Hari ini hari yang melelahkan sekaligus menyenangkan bagi Riku. Dapat menghabiskan waktu di rumah dengan anak-anaknya karena akhir-akhir ini Riku begitu sibuk dan tak sempat menghabiskan waktu bersama.
"Bagaimana sarapan tadi? Papa jarang memasak jadi tidak mahir dalam memasak."
"Enak!" Jawaban serentak diserukan kecuali si paling bungsu, Tamaki.
Tamaki hanya menjawab dengan lesu karena masih lemas.
Tadi, si bungsu Tamaki sempat tenggelam di dalam bathtub beberapa detik menyebabkan hidungnya merah dan menjadi tersumbat. Namun di satu sisi juga ia senang karena dimandikan oleh sang papa.
"Tamaki, apakah hidung mu masih tersumbat? Maafkan papa tidak dapat menjaga mu dengan baik." Ah, Riku merasa menjadi ayah yang buruk bagi mereka. Baru sebulan mereka bersama dan Riku sudah teledor menjaga anak bungsunya.
"Mnhhh." Tamaki mengangguk.
Ahhh, kenapa anakku semanis ini?
Riku tak bisa menahan diri lagi. Ia mengecup hidung Tamaki, berharap agar hidungnya tidak tersumbat lagi.
"Yamato-Kun, tolong ambilkan tisu." Nama Yamato yang disebut, namun tatapan nya tertuju pada Sougo. Sontak hal tersebut membuat kedua anak itu bingung.
"A-apa itu aku?" Tanya Sougo menunjuk dirinya sendiri.
"Ya!" Sougo hanya menghela nafas panjang. Tidak apa, mereka semua terbiasa dengan itu.
Kebiasaan ceroboh dan pelupa Riku membuat anak-anaknya kerepotan.
Riku mulai menyuapi Tamaki dengan bubur lalu membersihkan dagu Tamaki yang di penuhi air liur.
"Baiklah, sekarang giliran Iori. Eh, Iori dimana?" Riku mengedarkan pandangannya dan mendapati balita dengan surai Raven itu sedang duduk manis di sofa sembari memeluk boneka yang dibelikan Riku tadi dengan erat.
Riku mulai berpindah tempat di samping Iori tanpa itu balita sadari.
"Iori-kun?" Riku yang menyadari anaknya tak menyadari kehadirannya memanggil anak itu dengan lembut. Iori menatap Riku dengan seksama lalu tak lama kemudian merentangkan tangannya, minta dipangku.
Riku hanya terkekeh geli lalu mulai memangku Iori dan mulai menyuapinya.
Saat sedang menyuapi si balita, suara bel apartemen nya berbunyi, menandakan jika ada orang yang ingin bertamu.
Saat ingin menurunkan Iori dari pangkuannya, balita kecil itu malah memeluk erat lengan Riku dengan raut wajah marah. Melihat itu, bukannya takut, Riku malah tambah gemas dengan Iori. Mengecup seluruh wajah bulat Iori.
"Siapapun, tolong bukakan pintu. Sepertinya itu paman Banri, tapi tolong pastikan dulu lewat interkom ya!" Mendengar itu, Mitsuki dan Nagi berinisiatif membukakan pintu untuk sang papa.
Mitsuki mulai menekan tombol interkom, tak lama setelah itu, wajah sang paman atau manager Riku terpampang dilayar.
"Paman!"
"Sepertinya ini Mitsuki, ya? Tolong bukakan pintu untukku." Pintu itu dengan susah payah dibuka oleh Mitsuki.
Mitsuki dapat melihat penampilan pamannya dengan bingung. Tidak biasanya Banri memakai pakaian kasual. Biasanya manager sang ayah selalu memakai pakaian formal, bahkan biasanya jika pamannya berkunjung, dia akan tetap memakai pakaian formal.
Oh, ngomong-ngomong soal pakaian kasual yang dipakai Banri. Banri memakai celana jeans hitam dan sweater coklat. Sangat cocok dan membuatnya semakin tampan.
"Selamat siang, Nagi, Mitsuki. Apa yang papa kalian sedang lakukan?" Banri mensejajarkan tingginya dengan Mitsuki.
"Papa sedang menyuapi Iori." Banri hanya mengangguk lalu merogoh kantong di celananya dan memberikan sebungkus permen untuk Mitsuki dan Nagi.
Riku yang sedang sibuk menyuapi anaknya tersentak dengan kehadiran Banri dibelakangnya.
"Riku... Jangan bilang kau lupa?" Banri menatap mata Riku dengan intens.
Riku dilanda kegugupan hanya bisa tersenyum paksa lalu berkata, "hehe, maaf. Aku sibuk menghabiskan waktu dengan Nanase mini!"
"Kita sudah berjanji akan kencan di taman sejak bulan lalu..." Banri hanya bisa menghela nafas lelah.
"Aku benar-benar minta maaf, Banri-san. Bagaimana jika kita membawa anak-anak juga?"
-
Dan...
Mereka atau lebih tepatnya Riku, berakhir membawa anak-anaknya ketaman.
Banri sibuk membawa barang bawaan dari mobil, sedangkan Riku dan anak-anaknya sibuk mencari tempat yang sepi.
"Whoa!!!" Mata Tamaki berbinar senang ketika melihat taman yang dipenuhi banyak bunga. Seketika Tamaki meraung-raung ingin turun dari pelukan Riku.
"T-tamaki!" Riku yang tidak kuat pun melepaskan Tamaki yang berlarian kesana kemari diikuti oleh bocah-bocah lainnya.
"Hah... Mitsuki, tolong jaga mereka sebentar!" Seru Riku dari jauh lalu dibalas dengan jempol tangan Mitsuki.
Riku mulai menggelar kain berwarna putih di rumput lalu merapihkan nya dan di ikuti oleh Banri yang susah payah membawa barang bawaan.
Banri menaruh setiap barang bawaan di setiap sudut kain, bermaksud agar kain tidak berantakan.
Sedangkan Riku sibuk menata piring yang sudah terisi kue lalu menuangkan minuman pada gelas yang ia bawa dari rumah.
"Yamato-Kun! Tolong panggil semua adikmu ke sini!" Sang anak berjalan malas dan memanggil semua adik-adiknya.
Satu orang dewasa, satu remaja, dan enam anak-anak menikmati liburan mereka dengan canda tawa. Terlihat seperti keluarga bahagia, ya?
-
Satu persatu mulai memasuki mobil dan Banri sibuk memasukan barang-barang kedalam bagasi mobil. Banri pun mulai menyusul masuk ke mobil bagian mengemudi.
"Apakah semuanya siap?" Seru Banri dan dibalas sahutan lemah dari anak-anak.
"Eh? Kenapa lesu sekali?"
"Aku masih ingin bermain..." Ucap Nagi lemah dan di setujui yang lainnya.
"Kita masih bisa kesini lain waktu. Sekarang saatnya kembali dan beristirahat" tutur Banri lembut.
Banri mulai menjalankan kendaraan roda empat itu dengan kecepatan sedang. Sudah 20 menit perjalanan dan seisi mobil begitu sunyi membuat Banri heran. Riku yang duduk disebelahnya pun sedari tadi pun tidak mengeluarkan suara sama sekali.
Banri mengedarkan pandangannya pada Riku dan anak-anak.
Ahh, mereka tidur. Pikir Banri.
Banri hanya bisa tersenyum tipis. Mereka sepertinya kelelahan.
H-halo, hehe.
Nyelip dikit Banri x Riku, gpp kan?😃😃
Aku pengen Banri x Riku nyelip dikit gt buat kedepannya, tapi gk sampe pacaran atau skinship berlebihan. Mungkin lebih kyk adegan mama papa gt i think??Kalo kalian mau, bisa komen biar aku tau apakah kalian suka atau enggak. Klo kalian merasa keberatan, gpp bilang aja, biar adegan nya aku takar seberapa byk biar gk keliatan bngt nyelipnya.
Semuanya tergantung dari kalian.
Udh segitu aja dulu.
Salam hangat, Clayrie.

KAMU SEDANG MEMBACA
Idol! | IDOLiSH7
FanfictionPerjalanan Nanase Riku sebagai solo Idol sembari mengurus keenam anaknya. Cerita ini terinspirasi dari anime Oshi No Ko namun versi terangnya. Jadi ini alur nya bakal soft dan tidak ada Riku mayat kayak Ai. Slow update