Begitu dikasih kunci mobil sang papah, nara langsung bergegas. Ia segera membuka pintu mobil dan menaruh tasnya di sampingnya. Ia, segera pergi dari rumahnya.
Ya, naura memang sangat mahir dalam berkendara. Namun, papahnya tidak membebaskan nara berkendara.
Nara menyetel musik, namun begitu naro hp di sampingnya. Ia melihat sebuah undangan, sebentar mengapa nama papanya berada disana?
Dan, mengapa nama mempelai perempuannya seperti tidak asing?
Ia segera memberhentikan mobilnya di pinggir jalan dan mengambil undangan itu, dengan perasaan tidak karuan.
Ia langsung menelepon anna, untuk memastikan apakah anna mengenal nama perempuan itu.
"Na, sorry ganggu. Lo inget gak, sama wanita yang bernama enzy viska?"
"Sebentar nar, itu nama nyokapnya vika kan?"
"Vika?"
"Iya nar, why? Ada masalah? Halo, nar. Nara, you okay?"
"Ah, iya gue gapapa. Gue inget aja, samar - samar nama tante enzy. Thank You na, gue tutup ya!"
Nara diam, nara tidak tahu harus bagaimana. Apakah, tante enzy menikah dengan papanya? Namun, bagaimana dengan persahabatan mereka? Haruskah nara membenci vika? Ah, rasanya bener - bener aneh sekali.
Ia segera menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi, ia benar - benar tidak percaya.
Begitu sampai di toko buku, ia segera mengambil beberapa kebutuhan yang sudah dicatat.
Namun, lagi dan lagi ia dejavu dengan keadaan ini. Beberapa tahun lalu, ia menyaksikan pertengkaran hebat antara mamanya, papanya dan omanya. Dan, kejadiannya setelah ia pulang dari toko buku.
Ia segera menggeleng - gelengkan kepalanya.
"Nggak nar, lo harus tetap tenang dan fokus"
Nara menghela nafas dengan berat, lalu segera ke kasir dan sedikit melipir ke chatime untuk membeli caramel latte kesukaanya. Ia, sengaja membeli 4 sekaligus dengan menu berbeda. 2 caramel latte dan 2 matcha milk tea.
Selama pesan, ia berpikir keras. Benarkah? Papanya menikah dengan enzy? Yang sudah sangat jelas, bahwa itu orang tua dari sahabatnya?
Haruskah ia membenci vika?
Haruskah ia menjauhi para sahabatnya?
Mengapa?
Mengapa harus sahabatnya?
Setelah keluarganya, haruskah ia kehilangan para sahabatnya?
Dunia, memang lucu.
Minimalnya, kalo mau ngasih bahan bercandaan yang lucu dikit gitu.
"Atas nama nara"
Nara segera ke kasir untuk mengambil pesanan.
"2 caramel latte dan 2 matcha milk tea ya kak"
"Makasih mbak"
Setelahnya ia langsung pergi dari sana dan menuju parkiran, begitu sampai parkiran ia langsung memasuki mobilnya namun tidak langsung pergi. Ia duduk di dalam mobil, sambil memegang undangan yang ia temui, ia segera mengecek di tempat lainnya.
Dan, yang bikin ia shock. Ia menemukan kotak kado dengan berisikan testpack. Tangan nara bergetar hebat, nara terkekeh.
"Wow, sejauh ini?" Ujar nara
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUST ISSUES
Teen Fiction"Nar, gua serius sama lo" "Diem rivan, gue gapeduli. Paham lo?" Rivan khairil, si pria famous namun tidak perduli dengan ke famousannya. Ia hanya peduli kepada Nara Zivanya, si sang pujaan hati, namun sayangnya gadis itu memiliki luka yang sangat am...