Dinika Musliamadina.
Betapa bersyukurnya diriku atas nama yang kedua orang tuaku beri ini. Kenapa? Karena secara sengaja atau tidak mereka telah mengenalkan sebenarnya kehidupan lewat nama itu.Islam adalah agama yang indah setelah aku ketahui akhir-akhir ini dari komunitas-komunitas penguat dan penegaknya. Bukan berarti sebelumnya aku tidak mengetahuinya tapi karena rasa kesadaranku kurang. Aku akui juga keimananku ini masih sering rapuh dan belum pernah naik level. Astagfirullah.
Tapi kini aku berjanji tidak akan kembali pada masa lalu gelapku. Gelap dari cahaya agama yang sudah dikobarkan lebih dari 5 abad ini.
Aku seringkali iri pada mereka-temanku yang sudah duluan naik level. Kenapa tidak pas aku SMP saja menemukan ini mungkin aku akan terhindar dari yang namanya pacaran. Atau kenapa tidak pas SMA agar aku lebih fokus belajar dan tidak tergerus ombak mainstream.
Memang semuanya terdengar terlambat. Sudah banyak dan menyebar foto selfie-ku, sudah banyak yang melihat tulisan hati tidak pantas dibaca punyaku itu, dan sudah banyak laki-laki yang melihat rambut bahkan auratku. Astagfirullah. Sedih dan menyesal memang.
Tapi Din, Allah ngga pernah bilang terlambat gitu! Betapa baik Dia yang ada hanya kata "TIDAK terlambat untuk bertaubat".
Ustad juga pernah bilang kalau hidayah itu datangnya dari Allah dan memang akan datang saat timingnya pas.
Well sekarang aku sudah mendapatkan hidayah itu. Pakaianku sudah semakin benar, banyak ilmu yang sudah aku kaji dan ketahui. Satu hal saja asal kamu tidak boleh balik lagi jadi diri kamu yang dulu. Itu namanya kemunduran!
Oke mantapkan niat untuk menjadi the new me dan taat. Gausah malu niru kebaikan orang. Gausah gengsi-gengsian lagi. Ikhlas, sabar, tawakal itu kunci kehidupan. Kamu hafal itu kan yang banyak dipake dp BBM!
KAMU SEDANG MEMBACA
DINIKA
SpiritualAku bukan terlahir dari keluarga yang paham betul tentang agama. Tapi entah mengapa sejak SD aku sudah tertarik bahkan terobsesi dengan Silmi Kaffah