Part. 3

118 8 1
                                    

Author POV.

Li Jiang Cheng tanpa sadar menghelai nafas lega di dalam hatinya saat tubuhnya di sudah berbaring di ranjang kapas keras.

"Lu tua bagaimana jika kita memanggil Dokter ke sini ?"

"Ya tunggu saya anak ku sedang memanggil Dokter ke sini saat kita mengangkat guru muda itu tadi" balas pria itu.

Uuhhh....

Li Jiang Cheng pura-pura mengeram sambil membuka matanya secara perlahan.

Kedua pria paruh baya itu langsung menatap kearah Li Jiang Cheng.

Mereka tersenyum lebar saat melihat pemuda tampan itu bangun.

"Ya Dewa Sarjananya muda itu bangun" kata We Donglin ayah dari We Ling yang menyelamatkan Li Jiang Cheng dari hutan.

"Aku hampir saja mati ketakutan, ku pikir dia tidak akan bangun lagi" gumam Lu Baehon kepala desa Huan.

Bagaimana pun seorang guru sangat di hargai pada zaman ini, apalagi dia adalah seorang sarjana berbakat dari universitas luar negeri.

Tentu saja kedudukan lebih besar tinggi dari kepala desa biasanya seperti dirinya.

"Guru muda apa anda merasa tidak nyaman atau pusing ?" Tanya We Donglin.

"Tidak aku baik-baik saja, tapi di mana ini ? Dan siapa para paman ini ?" Tanya Li Jiang Cheng.

"Wow lihat itu Lu tua dia bisa bahasa kita, nak kau dari kota kekaisaran bukan ?" Tanya Lu Baehon.

"Iya, aku di kirim ke Desa Huan untuk menjadi guru sementara untuk para petani dan anak-anak di desa Huan" Jawab Li Jiang Cheng bohong.

"Oh Nama ku We Donglin dan ini Lu Baehon dia adalah kepala desa Huan dan kedua putri ku tadi menemukan mu di hutan gunung, Apa yang kau lakukan hingga bisa sampai ke hutan ?" Tanya We Donglin.

"Aku terjatuh saat turun dari kereta Sapi" jawab Li Jiang Cheng asal.

"Ya ampun harusnya kau meminta orang pusat untuk menemani mu, kamu adalah lulusan luar negeri keselamatan mu sangat berharga untuk masa depan negara ini" kata Lu Baehon.

"Lulusan luar negeri ? Benarkah? Negara mana ?" Tanya We Donglin semangat.

"Iya paman aku dari universitas di Imperium Britania - London dengan gelar Megister" kata Li Jiang Cheng.

Tentu saja di kehidupannya dulu sebagai Nara, Li Jiang Cheng memang pernah bersekolah di luar negeri tapi bukan di London melainkan di Amerika Serikat.

"Oh hebat, Lu tua ini pertama kalinya aku bertemu dengan bahasa mahasiswa lulusan luar negeri" kata We Donglin semangat.

"Ya ini juga pertama kali untuk ku kedatangan tamu kehormatan" kata Lu Baehon tak kalah semangat.

"Ayah Dokter Gu sudah datang bersama Lu Sensen" kata We Ling.

Gadis manis itu tersenyum lebar saat melihat Li Jiang Cheng sudah bangun.

"Guru muda siapa nama mu ?" Tanya We Donglin.

"Nama ku Li Jiang Cheng, Paman bisa memanggil ku Jian atau Cheng" kata Li Jiang Cheng.

"Bagaimana bisa aku memanggil mu seperti itu, kamu akan membawa keberuntungan di desa kami jadi aku dan Lu tua harus menghormati mu" kata We Donglin.

"Ya ayah ku benar guru Li, ayo istirahat lah lagi ibu ku akan membuatkan mu bubur" kata We Ling.

"Terima kasih" balas Li Jiang Cheng.

"Ayah aku membawa dokter Gu seperti yang kamu minta"

Seorang gadis cantik masuk kedalam kamar kecil tempat Li Jiang Cheng tidur dan tersentak kaget saat melihat Li Jiang Cheng.

Wajah cantiknya langsung memerah malu dengan tatapan naif membuat Li Jiang Cheng bingung.

"Ya ampun pria tampan ini adalah guru muda yang di kirim ke desa Huan kami ?" Li Jiang Cheng menatap kearah pria paruh baya yang masuk dengan gadis muda.

"Oh Gu tua masuk dan periksa lah keadaan guru muda desa kita" kata Lu Baehon senang.

Sejak kabar guru muda berbakat datang ke desanya dia selalu menyombongkan guru muda itu ke desa-desa tetangga di desanya.

"Baiklah... baiklah" balas Dokter Gu sambil tersenyum.

Li Jiang Cheng hanya menurut saat di periksa oleh dokter tua di depannya.

"Guru muda bisakah kau buka baju mu, aku ingin memeriksa tubuh mu" kata Gu Xiodang.

Wajah Li Jiang Cheng langsung memerah membuat gadis muda yang tadi masuk dengan Dokter Gu memekik pelan.

'Bodoh kenapa reaksi mu seperti itu, kau sekarang laki-laki jadi jangan menunjukkan reaksi berlebihan atau mereka akan curiga padamu' umpat Lao di kepalanya.

Li Jiang Cheng langsung tersadar dari pikirannya dan membuka bajunya dengan perlahan.

"Ya dewa"

We Ling dan Nyonya We yang mengintip di pintu tanpa sadar bergumam saat melihat otot-otot kekar di tubuh putih lembut itu.

"Ibu lihat otot perut dan lengannya itu, bahunya juga sangat lebar, tubuhnya berkali-kali lipat lebih bagus dari pria di desa kita" bisik We Ling.

"Huss lebih baik kau diam saja jangan sampai suamimu mendengarnya" balas Nyonya We.

Lu Sensen menutup mulutnya yang hampir saja berteriak saat melihat Li Jiang Cheng membuka bajunya.

"Jaga mata mu Sensen, dia adalah guru di desa kita" kata Lu Baehon.

Ya walaupun dia harus mengakui jika tubuh Li Jiang Cheng memang sangat bagus, anak laki-lakinya yang sudah bekerja di ladang selama bertahun-tahun pun tidak memiliki tubuh sebagus itu.

"Dia Sarjana muda atau seorang tentara, tubuhnya sangat bagus kulitnya pun sangat putih dan bersih" kata We Donglin pada Lu Baehon.

"Aku juga tidak tahu" balas Lu Baehon.

"Baiklah tidak ada sakit yang parah cuma lecet di punggung mu saja" kata Dokter Gu.

"Terima kasih dokter" kata Li Jiang Cheng.

"Ya tidak masalah, aku akan memberikan mu obat salep dan untuk 2 hari kedepannya kamu harus istirahat dengan baik untuk mengembalikan kondisi tubuhmu seperti sedia kala" kata Gu Xiodang.

"Jika nanti tubuh mu ada yang sakit cari saja aku, biar aku periksa lagi ke rumah sakit kota" kata Gu Xiodang lagi.

"Baiklah Dokter" balas Li Jiang Cheng.

"Ayo semua keluar biarkan guru muda ini istirahat dulu, dia butuh banyak istirahat untuk sekarang" kata Gu Xiodang.

Lu Baehon dan We Donglin menganggukkan kepala mereka sambil melangkah keluar dari kamar, Lu Baehon juga tidak lupa membawa putrinya yang tidak melepaskan tatapan dari Li Jiang Cheng sejak tadi.

"Ah akhirnya pergi juga" gumam Li Jiang Cheng.

Li Jiang Cheng bangun dari tidur dan berjalan kearah kaca buram di dekat lemari kecil tua di samping tempat tidur.

Dia tersentak kaget saat melihat wajah dan tubuhnya yang terlihat sangat tampan dan penuh otot.

"Wow...jadi ini rasanya lihat orang ganteng" gumam Li Jiang Cheng.

Dia memperhatikan wajah tampan di depannya, hidung mancung, mata hitam tajam dengan alis tebal, rahang tegas dan bibir berwarna pink dengan kulit putih bersih.

Tubuhnya pun tidak kalah bagus, perutnya sekarang memiliki roti sobek enam susun, otot-otot lengan yang kekar dan indah serta pundak lebar dan kokoh.

"Wow...gila gua ganteng banget" gumam Li Jiang Cheng.

Lao "....."

'Apa semua manusia memang aneh' pikir Lao.


..........

TBC

Back to the 1970sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang