Part 1

0 1 0
                                    

Assalamualaikum ibu! Dira pulang ! teriak Dira yang baru saja tiba di rumah setelah mengikuti kegiatan kuliahnya di kampus mengingat sebentar lagi akan dilaksanakan ujian semester, dengan rasa lelahnya iya memasuki rumah dan mencari sosok ibunya

waalaikumsalam, Ra jawab ibu Fatimah menghampiri Nadira tiba dari arah dapur dan Nadira pun segera menyalimi ibunya itu, Fatimah adalah ibu dari Nadira dan Dafri, beliau sosok seorang ibu yang bijaksana dan selalu menasehati anaknya dengan lembut namun tegas untuk anak anaknya.

Nadira Zahra Fadillah adalah putri sulung dari Fadilah Rivan dan Fitri Aisyah, Nadira sering dipanggil Dira baik oleh keluarganya ataupun teman – temannya, Nadira memiliki satu orang adik laki – laki bernama Dafri Zafir Fadilah, meskipun bukan dari keluarga yang kaya raya,namun keluarga Fadilah ini keluarga yang berkecukupan, menjalani hidup biasa saja seperti pada umumnya, keluarga Fadilah dikenal tetangganya sebagai keluarga yang harmonis walaupun tidak dipungkiri masalah selalu datang menghampiri keluarga mereka, dan mereka dikenal dengan sosok mereka yang rendah hati sopan, ramah pada siapa pun dilingkungannya.

kamu ini Ra kebiasaan banget suka teriak - teriak, kamu tidak malu kalo sampai tetangga dengar! omel Fatimah pada putrinya

Iya deh maaf ya bu , dira kelepasan bu hehe Nadira dengan cengengesan, Fatimah dibuat heran dengan kelakuan putrinya itu padahal dia sudah menginjak usia yg cukup dewasa tapi tingkahnya masih saja seperti anak kecil,

sekarang kamu ke kamar mandi dan ganti baju dulu setelah itu kita makan siang bertiga,Tolong sekalian panggil Dafri ya ra tutur Fatimah karna jika tidak di ingatkan seperti itu Nadira tidak akan segera mengganti bajunya dan mandi, bisa sampai malam dia tetap menggunakan pakaian yang ia kenakan saat kuliah sepanjang hari sampai malam tiba nanti.

Setelah Nadira selesai dengan ritual mandinya dan rapi dengan baju santainya, Nadira segera memanggil adiknya untuk segera makan siang, Daf, udah dulu main gamenya turun dulu kita makan udah ditunggu ibu sama ayah dibawah, kamu ini main game mulu kerjanya! panggil Nadira pada adiknya sambil sedikit membuka sedikit pintu kamar adiknya tanpa mengetuknya terlebih dahulu , sehingga membuat adiknya sedikit kesal

Ck! Bisa nggak sih kak, ketuk pintu dulu, kalau aku lagi nggak pakai baju bagaimana ? dengan kesal Dafri menjawab kakaknya, dia bukan tidak mau kakanya masuk ke kamarnya, tapi dia gak suka karna kakanya terlalu cerobah, untung sekarang kakanya itu mendatangi kamar nya, kalo yang kakanya datangi itu kamar orang lain bagaimana, dan terjadi hal yang tidak diinginkan bagaimana.

Ya udah sih, maaf lagian siapa suruh kamu gak kunci pintunya, jadi ini bukan sepenuhnya salah kakak, dan bukan cuman kaka yang ceroboh tapi kamu juga ya Daf ! Jawab Nadira tak kalah kesalnya, dengan tatapan sengitnya pada adiknya,

Ngapain masih disini kak? Udah sono duluan aja nanti aku nyusul mau ganti baju dulu ! ucap Dafri menyuruh Nadira untuk turun terlebih dahulu, tak lama Nadira pun berlalu dari kamar adiknya itu.

Kini dimeja makan keluarga Fadilah berkumpul, mereka menikmati makakan mereka dengan tenang dan tidak jarang diwarnai kegaduhan siapa lagi kalo bukan bersumber dari Dafri dan Nadira entah itu rebutan gelas lah, rebutan mengambil makanan dan lain halnya yang terkadang sampai membuat salah satunya kesal.

Setelah selesai santap siang keluarga itu berkumpul diruang tengah, mereka sibuk dengan kegiatan masing – masing, sehingga suasana ruangan tengah menjadi hening, tak lama suara Nadiri memecahkan keheningan, dia hendak meminta izin kepada orang tua nya untuk menghadiri rapat yang akan digelar organisasi yang dia ikuti dilingkungan sekitar rumahnya,

Bu, Yah, sore ini Dira ada rapat di majelis, jadi Dira izin pergi ya nanti sore, karna akan mengadakan program untuk kegiatan majelis di bulan depan, nanti mungkin akan pulang malam, tapi ibu dan ayah gak usah khawatir Dira nanti barengan kok sama penjaga penjaga nadira! Ucap Dira pada orang tuanya, dengan muka penuh harap agar orang tuanya mengizinkan untuk mengikuti rapat tersebut, karna kebetetulan dia juga punya tanggung jawab yang cukup penting sebagai sekertaris di organisasi tersebut.

Tak Menjadi Takdir KuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang