﹙🧑🏻‍🏫﹚

3.9K 155 6
                                    

"Ternyata ingus kuning itu asalnya dari sel darah putih yang mati setelah selesai melakukan tugasnya dalam melawan virus, ih gue jadi sedih, I love you white blood cells."

Gadis bernama Priscilla itu membuat wajah sedih seakan berterimakasih kepada sel darah putih, nada bicaranya bahkan dramatis sekali.

Merasa ucapannya tak direspon oleh temannya, Priscilla segera menepuk bahu Chloe, teman satu kampusnya itu.

"Lagi liatin apa sih lo, fokus banget," Priscilla berujar malas, kesal karena penjelasannya tak didengarkan.

"Itu liat deh cowok maskulin yang lagi sibuk sama laptopnya, ganteng banget Ppeu," Chloe menggoyangkan tubuh Priscilla, gadis itu terlihat salah tingkah.

Priscilla atau yang lebih biasa dikenal sebagai Ppeu meringis saat Chloe membuat pakaiannya berantakan, ia pun menoleh ke arah pria yang dimaksud Chloe.

Damn-dia benar-benar tampan, aroma uang bahkan seakan tercium dari jarak lima meter.

"Kira-kira orang ganteng kaya dia udah punya pacar belum ya, bisa kali pacaran sama gue," Chloe menggigit jari sambil menepuk-nepuk bahu Priscilla.

Priscilla menatap Chloe, wajahnya memerah karena tak henti menatap pria berkacamata yang berada di pojok cafe.

"Ternyata lo masih normal ya Chloe, gue kira–"

"Normal lah cok, mentang-mentang gue belum pernah pacaran lo ngatain gue lesbong mulu," Chloe menyahut membuat Priscilla menjeda ucapannya.

Priscilla tertawa puas sambil menepuk tangannya, "Nyerocos terus kaya kereta."

"Selama ini gue udah sabar ya Ppeu menghadapi mulut cabe lo, nah daripada mulut cabe lo ngga berguna, mending lo samperin mintain nomor teleponnya sana."

Priscilla merupakan tipikal orang yang pemberani, jangan heran jika gadis itu langsung bangkit dari kursinya membuat Chloe menatapnya panik.

"Eh, eh.." Chloe mengalihkan pandangannya ketika Priscilla sungguh-sungguh menghampiri pria itu.

"Gila, Ppeu emang gila. Salah banget nih mulut gue ngga ada rem," Chloe menyembunyikan wajahnya di antara lengan, berpura-pura tak mengenali Priscilla adalah jalan ninjanya di saat suasana memalukan seperti ini.

Kaki jenjang yang dibaluti sepatu sneakers berwarna kuning itu benar-benar menghampiri pria yang sedang sibuk menatap laptopnya di ujung ruangan.

"Hai, boleh minta waktunya sebentar?" Priscilla kemudian duduk di hadapan pemuda itu setelah mendapatkan anggukan.

"Oh iya kenalin gue Priscilla Allegra, anak UMAG, FKIP, prodi pendidikan luar biasa."

Pemuda itu mengacuhkannya, bahkan ia tak menjabat tangan Priscilla yang terulur.

Priscilla menatap malas pemuda itu, "Kalo lo sendiri anak UMAG juga?"

Priscilla mendengus saat lagi-lagi pemuda itu tak menjawab, masih tetap fokus membaca sederet kalimat pada layar laptopnya.

"Cuek banget kaya bebek," Priscilla memajukan bibirnya seperti bebek kemudian menyahut minuman pemuda di hadapannya dan meminumnya begitu saja.

Oneshoot | Liskook Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang