BAB I : PERJODOHAN

0 0 0
                                    

Mansion keluarga Dior

Bunyi suara dari alat makan dan minum beradu dalam sebuah meja panjang yang berada di ruang makan keluarga yang terkenal akan fashionnya itu. Hanya suara itu yang terdengar dalam ruangan itu, setiap orang yang duduk di kursinya fokus dengan makanan yang ada di depannya masing-masing. Hingga sebuah suara berat memecahkan keheningan tersebut.

“Alexander, papa sudah memutuskan dengan Steven Abraham Louis tentang pertunanganmu dengan anaknya Bianca Isabella Louis” Ucap papa gue yang bernama Petro Christian Dior dengan suara datarnya menatap gue dengan wajah tegasnya.

“Ha? Al dijodohin dengan si Bianca?” Tanya gue dengan terkejut mendengar ucapan papa yang menurut gue itu hal yang paling konyol yang pernah gue dengar.

“Iya, papa dan steven sudah memutuskannya bahwa pernikahan kalian akan segera dilaksanakan setelah pertunangan kalian” Jawab mantap papa atas pertanyaan gue dengan suara dan ekspresi wajah yang sama seperti sebelumnya.

“Papa gila….. Gue dan Bianca nikah?? Kiamat sudah dekat berarti…”Ketus gue dengan tak terima dan ekspresi wajah marah untuk penetapan perjodohan yang tiba-tiba tanpa persetujuan gue mengenai pernikahan.

“Kedua keluarga sudah memutuskan dan menetapkan jadi kamu tidak memiliki hak untuk menolak perjodohan ini Al” Tegas papa kepada gue dengan suara dan wajah datar nan tegasnya yang tidak mau gue bantah.

“Ya sudah kalau gitu papa dan pak steven aja yang menikah. Itu kan kesepakatan kalian berdua bukan Al. Al selesai makan!” Ucap gue dengan marah melemparkan lap makan gue secara kasar ke meja dan pergi meninggalkan ruang makan itu.

“ALEXANDER!DUDUK!KEMANA KAMU!” Teriak seseorang yang berada dibelakang gue dengan marah memanggil gue.

Gue merasa marah, nafsu makan gue hilang. Gue pun ke kamar gue mengambil dompet, ponsel dan kunci mobil gue. Setiap hari jum’at gue dan seluruh anggota keluarga gue diwajibkan untuk dinner bersama di ruang makan. Itu merupakan tradisi yang telah ada sejak berdirinya bisnis fashion keluarga kami. Dikarenakan itu warisan tradisi dari kakek buyut gue si pendiri Dior, papa gue pun harus melaksanakan tradisi tersebut jadi begitulah ceritanya makan malam kami terjadi. Gue lahir dari keluarga yang sangat memperhatikan dunia fashion maka dari itu koleksi pakaian gue paling banyak dari Dior. Gue anak kedua sekaligus anak bungsu dari dua bersaudara. Kakak gue, Anthony Gerald Dior merupakan arsitektur yang terkenal di dunia. Ya betul, Anthony nggak mau jadi bagian dalam bisnis Dior. Menurutnya dunia fashion itu sangat tidak menarik, dia lebih suka dengan bangunan dan hidup dengan seni bangunan. Anthony sudah menikah dengan seorang pelukis asal Italia. Kurasa cukup tentang keluarga gue, gue mau keluar dan menghabiskan waktu malam gue di club langganan black knight, Warwick. Gue pun berjalan ke bagasi mobil keluarga gue dan mengeluarkan Ferrari kesayangan gue dan pergi dari mansion gue.

Tak lupa gue pun membuka grup Whatsapp Black Knight dan mengirimkan ajakan kepada sahabat setan gue.

Alexander : “Gess, Warwick peh!”

Mario : “OTW”

Benedict : “Peh! gue butuh nyuci mata gue dengan melihat cewek-cewek cantik nan sexy”

Andrew : “dasar buaya darat elo Benedict. Gue kasih tau Rania ya entar Ben wkwk”

Andrew : “JEMPUT GUE ALE KADAL!”

Benedict : “Heyy! Anak setan elo drew. Dasar tukang ngadu dan kompor elo sama seperti Al”

Alexander : “Hoyy Ben, anak anjing elo nyamain gue dengan Andrew. Buaya Darat!”

Alexander : “Idiihhh najis gue jemput elo Andrew monyet!”

Andrew : “Nggak mau tau gue, pokoknya jemput! Atau gue ajak Bianca untuk ikut juga”

My wife is my ex-enemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang