03 : star

7 0 0
                                    

esha dan rengga masih berada di kantin dengan sebuah bakso dan es teh di depan mereka. mereka sangat lahap saat memakan makanan yangg merekaa pesann tadi.

"hahh kenyang gue sha, lo mau kemana?" ucap rengga melihat esha berjalan ke arah kerumunan di warung bu Atun sembari mengelap bibirnya yang berantakan. esha hanya diam saja dan beberapa menit kemudian ia membawa satu mangkuk bakso lagi. rengga tercengang melihat teman nya yang menambah porsi bakso, padahal ini udah yang ke empat kalinya ia makan.

"shaa, lo nambah lagi? lo udah makan berapaa njirr" ucap rengga seraya memukul bahu esha pelan.

"bakso di Bu Atun enak bangett renggaa, gue suka nambah kalo disitu" ucap esha dengan mulut yang terus mengunyah bakso. rengga menghela nafas sejenak dan terkekeh melihat kelakuan teman yang baru saja ia kenal itu. setelah jam istirahat berakhir mereka kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran selanjutnya sampai mereka pulang sekolah.

kringgg !!

bel pulang sekolah telah berbunyi memenuhi satu sekolah ini yang menbuat para siswa berhamburan untuk segera pulang. rengga masih sibuk dengan membereskan meja akibat buku pelajaran yang berserakan. rengga melihat eshaa yang tampak kebingungan.

"kenapaa shaa? ada yang lupaa?" ucap rengga melihat wajah esha yang seperti kebingungan.

"gelang buatan gue hilang, rengga" ucap esha dengan mata yang berkaca kaca. rengga yang mendengar hal itu sontak ikut terkejut dan segera menarik tangan esha untuk mencarinya di area sekolah.

sudah hampir satu jam lamanya mereka mencari gelang buatan esha yang hilang namun tidak ditemukan gelang itu. saat sedang sibuk mencari, rengga tidak sengaja menabrak salah satu siswa yang sedang melintas.

Brukk !

"aduhh.." eluh rengga seraya mengusap bahunya yang tertabrak. siswa yang menabrak rengga hanya diam dan memandang rengga dingin. rengga yang menyadari hal itu segera meminta maaf dan berjalan menjauh dari siswa tersebut. namun setelah rengga pergi, siswa itu masih saja menatap rengga, tetapi dengan tatapan yang sulit diartikan.

rengga dan esha bertemu dikelas. rengga menatap teman barunya itu yang tampak sedih karena kehilangan gelang buatannya itu. rengga mencoba menenangkan eshaa.

"udahh ya shaa, besok bikin sama gue gelangnya" ucap rengga lembut yang dibalas dengan anggukan oleh esha. akhirnya mereka keluar kelas dan pulang kerumah.

sementara itu, di belakang sekolah terdapat bangunan yang menjadi markas beberapa siswa terkenal dan dikagumi oleh para siswi sma Jayachandra. mereka ini biasa disebut dengan ALENGKRA. mereka terdiri dari 9 anggota, yaitu ada Pandu Yoshua Sanjana dipanggil Yoshua, Liam Jairo Pamungkas dipanggil Jairo, Mavendra Savero Laksamana dipanggil Maven, Sadipta Archandra Sanjaya dipanggil Dipta, Arjuna Kaivandra dipanggil Arjuna, Gazza Petra dipanggil Gazza, Reivandra Gilang Bimantara dipanggil Gilang, Raditya Al Akbar dipanggil Radit dan yang terakhir atau sebagai ketua yaitu Galendra Algara Ganeshwara dipanggil Gara.

setiap pulang sekolah mereka selalu berkumpul disana. yoshua, jairo dan gazza asyik bermain game di komputer mereka, gilang dan radit sibuk mengerjakan tugas sekolah, sedangkan maven, dipta, arjuna dan juga gara sibuk dengan ponsel mereka masing masing.

sejak tadi gara memikirkan wanita yang menabrak tadi. yaa, siswa yang ditabrak oleh rengga saat mencari gelang milik esha adalah gara. ia melihat dengan intens wajah rengga tadi. gara meletakkan ponselnya dimeja dan memanggil semua teman nya untuk berkumpul. saat mereka sudah berkumpul, gara menatap mereka semua dengan tatapan yang serius.

"gue habis nabrak cewek tadi, dan gue kaya langsung terfokus sama dia." ucap gara masih menatap serius para teman nya itu.

"gue belom pernah liat dia sebelumnya. dia murid baru? gue kasih kalian tugas buat cari tau tentang cewek itu, gue gasengaja foto wajahnya dia" ucap gara seraya menunjukkan foto rengga yang berada di ponselnya ituu. semuaa nya mengangguk paham apa yang dicari oleh ketua mereka.

"siap ga, kita bakal cari informasi tentang cewek itu buat lo." ucap jairo dan dibalas oleh anggukan kepala gara.

Continue...

RenggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang