BAB 2 - SAPUAN LIDAH

2.2K 9 0
                                    

   Mara mendengus kesal,benar saja semua tatapan para lelaki hidung belang mengarah padanya.

   Daniel saja sulit berpaling dari mara.

   "Ra,pakai lagi blezernya ,,,,'
Ucap daniel pelan.

   "Daniel,,aku mau membuktikan,kalau aku itu bisa mendapatkan lelaki yang lebih segalanya,di banding bara!",
Desis mara menatap tajam daniel.

   "Mara,jangan memancing mereka dengan tubuhmu,,astaga!".

   "Daniel,,sudahlah biarkan saja".

   Mara terdiam sejenak,berpikir tentang lelaki seribu wanita,mara bergidik ngeri,bagaimana kalau ternyata mereka memiliki penyakit kelamin.

   "Oh astaga,,itu sangat menjijikkan!".

   "Apa?",
Tanya daniel merasa heran,karena mara tiba tiba bertkata demikian.

   "Tidak ada",

   Marapun teringat,dengan lelaki yang sedang di mainkan miliknya,saat di dalam mobil saat dia pergi kesitu saat sore hari,padahal langit masih cerah,tetapi mereka seperti manusia tidak tau malu.

   Mara mengedarkan pandangan,benar saja...semakin malam, keadaan semakin ramai pengunjung.

  Bahkan ada sosok lelaki berwajah jelek,bertubuh gendut dan bukan selera mara,tentunya dengan terang terangan mendekati mara.

   "Hai manis,mau bermalam denganku?".

   Mara meneguk minuman di gelasnya, tidak menoleh sedikitpun.

   "Hai nona,,,apa mau mendengarkan?",
Tanya lagi si gendut pada mara,mara menoleh.

   "Anda bertanya pada saya tuan?".

   "Ya tentu saja,lalu siapa lagi,karena di sini hanya kau seorang wanita satu satunya".

   Mara berdecak kecil, tidak menanggapi perkataan si gendut.

   "Apa kau mau bermalam denganku nona?,tiga puluh juta,aku bayar kau semalam".

   Mara memicing, menatap sengit lelaki gendut tadi.

   Semurah itukah dirinya?,dirinya masih perawan,astag,,,bisa bisanya dirinya di tawar dengan harga semurah itu?

   "Aku tidak tertarik",
Jawab mara santai.

   "Sombong sekali!,dasar jalang tidak tau diri".

   Brak,,,,

   Mara yang tidak terima di hina seperti itu,langsung menggebrak meja,dan membuat laki laki gendut tadi terlonjak kaget.

   Daniel terkesiap melihat sikap mara, kebetulan dia sibuk dengan pengunjung lain,dia bukan hanya sekedar pelayan, tetapi sebenarnya adik teman pemilik club malam itu.

   "Hei gendut!,kau pikir, aku tidak punya uang tiga puluh juta huh?".

   "Dasar gadis sombong,lihat saja,kau akan bertekuk lutut padaku, memohon demi uang itu".

   "Cih",
Mara berdecih, tidak lagi menggubris laki laki gendut tadi yang terus mengomel.

   "Mara, cepatlah,pakai blezernya,jangan sampai ada kejadian seperti tadi",
Ucap daniel pada mara setelah dia kembali.

   "Cerewet sekali,aku mau ke toilet".

   "Mara!".

   "Daniel,aku akan ke toilet,nanti aku pakai blazer ini,jangan cerewet!".

   "Baiklah,hati hati!".

   Mara memutar bola mata tengah.

   "Dia pikir,aku akan ke luar kota?,sampai sampai mengingatkan aku untuk hati hati ",
Gerutu mara,dia berjalan menuju toilet,tetapi pandangannya menelisik kesana kemari,dia hanya geleng kepala,bukan hal yang asing,mara sering datang ke sini dan dia sering melihat adegan dewasa di dalam sini.

KAU MEMBUTKU CANDUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang