3. Black t-shirt

35 4 2
                                        

Mina menduduki bangku yang menghadap ke arah jalanan, tampak gedung kampusnya yang besar dengan banyak mahasiswa/i yang berlalu lalang di depannya. Tanpa ia sadari, matanya menangkap segerombolan pria yang serempak mengenakan outfit jaket kulit bernuansa hitam dengan menenteng tas.

Feelingnya makin kuat tak kala beberapa mahasiswi berhenti dan memotret segerombolan pria-pria itu, dan yang di foto tidak merasa keberatan malah mereka sibuk menebar pesona. Bahkan ada yang sempat berhenti hanya demi berpose.

Oh good, Mina muak banget kalau ada anak-anak itu.

The black t-shirt yang terkenal karena kepopuleran mereka yang tiada tanding di semua angkatan permahasiswa/i semester 4.

Kaum hawa yang sepertinya sudah 85% populasi ngefollow satu per satu akun sosial media dari geng bck t-shirt.

Mina menatap risih ke arah mereka dari balik kaca cafe. Mahasiswi yang ada di satu cafe yang sama dengan Mina pun rela keluar untuk memotret seluruh pria-pria yang di mata Mina hanya segerombolan orang yang tiap harinya mengenakan syle pemakaman.

Sedangkan di depan sana ada Sana :)

Sana yang di tarik oleh Riri dan Belle hanya pasrah tak kala kedua sejoli ini menarik ia ke arah depan gerbang kampus yang sudah penuh dengan mahasiswi.

"ITU NAA, ganteng banget sumpahhh," kata Belle sambil nunjuk-nunjuk.

Tentu Sana tidak dapat melihat objek yang Belle tunjuk di karenakan terhalang oleh banyaknya badan mahasiswi yang lain.

"Pundak orang aja lu kata ganteng, emang sarap." Sindir Sana.

"Anjing lo, buka mata lo itu cowo-cowo jaket kulit anjijirrrrrrrrr," kesal Riri menarik Sana menaiki satu anak tangga supaya penglihatan Sana mampu menangkap orang yang di maksud oleh Belle.

"Anjing Candra.." desis sana yang masih bisa di dengar oleh Riri.

"Candra?"

"Candra siapa?" -Riri.

"Bego, geng cowo itu ada yang namanya Candra buleeee cuy," itu Belle yang katanya tahu semua tentang bck t-shirt ini.

"Ya maap, gw gak kenal semuanya," kata Riri pelan.

"Lu kenal san?" Tanya Riri.

"Ya pasti lah, orang Candra anak orang kaya paket komplit pasti Sana follow, ya gak san?" Tabak Belle.

Sedetik kemudian Sana beranjak menjauh dari kerumunan itu dan masuk ke toilet.

"Anjir si kunyuk kok bisa balik lagi?" pikirnya di depan kaca toilet.

Daripada membuang waktu lama di toilet perempuan itu memilih untuk langsung pergi ke cafe shop yang ada di depan sekarang dia udah bodoamat sama kerumunan orang yang udah menuhin gerbang kampus.

Baru aja berbelok keluar dari toilet badannya langsung tersentak tak kala sebuah dada bidang menyenggol lengannya hingga ia terjatuh.

"Awww" Sana memegang lengannya yang luka kemudian memberi tatapan tajam kepada laki-laki yang ada di hadapannya.

"Woi lu kalau jalan pake mata dong," kata Sana penuh emosi namun enggan berdiri dari duduknya.

Si pria yang memakai kacamata itu cuma diam tanpa sepatakatapun lalu menatap Sana dingin. Beberapa menit berlalu Sana hanya mendesis kesakitan hingga satu tangan pria tiba-tiba berada di hadapannya.

Pria itu mengulurkan tangan kanannya hendak membantu Sana namun, respon Sana sangatlah berbeda dari yang pria itu bayangkan.

Sana menepis tangan itu lalu berdiri mensejajarkan tingginya di hadapan pria itu.

"Lu kira gw gak bisa berdiri sendiri?" Kata Sana nyolot.

"Gw tebak kalau gak gw juluran tangan, lu juga gak bakal berdiri kan?" Pria itu bersuara membuat Sana makin kesal.

"Berisik, mending lu liat deh gara-gara lu lengan gw luka. Lagian ya kalau jalan liat-liat dong!" Kata Sana penuh penekanan sambil nunjukin sikutnya yang udah keluar darah, meski sedikit tapi tetap aja terasa nyeri.

"SANNNNN!" itu si Riri. Riri dan Belle berlari ke arah Sana.

"Maaf ya bang Wil hehehe," kata Riri sambil narik Sana menjauh.

Yang di tarik gak suka, Sana malah ngomel ke mereka berdua.

"Eh anjing, kok malah kalian yang minta maaf ke dia harusnya kan dia minta maaf ke gw," kata Sana sewot.

"Aduh diem dulu, ini luka lo harus di obatin dulu nanti infeksi,"

"Gara-gara tu cowo gw gak jadi nyusul Mina," kata Sana dramatis.

"Nyettt, ini luka lo tinggal di perban lalu lo bisa nyusul Mina," kata Belle.

"Gak deh, gw malu make ginian," kata Sana gak peduli.

"Serah deh." Itu Riri.

—tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 12, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teman KosanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang