0.3

826 105 37
                                    

"Si.. siapa itu namanya? Ah anjir gue lupa nama dia."

"Siapa si? Lo mau sebar gosip aja pake segala lupa nama."

Milo hanya mendengus pura-pura tak dengar. "Itu anjir siapa? Gue lupa nama dia?" Tunjuk Milo pada orang yang baru saja masuk ke kantin.

"BOS LO, SETAN!" Kesal Galaksi akhirnya menabok Milo. "Kerja udah mau berapa tahun, tapi nama bos sendiri gak tau."

"Ya intinya tuh orang gak akan gue anggap bos!" jawab Milo ngasal yang sukses mendapatkan tanda tanya dari beberapa orang.

"Kenapa?" tanya Arlo sambil memberikan makanan yang ia bawa pada Milo.

"Alo, kata gue biarin Milo ambil makanannya sendiri. Gue kasian sama nasib tangan dan kaki dia yang gak di anggap, kecuali pas lagi serius buat urusan duit," sela Janu miris.

Milo ini tangan dan kakinya lengkap, tapi apa-apa jadiin Arlo babu. Tadi aja ke kantin di gendong Arlo karena kakinya kesemutan. Kesemutan doang, bukan patah tulang.



"SIRIK TANDA TAK MAMPU!"



"LO YANG GAK MAMPU, SETAN!"

Terus gak lama Milo diem. Mental dia terpental dan tertendang. Udah dua kali dikatain setan sama dua oknum yang berbeda. Satu sama Galaksi, satu lagi sama Daniel. Emang ada setan secakep dia? Emang ada setan yang sekaya dia? Kalau ada juga pasti tetep gantengan Milo.


"Gak papa. Ini aku yang pengen kok, bukan Milo," jawab Arlo seadanya.

Janu minum kopinya terus natap Arlo prihatin. "Jangan gak papa mulu, sekali-kali say anjing dan bangsat!"

"STOP NGAJARIN ANAK GUE BAHASA GAK BENER YA, ASU!"

"ARLO BUKAN ANAK LO!"

"UDAH GUE ANGGAP SEBAGAI ANAK SEJAK DIA JADI BESTIE GUA DARI JAMAN JIGOT!"

"Jadi, Arlo itu anak lo atau bestie lo?" Tanya Niko penasaran.

Niko ini baru masuk ke kantin langsung nimbrung sama mereka. Nitip makanan ke Erric dengan iming-iming basreng 2 bungkus.

"Kalau bisa dua kenapa harus satu?" Kata Milo sok dewasa yang langsung di tampar pelan sama Galaksi.

"Halahh," 'kata Daniel mendelik sebal."lo bawa apa, Nik?" Tanyanya tiba-tiba membelokan topik.

"Basreng. Milo beli gak? Sisa dua lagi yang balado, rasa lain udah abis. Biasanya Arlo suka beli tuh yang rasa balado." Jawabnya santai.

Erric bisa nanti lagi, jilat tuan muda kapan lagi?

Milo mengernyit. "Lah? Napa nawarin ke gue dah? Itu Alo di samping lo."

Niko meringis langsung menoleh pada orang di sebelahnya yang asik makan tak peduli pada keributan di mejanya. "Beli gak, Alo?" Katanya sambil sebelah mengedipkan matanya.

"Apa sih?" Arlo bingung sendiri dengan kening berkerut langsung merapihkan makanannya dan pindah ke samping Milo mengeser posisi Galaksi.

Tiba-tiba aja Arlo merinding, di kasih kedipan sama Niko terkadang bikin takut.

"Lo apain anak gue?"

"GAK GUE APA-APAIN! MASIH SUCI ANAK LO GAK DI SETUH SAMA NAJIS!" Katanya kesal mendadak di tuduh. Emang tampang Niko tampang penjahat? kan enggak. Tampang Niko kalau boleh jujur mirip artis. Kali ini melirik ke arah Galaksi.

"Galaksi mau bel-"

"Muak gak? Gue muak pake banget rill no pek pek." Omelnya galak langsung berdiri dan berjalan lebih cepat meninggalkan 6 manusia tidak jelas.

Mereka tertegun, garis wajah mereka kaku bergitu saja.

"Galaksi kenapa?" Celetuk Erric yang baru saja datang membawa makanannya dengan Niko. Erric ini dari tadi memperhatikan meja mereka sekaligus amukan Galaksi sebelum pergi.

"Biasa, Gue duluan," kata Daniel menimpali yang kini ikut-ikutan pergi.

Janu mengangkat alisnya tenang. Kali ini dia mau libur sambat. Sampai akhirnya hp dia bergetar dengan pop up Message muncul.

Beban: ke ruang rapat, ada rapat penting. Ajak semua anggota.

JANCOK.

"RAPAT BURUAN!" kata Janu kalang kabut.

"Hah? GUE BARU MAU MAKAN!" Protes Erric gak terima.

"TELAN SAMA PIRINGNYA!" Kata Niko juga ikut heboh buru-buru telan makanan.

Mereka ber 4 heboh tak karuan sampai penjaga kantin ikutan heboh terbawa suasana.

"Ck, kenapa kudu lari? Gue benci lari!" Omel Milo ngos-ngosan. Perlu diingat, mereka baru aja beres makan dan langsung lari. Apa gak keram itu perut.

"Mau di gendong?" kata Arlo memastikan yang dibales sama gelengan.

"Yang lain dimana?" tanya Erric tiba-tiba sampai Janu melotot dan menoleh.

"Paling udah di sana." Jawabnya enteng.

"JANU, TUMBEN GAK SAMBAT?" celetuk Arlo nyaring.

"GUE DARI TADI UDAH PENGEN DADAH-DADAH KE KAMERA! GAK SANGGUP GUE PUNYA BOS KELAKUAN BIKIN ISTIGFAR!"

"NIKO, JANGAN BENGONG!" Kata Milo sambil pukul bahu Niko.

"Gue kepikiran omongan Galaksi. Apa besok-besok gue jualan es kul-kul ya?"

TERSERAH



TBC

Takut ada yg gak tau

Takut ada yg gak tau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Budak KorporatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang