Sebenarnya ceritaku moving on to hijab ini sedikit karena pengaruh temen waktu SMA. Hubunganku baik sama dia tapi entah mengapa aku iri saja melihatnya begitu dihormati banyak orang. Ya so pasti karena dia sudah berhijab panjang, aktif organisasi, pintar waktu dikelas dulu, dan.... istiqomah!
Dulunya agak gengsi kalau niru gamisnya yang dia pake. Tapi sekarang ngga kok Insya Allah hehe.
Dan ceritanya juga, aku dapet motivasi dari temen-temen kuliahku yang kebanyakan berhijab syar'i. Well ini sih sedikit curhat yah. Lebay iya. Apalah!!
Satu semester sudah aku rampungkan. Perkuliahan disemester genap tinggal beberapa hari lagi. Sudah banyak pemberitahuan di media sosial untuk segera melunasi pembayaran. Tiba-tiba aku teringat akan hal itu. Liburan amat tidak terasa karena aku banyak mengisinya dengan kajian di universitas-universitas atau tempat lain.
Oke besok berarti aku harus ke kampus tuntasin hal itu."Semoga perkuliahan disemester dua mendatang lurus dan tidak ada halangan seperti aku dapati di semester sebelumnya. Amin" Demikian tulisku di akun sosmed.
Paginya, aku ke kampus pergi untuk membayar setengah dari total biaya perkuliahan satu srmester. sengaja tidak kulunasi semuanya.
Aku adalah anak pertama dari tiga empat bersaudara. Adikku Hana duduk dibangku SMP kelas tiga, Maya kelas 4 SD, dan Safa di TK.
Orang tuaku bisa dibilang mampu untuk membiayai kuliah dan sekolah adik-adikku. Karena ayahku masih bisa membuka usaha produksi yang skalanya lumayan besar dan memang usia mereka pun belum menginjak tua. Tapi entah mengapa aku enggan saja dibiayai dan menerima uang pemberian orang tuaku itu. Aku lebih senang mencari keinginanku sendiri tanpa bantuan orang tua.
Oya ada satu hal yg selama ini mengganjal di hati. Tentang Hijab!
KAMU SEDANG MEMBACA
DINIKA
SpiritualAku bukan terlahir dari keluarga yang paham betul tentang agama. Tapi entah mengapa sejak SD aku sudah tertarik bahkan terobsesi dengan Silmi Kaffah