﹙💐﹚

8K 235 0
                                    

Suasana pagi ini terlihat lebih indah daripada biasanya, demi memenuhi permintaan terakhir mendiang sang ayah, pemuda yang sedang dilanda kegugupan itu kini tengah berada di atas altar pernikahan. Tepat di hadapannya terdapat seorang gadis yang tengah digandeng oleh calon mertuanya.

Pemuda itu menghapus bulir keringat yang berjatuhan berulangkali, ia memiliki nama Brian Austen, sementara gadis yang akan menjadi istrinya adalah Ellysa Anastasya, perempuan yang tengah membawa bouquet bunga di tangan kanannya.

Ellysa mulai melangkah maju dengan sang ayah membuat Brian berulang kali menghela nafas gugup.

Tuan Althara selaku ayah dari Ellysa melepaskan sang anak dan memberikannya pada Brian, dia berbisik agar Brian menjaga putrinya dan menyayanginya seperti yang ia lakukan pada sang putri.

"Siap untuk mengucap janji suci?" Brian menatap Ellysa yang menganggukkan kepalanya kaku, kedua pipi gadis itu sudah bersemu merah padahal acara belum dimulai.

Beberapa menit kemudian janji suci sudah berhasil terucap oleh keduanya, mereka kini sedang berada di atas pelaminan untuk melanjutkan acara.

Brian melirik ke arah Ellysa yang sibuk mengobrol dengan beberapa teman sekolah gadis itu, ia terlihat bahagia sekali seakan inilah saat yang gadis itu tunggu.

"Kiw ada pengantin baru nih, mas Ian jangan lupa nanti bikin ponakan yang banyak biar kita ngga kesepian lagi, kau ingin seberapa banyak Yulia?"

"Selusin sepertinya tak buruk, ah tidak kasihan kak Ellysa nantinya. Kak hati-hati ya, mas Brian itu brutal tahu!" Yulia memperingati membuat Ellysa terkekeh kecil setelah menyelesaikan obrolan dengan teman-teman sekolahnya.

Mengetahui Brian yang malu, Ellysa segera membantah. "Aish jangan membuatnya malu, lihat pipinya memerah seperti udang."

Yulia tertawa kencang diikuti dengan adik perempuan Brian, Julia. "Payah sekali mas Ian, bagaimana bisa membuat anak nantinya jika masih malu-malu anjing dengan kak Ellysa."

"Kau meremehkan abangmu yang tampan ini huh?" Brian menatap adik dan keponakannya bergantian. "Lihat saja dalam waktu satu hari kakakmu akan langsung mengandung," lanjut Brian spontan.

Kedua gadis itu membulatkan matanya terkejut, tak jauh berbeda pula dengan Ellysa yang kini bergidik ngeri mendengarnya.

"Oh astaga tadi kan aku dipanggil ibu, aku permisi dulu ya," Julia menarik tangan Yulia untuk menjauhi kedua pengantin baru itu.

"Kak Ellysa berhati-hatilah dengan buaya yang ada disebelah mu, takutnya kau tak bisa berjalan besok." Yulia tetap meledek keduanya walau Julia sudah mengajaknya untuk menjauhi pengantin itu.

Kedua pengantin itu terlihat kikuk, mereka canggung akibat perkataan yang dilontarkan Brian beberapa detik yang lalu.

"Jangan salah paham ya maksudku-"

"Tak apa Ian aku paham," Jelas Ellysa.

Julia segera mencari sang ibu yang sejak tadi memanggilnya, "Ada apa ibu?"

"Kalian berdua darimana saja, pasti menggoda Ian dan Ellysa ya," sang ibu menebak tepat sasaran.

Julia menyenggol lengan Yulia kemudian tertawa dalam diam.

"Berikan ini kepada kedua kakakmu, mereka pasti haus karena terus saja menerima tamu sejak tadi," Jelas ibu memberikan satu buah kelapa pada Julia.

"Ini buatku saja ya, Bang Ian kan tidak terlalu suka kelapa," Ibu menghentikan Julia yang ingin meminum air kelapa itu.

"Aish jangan, berikan saja pada mereka setelah itu ibu akan meminta yang baru untukmu."

Julia mengangguk, ia segera kembali menghampiri abangnya dan kakak iparnya.

"Air kelapa segar datang, spesial dari ibu untuk kalian berdua." Julia menyerahkan batok kelapa yang sudah siap untuk diminum.

"Terima kasih, lebih baik kau pergi sekarang," usir Brian membuat Julia memberengut kesal.

Julia memperhatikan keduanya yang asik berbincang kecil sambil tertawa menikmati air kelapa itu.

"Huh dasar bilangnya tak mau dijodohkan dengan kak Ellysa, tapi sekarang malah berbanding terbalik dengan sikap dan ucapannya waktu itu." Julia mendengus kemudian mengacungkan jari tengah pada Brian.

Brian dan Ellysa benar-benar menikmati rasa air kelapa yang manis dan dingin itu, Sungguh rasanya seperti tengah berada di ambang awan ketika meminumnya saat cuaca sedang terik seperti ini.

Beberapa waktu berlalu Brian merasakan hawa panas di tubuhnya, tidak hanya dirinya, Ellysa juga merasakan hal yang sama.

Untung saja resepsi pernikahan keduanya sudah selesai sore ini, jadi Ellysa bisa cepat-cepat merendam tubuhnya di bathtub untuk meredam hawa panasnya.

"Brian sepertinya aku harus kembali lebih dulu, tubuhku panas sekali aku harus mandi." Ellysa mengipasi dirinya sendiri dengan tangan, berusaha menghilangkan hawa panas itu.

"Sepertinya berendam di cuaca yang terik seperti ini sangat menyegarkan," Brian menimpali seakan menyetujui ucapan sang istri.

Ibu Brian menghampiri mereka, "Acaranya sudah selesai, segera bersihkan tubuh kalian dan beristirahat ya. Tuhan memberkati kalian berdua," ucapnya sambil tersenyum.

"Hei kau sudah tidak sabar ya untuk melakukannya?" Brian menatap ibunya dengan tatapan terkejut, apa-apaan sih ibunya.

★ㅤ🥥

Ellysa dengan cepat menurunkan gaun pengantin saat sudah berada di dalam kamar, ia sampai tak menyadari jika suaminya sudah masuk ke dalam kamar.

Kaki jenjang itu langsung memasuki kamar mandi dan berendam di bathtub yang sudah terisi air dingin, entah disiapkan oleh siapa.

Ellysa memejamkan matanya, ia berusaha menikmati bagaimana hawa dingin itu menyentuh tubuhnya dan meredam rasa panasnya.

Brian memasuki kamar mandi dan terkejut ketika melihat Ellysa sedang memejamkan matanya di dalam bathtub.

Merasa diperhatikan oleh seseorang Ellysa langsung membuka pejaman matanya, "BRIAN KAU MESUM SEKALI!"

Brian yang hanya mengenakan boxer segera keluar dari kamar mandi sambil mengaduh kesakitan saat Ellysa melemparkan botol shampoo dan sabun padanya.

POOR BRIAN.

* 𝐓𝐁𝐂

Oneshoot | Liskook Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang