Tiba-tiba Dilamar

16 2 2
                                    


"Alhamdulillah."


Aku tertegun kala mendengar kata syukur keluar dari bibir Mas Fathan. Apakah aku saja yang merasa percaya diri. Kata syukur itu terucap saat ia melihat kedatanganku. Dari yang kutangkap seolah Mas Fathan senang dengan kehadiranku saat ini. Ya Allah apa dugaanku benar. Entah?


Semua rekan-rekan sudah berkumpul di aula. Aku pun melangkah menuju aula berkumpul dengan yang lain. Hatiku masih tetap terus menebak kejadian beberapa menit lalu.


"Eh udah datang, Na," ucap Ica sambil menggeser tubuhnya memberikan tempat duduk untukku.


"Iya. Kamu udah tadi?"


Kulihat Ica hanya menganggukkan kepala menanggapi ucapanku.


Rapat sore ini pun dimulai dengan pembacaan doa lalu dilanjut musyawarah perihal yang bakti sosial yang akan digelar pekan depan.


"Bagaimana, apa semua sudah siap. Apa ada kendala?" suara Mas Fathan kembali terdengar. Entah apa alasannya, mendengar suaranya saja hatiku berdesir hangat. Aku terus menundukkan kepala karena tak berani melihat pria berkulit sawo matang itu.


"Alhamdulillah semua udah siap Mas. Tinggal menunggu hari H saja, semoga berjalan lancar."


"Aamiin." Serempak semua anggota remaja masjid mengaminkan, kecuali aku yang hanya menatap kosong arah lantai.


"Syandana..."


"Syandan!!!"


"Eh! Iya siap, siap, Mas." jawabku salah tingkah.


"Siap apanya Syan, siap dihalalin nih kayaknya. Noh.. sat set Bang Fat." Itu suara Aryo, anggota yang selalu bisa mencairkan suasana dengan guyonannya.


"Kamu kenapa Syandana?" tanya Mas Fathan.


Aku hanya meringis sambil memilin ujung jilbab.


"Banyakin minum air putih biar fokus." kata Mas Fathan.


"Cie..cie ada yang perhatian nih." Aryo kembali meledek.


Rapat terus berlanjut sampai selesai. Aku yang awalnya semangat jadi malas. Karena ledekkan Aryo tadi membuatku jadi perhatian anggota lain. Serasa tertangkap basah gitu kalau salah tingkah.


"Mau lewat mana, Syan?" suara Mas Fathan kembali mengagetkanku. Aku yang sedang memutar motor pun terhenyak, untung bisa segera menyeimbangkan badan.

Peta JodohTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang