali menepuk nepuk pipinya "apa yg harus kulakukan?" Gumam jennie yg nampak bingung kemudian meraih ponselnya untuk menghubungi rose yg kebetulan sedang menginap di rumahnya.
Rose terlihat berlari kekamar jennie "tuan Jane! "
Jennie menoleh kearah sumber suara "rose, bisakah kau menolongku?"
"Apa yg terjadi padanya tuan?" Tanya rose saat melihat lisa sudah terbaring disana
"Aku juga tidak tau!"
"Hubungi dokter tuan!" Saran rose
"Matamu! Ini sudah jam berapa hah?"
Rose melirik jam yg ternyata sudah jam dua "aku akan mengambil air hangat untuk mengompresnya, anda bisa mengganti bajunya tuan! Itu basah dan perlu diganti" Titahnya
"Apa? Mana mungkin! Dia istri orang rose, aku tidak mungkin membuka bajunya!" Tolak jennie
"Dalam keadaan darurat seperti ini istri orang pun tidak masalah tuan, dia akan semakin sakit jika harus basah seperti itu terus" Tegas rose membuat jennie sedikit berpikir "tuan, jika anda tidak bisa biar saya saja! Saya sudah biasa melihat tubuh wanita" Ucapnya lalu mendekati lisa
"Eh jidatmu itu! Aku saja! Cepat kau ambil air hangat!"
Rose tergelak kecil lalu segera melangkah keluar
Jennie kembali kebingungan, dia ragu untuk membuka pakaiannya lisa "ck masa iya aku harus melepaskan pakaiannya, tapi ini tindakan pelecehan namanya" Jennie terdiam sejenak lalu menghembuskan nafasnya kasar "mau bagaimana lagi? Aku harus melakukannya, sungguh ini pengalaman pertamaku" Masih dengan sedikit ragu jennie mendekati lisa lalu mau tidak mau jennie membuka baju lisa dengan cara dilakukannya dibawah selimut, sampai pada penutup dada dan bagian bawah lisa. Jennie tampak ragu menarik tangannya "benar benar situasi yg menyulitkanku!" Keluhnya, jennie kembali memasukkan tangannya kedalam selimut. Kali ini ia memejamkan matanya lalu menarik pelan bra yg dipakai lisa, ia sempat memperhatikan benda yg sudah ditangannya itu, ia sempat berpikir kenapa bentuknya seperti itu? "Hahahaha benar benar gila pengalaman ini, jika bukan karna kau yg sudah pernah menolongku mana aku mau melakukan ini. Setelah ini kau berhutang banyak padaku!" Gerutunya seolah lisa mendengarkan omelannya "pertama kau sudah mencuri ciuman pertamaku, kedua kau sudah membuat tangan dan otakku kotor!"