Chapter One

58 3 0
                                    

Perang Dunia Shinobi Keempat telah sampai pada puncak klimaks nya. Banyak rekan-rekan Shinobi yang sudah berguguran, banyak juga para rekan-rekan lain yang sudah kelelahan karena lamanya durasi pertarungan.

Namun, mereka masih memiliki harapan karena para Hokage terdahulu yang telah dipanggil dengan jutsu Edo tensei yang dilakukan oleh Orochimaru atas dasar perintah sang Uchiha Sasuke.

Perang menjadi memanas ketika kemunculan sang Hantu Shinobi, Uchiha Madara, dan semakin memanas ketika sang Dewi kelinci Otsutsuki Kaguya dan Zetsu muncul.

Naruto bersama aliansi Shinobi telah berjuang sekuat tenaga untuk mengalahkan musuhnya dan mencegah kehancuran dunia, dengan keikutsertaan teman 1 tim nya, Uchiha Sasuke yang telah tersadar setelah Uchiha Itachi kakaknya menjelaskan alasannya berkhianat pada desa dan membantai klan Uchiha.
Dan usaha mereka tidak sia-sia, karena membuat Madara mati dan Dewi Kaguya yang berhasil di segel.

Namun, yang tidak diketahui oleh orang-orang adalah telah terjadi kesalahan dalam penyegelan tersebut dan membuat Naruto yang posisinya berada paling dekat dengan Kaguya, menjadi wadah bagi sang Dewi dan kesepuluh Biiju.

***

Diantara sorak sorai kemenangan para aliansi Shinobi, Naruto dapat membuktikan bahwa dia dapat menjadi Shinobi yang berbakat dan layak dihormati oleh orang lain, tidak seperti dulu yang selalu dianggap monster, parasit, pembawa sial dan aib.

Naruto yang menyadari ada kesalahan dalam penyegelan pun, tidak merasa menyesal telah mengorbankan tubuh dan nyawa nya untuk menjadi wadah penyegelan lagi, walaupun itu atas dasar ketidak sengajaan, Naruto senang dia dapat berguna dan diakui oleh orang lain. Naif, begitulah dia.

'Naruto! Kau tidak bisa menahan semua chakra kami!' Kurama berseru dengan keras dalam telepati nya, ada banyak kekhawatiran dalam kata-katanya yang tidak dapat ia sembunyikan.

Pandangan Naruto sedikit memburam selama beberapa detik, dan tanpa menjawab perkataan Kurama, Naruto memasang handsign lalu berseru dengan pelan "KAI!"

Namun, tidak terjadi apapun, tidak ada segel yang terbuka dan tidak ada sesuatu yang terbebas. Naruto yang menyadari itu pun hanya bisa mengernyitkan dahinya, 'bagaimana bisa itu tidak bekerja?' batin nya.

'Chakra mu tidak stabil Naruto! Kau tidak bisa membuka segel kami!' seru Kurama dengan geraman.

'Dan apa-apaan dengan maksudmu itu hah! Kau mencoba membebaskan kami ketika tubuhmu sendiri akan meledak?!' Kurama berteriak dengan kesal, dia benar-benar sangat kesal pada anak bodoh ini, 'kenapa dia masih menjadi naif ketika nyawanya sendiri akan melayang?!' batin Kurama tidak habis Fikri pada kelakuan inangnya ini.

'Kurama... Aku hanya ingin kalian bebas, setidaknya sebelum aku mati, aku harus membebaskan kalian, kalian berhak bebas dan bahagia.' jawab Naruto dengan lemah, tubuhnya sudah tidak kuat menampung semua chakra yang menyatu dalam tubuhnya.

Naruto terduduk dengan lemas, dia menatap para aliansi Shinobi yang sedang bersorak gembira, lalu kemudian matanya bergulir kearah lain, menatap teman-temannya yang sedang berpelukan dan menangis haru karena kemenangan dari perang yang telah usai, menatap ke arah para hokage yang sedang memperhatikan para Shinobi, dan terakhir matanya bergulir pada teman 1 timnya, yang sedang menatap para aliansi Shinobi yang sedang bersuka cita. Senyum lemah terlukis dibibirnya.

'Aku hanya ingin kalian semua bahagia'

'Dengan mengorbankan dirimu sendiri?! Aku menolak keras pikiran bodohmu itu! Kau tidak berhak mengatur kebebasan dan kebahagiaanku! Kau yang seharusnya bahagia! Kau yang seharusnya bebas! Kau yang seharusnya menikmati semua euforia ini!' Kurama berteriak dengan sangat keras, sehingga membuat kepala Naruto yang sudah pusing semakin sakit dibuatnya, telinganya berdenging dengan keras, dan Naruto hanya bisa meringis.

°Ocean°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang