4. BEBAL

6 1 0
                                    

Selama jam pelajaran, nara terus saja di ganggui oleh dela dan anna. Kedua gadis itu memang sepertinya fans berat rivan dan antek - anteknya, nara sampai tidak habis pikir dengan mereka berdua. Apa kerennya sih mereka berempat? Cuma hanya paras saja bukan yang tampan? Selebihnya, bahkan tidak ada yang mengetahuinya. 

"Nar, serius nggak si lo diem - diem deket sama rivan? Satu sekolah heboh loh, karena lo tiba - tiba saja di koridor sekolah jalan berdua" jelas dela

Nara hanya diam dan tetap menulis catatan yang diberikan oleh gurunya, ya saat ini kelas mereka sedang tidak ada guru. Dan, yang bikin nara senang adalah ia memasuki kelas paling tentram. Ya, IPA 1. Terkenal dengan ketatnya peraturan yang sudah diadakan di dalam kelas dan sekolah. Siswa/i nya bahkan tidak pernah membuat onar sedikitpun.

Begitu selesai mencatat, nara melihat sekelilingnya. Ah, mereka pada bersantai. Sepertinya jam mata pelajaran pertama kali ini akan freeclass. Lihat saja, sudah hampir 20 menit, gurunya tidak balik lagi ke kelas.

Nara, melihat dela yang beberapa kali melirik sinis nara. Nara hanya terkekeh saja, ya sudah biasa menurutnya dela dan anna melirik dirinya dengan lirikan sinis.

"Apa yang mau ditanya?" Ujar nara

Mereka berdua langsung heboh, namun lagi dan lagi nara membuat mereka kesal.

"Kelarin dulu catatan lo berdua, baru gue jawab pertanyaan lo berdua" ujar nara

Mereka langsung menghela nafas, namun tetap melanjutkan catatan yang tadi sempat terjeda. 

Sudah 10 menit dan mereka baru kelar mencatat. Nara? Gadis itu selama menunggu kedua temannya, sibuk menggarisi poin penting di dalam buku paketnya.

"Nar, udah nih. Ayok gue mau nanya!"

Nara segera membereskan stabilo dan pulpennya ke dalam kostak.

"Tanya, gue jawab" ujar nara

"Jujur sama gue, lo diem - diem deketkan sama rivan?" Ujar anna

Nara menggelengkan kepalanya, "gue nggak kenal dia, nggak pernah lihat dia juga. Baru tadi pagi dan itu pertama kalinya" jelas nara.

Anna dan dela tahu, bahwa nara tidak pernah berbohong apalagi jika menjelaskan sesuatu. Kini, anna dan dela hanya menatap satu sama lain.

"Terus, kok dia bisa akrab gitu sama lo?" Tanya dela

Nara menaikan kedua bahunya, "dia doang, gue nggak."

"Jangan - jangan dia naksir lo nggak si nar? Kayak, naksir udah lama tapi baru berani sekarang buat deketin lo. Ya nggak sih?" Ujar anna

Nara terkekeh, "itu cuma ada di novel anna, jangan ngarang cerita" ujar nara

"Nggak nar, kali ini gue setuju sama anna!" Ujar dela

Nara? Ia hanya terkekeh saja mendengar pendapat teman - temannya. Ah, sudahlah terserah teman - temannya saja. Toh, ia juga tidak peduli.

"Guys! Perhatian, kali ini kita freeclass. Karena guru - guru mengadakan rapat dadakan!" Teriak fajar si ketua kelas IPA 1.

Dela dan anna, berteriak heboh.

"Akhirnyaaa, wuuuuuu huhuyyyyeyyyy" teriak anna.

Membuat satu kelas menggelengkan kepalanya, sudah biasa dengan anna yang sering kali teriak - teriak.

"Eh jar, boleh ke kantin teu? Aing lapar, cacing aing teh pada tetereakan wae" tanya jamal

"Boleh, kita 1 sekolah freeclass kali ini. Guru - guru rapat dadakan" jelas fajar

"Kantin ayo" ajak dela

Nara dan anna mengikuti dela, ya mereka bertiga ke kantin. Seperti biasa mereka akan duduk di kedai esteh langganan mereka, kini anna sudah berdiri segera siap jika kedua temannya ingin menitip.

"Ayo na, sama gue. Nar mau pesan apa?" Tanya dela

"Gue nggak, kalian aja. Gue udah pesen es teh tawar tadi, nih sama ngambil sandwich buah" ujar nara.

Dela dan anna segera pergi untuk memesan, esteh yang nara beli pun sudah datang, kini ia memakan sandwich nya sambil melihat isi ponselnya. Namun, siapa disangka? Bahwa kini ia sedang duduk bersama rivan. Banyak bisik - bisik dari murid lain yang mengusik dirinya, ia berniat melihat sekitar dan, sialnya ia malah melihat rivan yang sedang memandangi dirinya.

"Hai, sorry kalo kaget. Tempatnya sudah penuh, cuma tempat lo aja yang masih ada space. Gue sama mereka boleh disini?" Tanya rivan

Baru saja nara ingin menjawab, anna sudah duluan menjawab.

"Boleh kok boleh banget! Lagian tempat kita spacenya masih banyak nih, cukuplah buat bertujuh" jelas anna.

Rivan terkekeh, "thankyou, sini kalian" 

Ya, akhirnya mereka gabung dalam satu meja. Siapa disangka, kini mereka malah akrab, ah tapi tidak dengan nara. Gadis itu diam saja, hanya mendengarkan obrolan mereka.

"Eh, ini nggak mau saling follow akun instagram?" Tanya rangga

"Wah ide bagus tuh, boleh lah. Yuk, nih username instagram gue @delayn follow ya nanti gue follback!" Girang dela

Kini mereka semua menatap nara, nara yang sadar ia diperhatikan langsung bertanya.

"Kenapa?" Tanya nara

"Instagram lo apa nar?" Tanya rangga.

"Gue nggak main instagram" ujar nara

Membuat rangga, regan, rivan dan devan merasa heran. Jaman sekarang, nggak main instagram. Yakin?

"Bikin lah nar, masa lo nggak kepo main instagram gimana?" Tanya rangga

Nara hanya tersenyum, "gue duluan, thankyou buat tawarannya" ujar nara.

Andaikan anna dan dela, bimbang. Apakah ia harus mengikuti nara? Namun, kesempatan tidak datang dua kali. Kapan lagi, satu meja dengan cowok - cowok famous? 

Begitu anna dan dela ingin berdiri, mereka berdua ditahan oleh rivan.

"Gue boleh tanya sesuatu?" Tanya rivan.

Mereka berdua mengangguk.

"Gue boleh minta nomor nara atau id line nya?" 

"Boleh! Boleh banget, nih nomor nara" ujar anna.

Dela merasa sepertinya tebakan anna kali ini benar, bahwa rivan sudah lama menyukai nara.

Jika di kantin sedang sibuk membahas nara, kini yang dibahas malah asyik membaca novel yang disediakan oleh sekolah.

Ya, kali ini nara membaca novel berjudul 'trauma'. Ah, nara benar - benar takjub dengan si pemeran perempuan di novelnya. Sungguh benar - benar kuat sekali, entah hatinya terbuat dari apa. 

"Semoga saja kekuatan gue sama kayak dia" ujar nara dengan pelan.

Nara tidak sadar, bahwa kini dirinya sudah jauh lebih kuat. Bahkan, hidup di keluarga yang bisa dibilang menyakitkan, nara tidak pernah ada keinginan untuk bunuh diri. Ia selalu mencoba berdamai dengan keadaan.

Apakah itu masih kurang kuat dan sabar?

"Aduh nara, lo gue cariin kemana - mana. Malah ngadem disini!" Kesal anna

"Berisik" ujar bu diding

Anna meringis lalu meminta maaf kepada penjaga perpus itu, karena ia sudah membuat kegaduhan.

Andai, nara? Gadis itu hanya terkekeh kecil. Entahlah, anna sudah sering kali kena teguran hanya karena berteriak - teriak. Namun, tidak ada kapoknya sama sekali. Selalu saja di ulangi, bebal.

TRUST ISSUESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang