Di sinilah si bungsu Alvarendra berada, ruang operasi. ketika mengalami kecelakaan tubuhnya banyak mengeluarkan darah dan kepalanya terbentur cukup kuat karena memang waktu kejadian Galvin tidak mengenakan sabuk pengaman yang menyebabkan anak itu mengalami kondisi yang lumayan parah sekarang.
Di luar ruang operasi, ada keluarga Alvarendra yang senantiasa menunggu anak itu selesai operasi dan bisa kembali seperti sedia kala. tidak ada satupun dari mereka yang terlihat baik-baik saja. semuanya kacau.
Kyler terduduk lesu di lantai, dengan punggung yang bersender pada tembok. tatapan nya kosong. pikiran nya benar-benar berkecamuk. sedari tadi ia terus mencemaskan kondisi sang adik. bahkan pakaiannya belum ganti sejak dia membawa adiknya ke rumah sakit. pakaian nya masih di lumuri noda darah Galvin.
Kondisi Liam juga tak jauh berbeda dari si sulung. sejak mengetahui adik bungsunya mengalami penculikan dan berakhir kecelakaan, ia langsung meninggalkan meeting nya dan bergegas menyusul ke sana. dan sekarang dia hanya bisa berdoa untuk kesembuhan sang adik.
Sedangkan si kembar? Ken sibuk menenangkan Kai yang terus menangis histeris karena takut kehilangan adik nya. mereka juga tak sempat mengganti seragam sekolahnya.
Adelard menatap keempat anaknya yang terlihat seperti orang tak bernyawa, membuat dirinya tambah cemas. apalagi ketika dia tau kalau si bungsu harus segera di operasi demi keselamatan anak itu. ia benar-benar tak menyangka kalau kejadian tragis ini akan menimpa Galvin. ia merasa tidak becus menjadi seorang ayah, karena sudah lalai menjaga si kecil.
Sayang, aku mohon jangan ambil Galvin dari kami. kami masih ingin membahagiakan nya. aku mohon jangan ambil dia~batin Adelard pada Siena.
"Adek hiks abang mohon jangan tinggalkan abang hiks" Kai menangis terus menatap pintu ruang operasi. berharap adik nya akan cepat pulih dan kembali bersama mereka.
Ken mengusap punggung kembaran nya, mencoba menenangkan Kai walaupun sekarang dia juga dilanda ketakutan. "Tenanglah, aku yakin adik akan baik-baik saja. kau tau kan adik itu kuat? jadi aku yakin, adik akan selamat"
Kai hanya mengangguk sebagai jawaban.
Kyler tersenyum tipis, mengingat kejadian tadi pagi dimana Galvin mengajak dirinya untuk beli es krim ketika pulang sekolah. tapi ternyata takdir berkata lain. lihatlah, adiknya sekarang malah masuk ke rumah sakit dalam keadaan tidak baik-baik saja. Kyler masih merasa kalau ini semuanya adalah mimpi buruk. siapapun tolong bangunkan Kyler dari mimpi sialan ini!
"Tidak, dia tidak boleh meninggalkan ku" gumamnya.
Mendengar gumaman dari si sulung,
Liam menepuk pundak pemuda itu dengan pelan. membuat Kyler menatap nya."Galvin akan baik-baik saja. percayalah" ujar Liam.
Kyler menundukkan kepalanya dengan mata berkaca-kaca. ini semua salah dirinya. karena dia tidak berhasil menyelamatkan adiknya itu dari tragedi tadi, yang membuat Galvin diambang kematian.
"Maaf" lirih Kyler, namun masih terdengar jelas di indera pendengaran yang lainnya. membuat pemuda itu menjadi pusat perhatian para adik dan daddy nya.
"Maaf" ucap Kyler lagi, dengan tubuh yang bergetar.
Adelard menghampiri si sulung, mengelus rambut sang putra. kali ini Kyler hanya diam di perlakukan seperti itu. karena biasanya dia selalu menolak.
"Kenapa kau meminta maaf boy? ini bukan salah mu"
"Iya kak, ini bukan salah kakak" ujar Ken.
"Ini salah abang karena abang tidak becus menjaga adik kalian. maaf" lirih Kyler lagi, menatap mereka dengan air mata yang sudah membasahi pipinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Galvin Malvelino ( S1 & S2 )
Novela JuvenilGalvin Malvelino adalah remaja berusia 15 tahun yang tidak pernah membayangkan kalau ternyata dia adalah anak bungsu dari keluarga mafia yang bermarga Alvarendra yang selama ini telah hilang dan di cari-cari oleh keluarganya. Galvin yang dasarnya me...