Part 3

989 158 15
                                    


»»---- HAPPY READING ----««

SUARA pukulan terdengar memekakkan telinga didalam salah satu gang kumuh dipusat kota Seoul. Bunyi hantaman antara tulang dengan tulang membuat beberapa pemuda disana bergidik ngeri.

Sang pemimpin kumpulan berandal terengah setelah menghajar habis pemuda yang kini tergeletak dibawah kakinya.

"SIAPA YANG MEMERINTAHKANMU UNTUK MELAPORKAN HAL ITU? JAWAB, SIALAN!!!"

Seorang pemuda mengambil langkah maju untuk menghentikan aksi sang pemimpin. "Jiyang! Ada apa denganmu? Kau ingin membunuh Hyunhe?" Sergahnya sembari melirik teman malang mereka yang telah babak belur.

"Kau tidak mengerti, brengsek!"

Jiyang, pemimpin geng berandalan memegangi kepala. Gigi bergematuk dengan mata melotot, ekspresinya menunjukan ketakutan yang luar biasa.

Para bawahannya memberi tatapan bingung, tak mengerti sedikitpun dengan apa yang terjadi pada si pria gembal.

"Hyunhe sudah melakukan hal yang benar! Kutu buku bajingan itu harus diberi pelajaran karena telah melukai teman kita! Dia membuat Jinwoo kehilangan satu mata nya, Jiyang!"

Tangkai permen menjadi benda yang begitu berbahaya hingga membuat salah satu mata seorang pemuda buta permanen. Entah kekuatan macam apa yang dimiliki Park Jisung, si kutu buku bajingan.

Jiyang mengerang marah mendengar penuturan sang bawahan,

"BRENGSEK!!! KALIAN BERNIAT MELEMPARKU KE NEREKA ITU LAGI?!"

Pemuda gempal itu menggila, memukul tembok berulang kali seraya meracau tidak jelas.

Tidak ada satupun yang memahami tingkah dan ucapan sang pemimpin. Dimata mereka, laki-laki gempal itu sekarang hanya pria pecundang yang takut dengan seorang kutu buku dan tidak lagi peduli dengan teman sendiri.

"Kau- apakah Jinwoo tidak berarti apapun untukmu? Bukankah kita sudah seperti keluarga?" Ucapan bernada kecewa itu sedikit mengembalikan kewarasan Jiyang.

"Kau tidak mengerti.."

Si pemuda gempal berjalan mendekat, memegang kedua pundak salah seorang bawahan nya dengan kuat.

"Tak masalah jika kalian menganggapku sebagai pecundang. Tapi aku memohon untuk jangan berurusan dengan pria itu,"

Apakah ini mimpi? Bagaimana bisa pemimpin yang mereka hormati kini tengah memohon dengan begitu menyedihkan?

"Brengsek, kau bukan Jiyang." Desis mereka.

Racauan menyedihkan kembali terdengar dari sang pemimpin. Semua pemuda disana, merasa begitu jijik dan kecewa dengan Jiyang yang saat ini.

BUGH!!

"Sial, aku sudah tidak tahan."

Jiyang terjatuh mencium tanah setelah menerima pukulan kuat pada tengkuk. Si pelaku, bawahan Jiyang sendiri meremat tongkat besi ditangan nya, yang digunakan untuk memukul sang pemimpin.

"Kembalilah menjadi Jiyang yang kami kenal jika kau tidak ingin mati konyol."

Pemuda yang terkapar tadi dibopong oleh dua pemuda, mereka pergi diikuti satu persatu pemuda disana.

Laki-laki terakhir, berjongkok dihadapan Jiyang.

"Lalu? Apa yang akan kau lakukan jika kami tetap menghajar bajingan itu? Apakah kau akan memenggal kepala kami semua?" Tutur nya mengejek. Ia meludah sebelum pergi meninggalkan Jiyang, sang mantan pemimpin berandal.

NOXIOUS | JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang