2

307 54 18
                                    

Sasuke, namanya Uchiha Sasuke.

Pria itu tak tau sudah berapa lama ia tinggal di hutan itu. Sepuluh tahun? Dua puluh tahun? Ia tak pernah tau pastinya, pria itu sudah lama tak lagi menghitung hari yang ia lewati. Sejak hitungannya berada di angka tujuh ratus dua puluh hari.

Ia merasa kesepian dihutan ini, tapi ia juga tak bisa keluar dari sana dengan penampilannya yang terkena kutukan mengerikan seperti ini, separuh tubuhnya terdapat garis-garis hitam bahkan kewajahnya. Jika emosinya meledak, Sasuke bahkan terlihat menyeramkan. Garis hitam ditubuhnya seolah bertumbuh, menyelimuti tubuhnya hingga gelap, kedua sayap akan keluar dari punggungnya, sayap yang berbentuk tangan dengan kuku tajam.

Sasuke hidup seorang diri di dalam hutan yang tak pernah terjamah manusia, Sasuke tak begitu mengerti kenapa orang-orang menjauhi hutan tempatnya tinggal, padahal hutan ini satu-satunya hutan yang paling aman hingga rumah yang terletak tak jauh dari sana selalu aman tanpa adanya gangguan binatang buas seperti yang sering ia dengar dari pembicaraan orang-orang yang tinggal tak jauh dari sana. Menurut mereka, pemilik rumah didekat hutan seberang meninggal karena diserang sekumpulan harimau sehingga membuat orang-orang yang tinggal dirumah itu memasang pagar yang sangat tinggi.

Ah, Sasuke memang tak bisa mendengar pembicaraan mereka. Terimakasih pada mata merahnya yang mempunyai tiga titik, ia bisa melihat seseorang dengan sangat jelas meski mereka berada beberapa kilometer jauhnya. Bahkan Sasuke bisa membaca gerak bibir mereka dengan sangat jelas sehingga mengerti apa yang sedang mereka bicarakan meski orang itu hanya berbisik-bisik atau berbicara cepat.

Setidaknya ada hal yang bisa ia syukuri dari siksaan kutukan ini. Ia bisa memperhatikan rumah yang berada di dekat hutan.

Rumah itu, rumah yang sering kali Sasuke lihat. Rumah yang bahkan tak bisa lagi ia sebut rumah karena sangat besar dan megah dengan taman indah yang mengelilinginya. Atau dengan barang-barang mewah yang bisa ia lihat dari balik jendela yang terbuka. Jangan lupakan pengawal yang banyak, bertambah banyak beberapa hari ini, berpatroli mengelilingi rumah dengan siaga.

Tapi bukan itu yang membuat Sasuke tertarik untuk terus melihat kedalam rumah itu. Matanya selalu mencari sosok gadis cantik berambut merah muda dengan senyuman manis yang bisa membuat Sasuke ikut tersenyum bersamanya.

Sasuke selalu menyukai momen dimana ia bisa melihat sang gadis, ia bahkan berharap gadis yang di panggil Sakura itu bisa berada diluar seharian. Tentu saja hal itu tak akan mungkin terwujud dengan keberadaan kedua orang tua gadis itu yang konyol. Terlalu konyol hingga kadang membuat Sasuke sebal.

Bagaimana bisa kedua orang itu melarang Sakura menginjakkan kaki keluar dari halaman kastil. Sakura dikurung bagai tahanan di dalam kastil. Semua yang Sakura butuhkan akan mereka bawa ke dalam kastil tanpa membuat Sakura keluar.

Konyol!

Tak ada satupun yang akan mencerikan dunia luar pada Sakura, kecuali gadis yang sering datang dan mengobrol bersama Sakura itu. Mereka bisa mengobrol berjam-jam dihalaman belakang, yang mana membuat Sasuke ingin keluar dan berterima kasih pada teman Sakura itu karena membuatnya bisa memperhatikan Sakura lebih lama, dan juga karena menceritakan apa yang tidak Sakura dan ia ketahui tentang dunia luar.

Sasuke sering kali merasa sedih dengan keadaan Sakura yang bisa dikatakan mirip dengan keadaannya. Sama-sama terkurung dari dunia luar. Hanya saja keadaan Sakura jauh lebih baik dari pada keadaannya yang harus bertahan hidup didalam hutan seorang diri.

Sasuke berharap, semoga Sakura bisa mewujudkan keinginannya untuk menjelajah ke luar bersama temannya itu. Satu senyuman kecil terbit begitu ia melihat Sakura yang tersenyum lebar dengan harapan nyata bahwa ia akan bisa keluar dari kastil itu dan pergi keluar bersama temannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SakuraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang